Jambi-Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA mengemukakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi terus
mendorong agar Candi Muaro Jambi menjadi world heritage (warisan budaya dunia).
World heritage ini penting, supaya Candi Muaro Jambi diakui dunia. Kita ingin
punya peninggalan yang diakui dunia seperti Candi Borobudur.
Hal tersebut disampaikan Zumi Zola kepada wartawan usai
Pertemuan Tim Lacak Artefak dengan Gubernur Jambi, di Rumah Dinas Gubernur
Jambi, Selasa (8/3/2016) siang.
Kedatangan Tim Lacak Artefak tersebut adalah untuk menggali
lebih dalam dan lebih luas lagi sejarah Candi Muaro Jambi serta sejarah dan
Budaya di Provinsi Jambi, seperti peradaban di sepanjang Sungai Batanghari,
Geopark Merangin, budaya di Kerinci, dan sebagainya.
Tim Lacak Artefak ini terjadi
dari berbagai disiplin ilmu,
yang pesertanya dari luar Provinsi Jambi. Selain itu, 65 orang dari mahasiswa
mahasiswi Jurusan Arkeologi Universitas Jambi, sebagai satu-satunya jurusan
Arkeologi di Sumatera, penggiat budaya dari Taman Budaya Jambi, dan Sobat
Budaya Jambi, juga dilibatkan.
“Kita berharap keberadaan Candi Muaro Jambi sebagai
kebanggaan kita, kita dorong menjadi salah satu world heritage, sayang kalau
tidak kita dorong, kansnya terbuka, sangat lebar, ini salah satu langkah kita
untuk mendorong agar Candi Muaro Jambi menjadi world heritage," ujar Zola.
Dikatakan, salah satu kegiatan atau strategi untuk dapat
mengenalkan Jambi ke tingkat nasional dan internasional. “Cara ini sangat
strategis, karena perhatian negara-negara luar terhadap peninggalan sejarah itu
tinggi sekali, kita ingin menonjolkan ini," ungkap Zola.
"Kita tahu kita punya Candi Muaro Jambi selama ini,
tetapi hanya tahu, ada banyak cerita di belakang itu yang kita belum tahu,
terutama untuk generasi muda kita," lanjut Zola.
"Saya minta tolong kepada tim ini untuk bantu itu,
supaya kebanggaan Jambi ini menjadi kebanggaan Indonesia dan juga dikenal di
tingkat internasional," harap Zola.
Zola menyatakan, Tim Lacak Artefak dalam jumlah yang besar
akan menguak sejarah Candi Muaro Jambi dan sejarah budaya Provinsi Jambi, dibantu
juga oleh budayawan dari Jambi untuk mempromosikan Candi Muaro Jambi.
Perwakilan dari Tim Lacak Artefak, Ali Akbar, arkeolog
Universitas Indonesia menjelaskan bahwa tujuan Tim Lacak Artefak adalah untuk
menemukan kembali, mencari kembali bukti-bukti peradaban yang ada di Jambi.
"Sebenarnya, Jambi itu sudah dikenal punya peradaban yang tinggi, dari
zaman dulu, dari Zaman Prasejarah, salah satunya Candi Muaro Jambi," ujar
Ali Akbar.
Ali Akbar mengatakan nahwa Tim Lacak Artefak terdiri dari
30 orang, dari lintas ilmu, ada Arkeologi, Biologi, Antropologi, dan
sebagainya, dan banyak juga dari kalangan kreatif. "Kita akan kemas ulang
peradaban-peradaban dan pengetahuan itu, sehingga sampai ke generasi
muda," tambah Ali Akbar.
"Penelitiannya hari ini dan besok, setelah itu kita
akan berkoordinasi dengan banyak pihak di sini, dibawah arahan Pak Gubernur,
sehingga setelah itu justru akan banyak kegiatan di tahun berikutnya dan dua
tahun berikutnya," lanjut Ali Akbar.
"Kita punya banyak peneliti yang bagus tetapi kita
juga memberikan kesempatan kepada peneliti asing karena ada banyak bukti
peradaban dari luar negeri yang ada di Jambi, diantaranya keramik Cina, ada
bukti-bukti dari India, ada bekas-bekas perdagangan dengan Malaysia, Thailand,
dan sebagainya, sampai Timur Tengah, bukti-buktinya ada di sini. Jadi, mereka
kita persilakan juga, tentu dengan seizin Pak Gubernur," tutur Ali Akbar.
Kepala Balitbangda Provinsi Jambi dan sejarawan Jambi,
Junaidi T. Noor turut serta dalam pertemuan dengan Tim Lacak Artefak itu. Tarian
Jambi, Tari Selapit Delapan ditampilkan dalam pertemuan dengan Tim Lacak
Artefak tersebut. (Asenk Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar