Taman Perumnas, Kecamatan Jelutung Minggu pagi (5/2/2017).Foto Asenk Lee Saragih |
Car Free Day Setiap Minggu Pagi di Kawasan Tugu Kotabaru dan Taman Jomblo. Foto Sakti Alam Watir. |
Jambipos Online-Pagi
itu cuaca sedikit mendung dengan angin sepoi-sepoi. Canda tawa tampak
sekelompok anak tengah duduk-duduk menikmati segarnya udara pagi disebuah
ayunan. Namun sebagian anak balita asyik main ayunan dengan orang tua dan
abangnya. Keceriaan anak-anak mewarnai pagi segar pada Minggu pagi.
Begitulah gambaran suasana pagi hari di Taman Perumnas,
Kecamatan Jelutung Minggu pagi (5/2/2017). Setiap Minggu pagi, Taman Perumnas
selalu ramai dikunjungi masyarakat Kota Jambi, khususnya disekitar Kecamatan
Jelutung Kota Jambi.
Suasana ramai juga tampak di kawasan Tugu Monas dan Taman
Jomblo Kotabaru Jambi. Setiap Minggu pagi, wilayah itu sebagai Car Free Day.
Sehingga masyarakat Kota Jambi leluasa menikmati segarnya udara pagi.
Keberadaan Taman itu memanjakan masyarakat Kota Jambi yang selama ini minim
akan fasilitas taman.
Pemerintah Kota Jambi dibawah kepemimpinan Walikota Jambi H
Syarif Fasha, setidaknya telah sudah membangun 12 taman. Diantaranya Taman
Remaja, Taman Jomblo, Taman Tugu Pers, Taman Tugu Adipura, Taman Patung Gajah,
Taman PKK dan Taman yang berada depan Sanggar Batik Seberang Kota Jambi.
Rencananya ke 12 Taman itu akan dilengkapi wifi gratis.
Khusus di Taman Remaja, Pemerintah Kota Jambi akan melengkapi dengan
fasilitas-fasilitas yang bisa dimanfaatkan anak muda. Seperti alat band dan
pendukung panggung lainnya.
Keberadaan sejumlah taman dan tempat kuliner di Kota Jambi juga
akan dilengkapi pengadaan wc water closet (WC) portable. Keberadaan taman dan
tempat kuliner kini sudah banyak dimanfaatkan warga, namun belum nyaman karena
tidak adanya WC.
Selama ini fasilitas umum tersebut tidak dilengkapi dengan
toilet (WC), sehingga pengunjung yang ingin ke toilet menjadi kesulitan. Atas
dasar ini, DKPP Kota Jambi berencana membuat toilet portable disejumlah tempat
tersebut. Sudah ada beberapa titik lokasi yang akan dipasang wc portable
tersebut, baik lokasi taman maupun lokasi tempat-tempat kuliner. Tahun 2016
lalu sudah ada 8 unit pengadaan wc portable.
WC portable itu nanti ditempatkan di beberapa titik taman
dan lokasi tempat kuliner. Lokasi utama yang akan di pasang WC portable adalah
Taman Jomblo (Pedestarian Jomblo) dan juga kawasan pedagang kaki lima kawasan
Kotabaru. Masing-masing ditempatkan dua unit. Keberadaan 12 Taman di Kota Jambi
kini sudah memanjakan masyarakat Kota Jambi.
Sementara Pemerintah Kota juga bersolek dalam memanjakan
pengunjung obyek wisata yang ada di Kota Jambi. Seperti Danau Sipin Jambi,
Hutan Pinus, Sungai Batanghari, Tanggo Rajo dan lainnya.
Danau Sipin juga menjadi salah satu objek wisata di Kota
Jambi. Alamat lokasi dari Danau Sipin ini terletak di Simpang Buluran Kenali,
Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. Lebih tepatnya berada di samping Fakultas
Kedokteran Unja (Universitas Jambi). Menikmati suasana sore dan kehidupan
nelayan, Danau Sipin menjadi lokasi yang tepat.
Walikota Jambi H Syarif Fasha di Taman Jomblo. IST SAW |
Sedangkan Objek wisaya Hutan Kota Jambi juga salah satu
tempat rekreasi keluarga berkonsep alam. Warga Kota Jambi yang menyukai udara
segar dan masih sejuk. Hutan Kota Jambi yang terletak di Mayang Kota Jambi bisa
dijadikan pilihan sebagai objek wisata berkonsep alam.
Kemudian Sungai Batanghari ini merupakan sungai yang
terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang kurang lebih sekitar 800 km yang
mata airnya berasal dari Gunung Rasan. Sungai Batanghari bisa dinikmati di
obyek wisata Tanggo Rajo yang letaknya di depan rumah dinas Gubernur Jambi.
Tanggo Rajo merupakan sebuah kawasan wisata yang terdapat
di Pusat Kota Jambi dan lokasinya berada di pinggir Sungai Batanghari dengan
suguhan kuliner khas Jambi. Tanggo Rajo Kota Jambi sebuah objek wisata terbaik,
khususnya menikmati terbenamnya matahari.
Taman Remaja Kota Jambi |
Satu lagi objek wisata bernuansa alami yang ada di Kota
Jambi yakni Hutan Pinus Kenali. Sulardi Diharjo, Kasi Aneka Fauna Hutan dan
Perhutanan Sosial (AGH dan PS) Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, mengatakan,
Taman Hutan Kenali Km 11 didirikan pada tahun 1961 atas ide dari bapak Ir
Rapiuddin Ahlil dan dilanjutkan oleh Bapak Ir Pramu Wassono Cs Beliau.
Pada saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutan
Provinsi Jambi. Area Taman Hutan Kenali seluas +10 Ha yang terletak di batas
kota dengan Kabupaten Muarojambi. Pengengeloaan Taman Hutan yang kini dijadikan
taman rekreasi dan juga sebagai tempat olah raga, kemping, outbond, pendidikan.
Sebuah taman dengan nuansa alam. Hutan buatan di daerah
Kenali Bawah yang dikenal dengan Taman Hutan Kenali menawarkan suasana lain.
Dengan luas lahan ± 10 ha, kita dapat menikmati indahnya alam Hutan Pinus yang
beralamat di Jl Jambi-Palembang Km 11 Kenali Asam.
Selain pohon pinus, di sini juga terdapat beberapa jenis
pohon yang cukup sulit untuk ditemui di daerah lain seperti pohon bulian, pohon
gaharu dan pohon tembesu. “Dulu namanya Hutan Kenali yang berubah menjadi taman
Hutan Pinus,” katanya.
Taman ini awalnya adalah tempat pembudidayaan tanaman
pinus, yang mulai dibangun pada tahun 1964 dan kemudian berkembang menjadi
taman. Taman ini sering dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa.
Biasanya mereka berkemah atau hanya ingin liburan. Sembari
belajar mengenal pohon yang memang cukup sulit ditemui. Sebagian tanaman yang
dibudidayakan di sini merupakan tanaman khas dari Provinsi Jambi, salah satunya
adalah pohon bulian. Di taman itu dijadikan tempat pelestarian pohon-pohon
langka dan tanaman hutan yang langka.
Taman ini juga pernah dikunjungi oleh Gubernur Jambi,
Pangdam Sriwijaya dan beberapa menteri. Bahkan Ibu Megawati saat menjabat
sebagai Wakil Presiden juga turut serta menanam salah pohon di taman Hutan
Pinus ini.
Untuk berjalan mengelilingi taman, kita dapat mengikuti
jalan setapak yang memang dibuat untuk memanjakan pengunjung. Namun karena
lahan taman ini luas, maka cukup menghabiskan banyak tenaga.
Oleh karena itu, membawa bekal makanan dan minuman adalah
penting diperhatikan. Dan kita dapat beristirahat di pondok-pondok kecil yang
disediakan oleh pengelola, sambil menikmati sejuknya suasana taman.
Kalau mau keliling untuk melihat-lihat situasi tidak boleh
menggunakan kendaraan, jadi untuk berkeliling memang butuh tenaga ekstra karena
areanya cukup luas. Fungsi dari tanama hutan kenali adalah sebagai tempat
penelitian, tempat pendidikan, tempat konservasi. Sebagai tempat rekreasi dan
merupakan tempat pelayanan.
Ada pun jenis tumbuhan yang ada di taman hutan kenali
adalah, agatis (shorea janica), asam kandis (tamarindus indica), balam, bambu
hijau, bambu kuning, bambu betung, belimbing, bulian, dan masi banyak lagi yang
lain.
Intinya jenis tanaman yang ada di sini adalah sebanyak 47
jenis dari pohon langka hingga tanaman hutan lainnya. Selain berwisata,
pengunjung biasanya menjadikan taman hutan ini untuk foto prawedding.
Nyaman dan Bersih
Memang cukup menarik, karena Taman Hutan Kenali ini
dikelola dengan baik. Kebersihan di taman ini juga sangat diperhatikan. Bagi
pengunjung yang ingin berkemah, dilarang menghidupkan api unggun di tempat
sembarangan.
Selain itu banyak juga mahasiswa yang melakukan kegiatan
organisasi ekstra kampus di tempat ini. Kerena di taman Hutan Pinus menyediakan
tempat yang berupa pendopo untuk duduk.
Hutan Pinus Kenali juga bisa dijadikan
sebagai pilihan keluarga dalam mengisi liburan sekolah. Restribusi untuk masuk
ke Hutan Pinus Rp 5.000 per orang. Hal itu dilakukannya untuk menambah
pendapatan ADD.
Taman Hutan Kenali itu adalah taman milik Kota Jambi. Taman
Hutan Kenali itu merupakan wewenang Dinas Pariwisata Kota Jambi. Sementara
Walikota Jambi Sy Fasya mengatakan, ragam objek wisata yang ada di Kota Jambi
yang bisa dijadikan sebagai ruang hiburan saat liburan keluarga. Dari wisata
alam, rekreasi permainan hingga edukasi.
Disebutkan, selain objek wisata yang dikelola Pemerintah
Kota Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi, objek wisata yang dikelola swasta
juga cukup beragam. Seperti objek wisata Kampoeng Radja di Simpang Rimbo Kota
Jambi.
Dilirik Lembaga
Teknologi UI
Gubernur Jambi, H Zumi Zola pernah mendiskusikan
pengembangan taman Kota Jambi dengan Lembaga Teknologi Fakultas Teknik
Universitas Indonesia (UI) bertempat di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Kamis
(31/3/2016) lalu.
Taman atau lokasi yang potensial dikembangkan yang didiskusikan
pada kesempatan tersebut adalah Arena Eks MTQ, lokasi Ancol Kota Jambi, kawasan
Masjid Agung Al-Falah, dan Taman Tugu Juang.
Inti dari diskusi tersebut adalah bahwa Zola ingin menata
dan mengembangkan taman-taman Jambi dengan lebih baik lagi. Hal itu agar
atraktif dan memiliki daya tarik, supaya Jambi lebih dikenal ditingkat
nasional, sehingga lebih banyak orang yang datang ke Jambi, yang selanjutnya
akan berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian dan kemajuan Jambi. Zola
meminta ide dari LT UI untuk pengembangan setiap taman atau lokasi yang
potensial untuk dikembangkan di Kota Jambi.
Danau Sipin Kota Jambi.IST |
Sebelumnya, Ir.Rully Andhika,MT (Business Development
Manager) dan Ir Ita Mani Utami, IAI (Planning & Design Manager) Lembaga
Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia memaparkan ide mereka tentang
pengembangan Arena Eks MTQ, Kawasan Ancol depan Rumah Dinas Gubernur Jambi,
Kawasan Masjid Agung Al-Falah, dan Taman Veteran (Tugu Juang), yang telah
mereka kunjungi sehari sebelumnya.
Rully mengungkapkan, Lembaga Teknologi UI telah
berpengalaman dalam pengembangan taman di beberapa kota, termasuk taman
tematik. Rully pun mengatakan bahwa pihaknya siap memberikan kajian teknis
untuk pengembangan taman dan lokasi potensial di Jambi.
Siap Revitalisasi
Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia
(UI) siap melakukan revitalisasi atau penataan kembali objek-objek wisata
unggulan di Kota Jambi yang kini kurang terurus. Melalui revtalisasi tersebut,
objek – objek wisata di Kota Jambi nantinya akan tampil semakin molek, tertata
baik, mampu menyedot wisatawan dan bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah
(PAD).
“Objek – objek wisata di Kota Jambi banyak yang memiliki
potensi dikembangkan menjadi objek wisata unggulan kawasan perkotaan jika
ditata dan dikelola dengan baik. Misalnya objek wisata eks arena Musavaqah
Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-18 yang berdampingan dengan kebun binatang.
Kemudian ada Taman Tangga Rajo atau Taman Ancol Kota Jambi di tepi Sungai
Batanghari. Kami siap menata objek wisata tersebut hingga menjadi objek wisata
unggulan di Kota Jambi,” kata Manager Perencanaan dan Desain Lembaga Teknologi
Fakultas Teknik UI, Rully Andhika.
Menurut Rully Andhika, Tim Perencanaan dan Desain Lembaga
Teknologi Fakultas Teknik UI sudah mengunjungi objek-objek wisata yang
terabaikan di Kota Jambi selama dua hari. Berdasarkan pengamatan pihak UI,
objek-objek wisata tersebut bisa ditata lebih baik hingga menjadi objek wisata
komersial.
Taman Jomblo Kotabaru Jambi.Foto Sakti Alam Watir. |
Objek wisata Kota Jambi yang bisa dibangun lebih baik tersebut
antara lain, arena ek MTQ Nasional ke-18 Jambi Selatan, kawasan Taman Ancol
Kota Jambi di tepi Sungai Batanghari, Masjid Agung Al-Falah, Taman Veteran
(Tugu Juang) Taman Remaja Kotabaru Kota Jambi dan taman lainnya.
“Lembaga Teknologi UI telah berpengalaman dalam
pengembangan taman di beberapa kota, termasuk taman tematik. Karena itu jika
Jambi siap bekerja sama, UI akan segera menata objek – objek wisata di Kota
Jambi menjadi objek wisata menarik. Unuk saat ini kami siap memberikan kajian
teknis untuk pengembangan taman dan lokasi wisata potensial di Jambi,” katanya.
Zumi Zola pada kesempatan tersebut mengatakan, Pemeritah
Provinsi (Pemrpov) Jambi ingin menata dan mengembangkan taman-taman di Kota
Jambi agar bisa menjadi tempat rekreasi yang lebih baik, atraktif dan memiliki
daya tarik. Penataan objek wisata di Kota Jambi bisa menjadi daya tarik
wisatawan nusantara dan menca negara ke Provinsi Jambi karena Kota Jambi
meupakan ibukota provinsi dan pintu gerbang masuk ke Provinsi Jambi.
“Pengembangan wisata di Jambi ini tentu berdampak positif
terhadap peningkatan perekonomian dan kemajuan Jambi. Melalui kunjungan wisata
yang meningkat, produk kerajinan Jambi akan semakin mudah dipasarkan. Kemudian
tingkat hunian hotel dan omset restoran juga meningkat,”katanya.
Taman Jomblo Kotabaru Jambi.Foto Sakti Alam Watir. |
Zumi Zola mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan UI
untuk pengembangan wisata di Kota Jambi. Pembangunan objek wisata tersebut bisa
dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus. Taman atau objek wisata yang
potensial dikembangkan, yaitu arena eks MTQ, Taman Ancol Kota Jambi, Masjid
Agung Al-Falah dan Taman Tugu Juang.
“Kalau bisa setiap tahun ada taman yang dibangun atau
dikembangkan di Kota Jambi. Pengembangan objek wisata tersebut disesuaikan
dengan kemampuan anggaran daerah,”katanya.
Sementara objek wisata bernuansa alami dan lingkungan hidup
menjadi salah satu favorit bagi wisatawan setiap perayaan Lebaran atau Idul
Fitri di Kota Jambi. Para wisatawan biasanya menyerbu objek wisata alam dan
lingkungan tersebut karena memiliki daya tarik khas dan harga tiketnya relatif
murah.
Salah satu objek wisata alam dan lingkungan di Kota Jambi
yang selalu dipadati wisatawan, khususnya pada libur Lebaran, yakni Taman Rimba
atau Kebun Binatang Kota Jambi.
Antusiasme wisata berkunjung ke kebun binatang
satu-satunya di Provinsi Jambi itu tampak dari tingginya jumlah kunjungan
wisata ke objek wisata itu setiap libur Lebaran.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Rimba Kota
Jambi, Adrianis menjelaskan, jumlah kunjungan wisata ke objek wisata yang
dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi itu pada libur Lebaran, Juli tahun
lalu mencapai 600.000 orang. Jumlah pengunjung Taman Rimba itu meningkat
drastis dibanding pada libur Lebaran Agustus tahun 2014 sekitar 450.000 orang.
Sedangkan jumlah pengunjung Taman Rimba pada liburan
Januari 2016 sekitar 300.000 orang dan pada liburan Mei 2016 sekitar 300.000
orang. Target jumlah pengunjung Taman Rimba pada libur Lebaran Juli 2016
sekitar 400.000 orang.
Seiring meningkatnya jumlah pengunjung atau wisatawan ke
Taman Rimba Kota Jambi, lanjut Adrianis, pendapatan asli daerah (PAD) Pemprov
Jambi dari objek wisata itu pun meningkat drastis setiap tahun.
PAD yang
dihasilkan Taman Rimba tahun 2015 mencapai Rp 2,2 miliar atau meningkat dari
PAD yang dihasilkan objek wisata lingkungan itu tahun 2014 sekitar Rp 1,79
miliar. Sedangkan PAD yang dihasilkan Taman Rimba Januari – Mei sekitar Rp 929
juta. (Penulis Redpel Jambipos Online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar