Jambi, MR-Jelang pesta demokrasi (Pemilihan Kepala Daerah-Pilkada)
serentak 9 Desember 2015 mendatang, suhu politik di Jambi semakin panas.
Berbagai spekulasi politik kini muncul diluar dugaan. Misalnya soal “ulah” Sum
Indra yang sebelumnya digadang-gadang bakal maju di Pilkada Bupati Tanjung
Jabung Timur. Namun karena tidak diakomudir PAN untuk diusung, Sum Indra justru
membuat sensasi politik.
Sensasi politik yang dilakukan Sum Indra yakni dengan
berbalik arah mendukung pasangan calon Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus-Edi
Purwanto. Kemudian juga menyatakan mundur dari PAN dan jabatan dirinya sebagai
Ketua DPD I PAN Kota Jambi.
Kepada wartawan, Sum Indra mengatakan alasan dirinya mundur
dari PAN karena bentuk kekecawaan pada DPP PAN yang tidak mengakomodirnya
menjadi bakal calon Bupati Tanjung Jabung Timur.
“Saya menyampaikan mundur dari PAN secara lisan dan secara
tulisan,” ujarnya baru-baru ini. Sum Indra selaku kader potensial PAN Provinsi
Jambi itu menyatakan ke luar dari PAN, partai yang selama ini dibesarkannya.
“Tanggal 29 Juli sekitar pukul 10.00 WIB saya akan resmi
mengundurkan diri dari PAN. Keterangan resmi soal pengunduran dirinya dari PAN
itu dikeluarkannya tanggal 29 Juli. Sum Idra juga memberikan keterangan resmi
dikediaman di kawasan Puri Mayang.
Sum Indra, selain memutuskan dukungan ke Hasan Basri Agus
(HBA)-Edi Purwanto (EP), Sum Indra juga memastikan mendukung Dilla Hikmah
Sari-Gatot di Pilkada Tanjabtim. Dukungan itu menurut Sum bukan tanpa alasan,
karena selama sepuluh tahun Tanjabtim dipimpin Hich pembangunannya lebih pesat
daripada era kepemimpinan Zumi Zola saat ini.
“Pak Abdullah Hich yang punya pengalaman dan mengetahui Tanjabtim.
Zamanya Hich pembangunan Tanjabtim luar biasa dari sekarang. Mudah-mudahan
Dilla bisa mengikuti jejak orangtuanya,” ujar Sum Indra.
Menurut Sum Indra, keputusan dukungan itu dia lakukan dengan
dengan sadar, setelah diskusi dengan keluarga, rekan-rekan dan sahabat-sahabatnya.
“Mereka sepakat. Saya mengambil langkah mundur. Bukan karena
emosi, saya siap menanggungnya bukan karena kekecewaan. Saya ingin istirahat
dari dunia politik dan balik ke dunia pendidikan. Tentu bersama dengan HBA
memenangkan Pilgub Jambi,” katanya.
Menanggapi sikap Sum Indra tersebut, Direktur Center For
Election And Political Party (CEPP) CEPP
Provinsi Jambi, Asad Isma mengatakan,
kenapa Sum Indra mendukung HBA dan dengan gentle mundur dari PAN?
“Tentu berbagai jawaban. Argumen dan apologi muncul sebagai
upaya penjelasan ke publik, tentu substansi alasan mendukung HBA dan
pengunduran diri dari PAN hanya Sum Indra yang tahu. Sejarah politik di
Indonesia senantiasa diwarnai mencuatnya keretakan keluarga dalam setiap
perhelatan politik. Misalnya Rahmawati Soekarno yang selalu menantang Megawati
dalam setiap Pipres. Bila satu partai, satu kampung, satu kabupaten berbeda
dukungan itu biasa. Tapi bila keluarga inti pecah kongsi dan berlawanan
dukungan itu luar biasa. Dan pertanyaannya adalah ada apa? Atau ini pertanda ZN
tidak bisa lagi menjadi perekat politik keluarga? Atau pembagian sumber daya
politik dan ekonomi yang tidak merata?,” ujar Asad Isma.
Menurut Asad Isma, dukungan yang datang dari Sum Indra
setidaknya membawa perubahan peta politik diantara dua pasangan kandidat yang
akan berlaga di Pilkada Gubernur Jambi 9 Desember 2015 mendatang.
Efek Sum Indra Minim
Efek politik yang ditimbulkan Sum Indra pasca murdurnya dari
PAN, justru merugikan karier politinya dan juga tak terlampau berdampak baik bagi
pasangan HBA-EP. Nama Sum Indra belum mumpuni untuk disebut sebagai kader PAN
yang berpengaruh di Jambi.
Seorang pengurus PAN Jambi yang meminta identitasnya tidak
dituliskan menyebutkan, mencuatnya karier politik Sum Indra sejak menjadi Wakil
Walikota Jambi dan menjadi calon Walikota Jambi beberapa tahun lalu, itu berkat
kerja keras PAN dan pengurusnya. Bukan karena sosok Sum Indra.
Mundurnya Sum Indra dari PAN jelas tidak berpengaruh bagi
PAN, khususnya jelang Pilgub Jambi 9 Desember 2015 dimana PAN mengusung Zumi
Zola-Fachrori Umar. “Efek politik Sum Indra di Jambi belum mumpuni, jadi tak
berpengaruh signifikan. Justru berbaliknya Sum Indra mendukung HBA-EP justru
merugikan politik yang didukung tersebut,” ujar sumber tersebut.
Sementara Mantan Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Zulkifli
Nurdin berpendapat, DPP PAN melakukan keputusan berdasarkan hasil survey yang
dilakukan oleh DPP PAN yakni Charta Politika.
“Menurut ketua DPP PAN Zulkifli
Hasan, keputusan berdasarkan hasil survey yang dipakai oleh DPP PAN.
Apabila menggunakan survey lain dan tidak dikenal maka tidak bisa dipegang
teguh," ujar Zulkifli Nurdin.
Zulkifli menyatakan saat keputusan tentang pencalonan dari
PAN, Ketua DPP
PAN sudah memanggil dua calon yakni Romi dan Sum Indra.
Lalu Zulkifli Hasan memberikan arahan dan meminta agar
bisa menerima apapun keputusannya. “Jadi saya patuhi saja. Romi kader Pan di
tanjabtim dan telah dikenal secara luas di tanjabtim. Hal itu terbukti setelah
Romi menjabat Ketua DPRD Tanjabtim 3 periode,” katanya. (Asenk Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar