Tulisan HUT Provinsi Jambi Ke 68 ( 6 Januari 2015)
Bandara Sultan Thaha Jambi Menuju Bandara Internasional
Pengembangan Bandar Udara (Bandara) Sultan Thaha Jambi
sebagai Bandara Internasional mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Selain
membuka akses ekonomi Provinsi Jambi, Bandara Jambi juga telah diwujudkan
sebagai Embarkasi Haji Antara Provinsi Jambi. Mulai tahun 2015 ini seluruh
kegiatan atau proses pemberangkatan haji dari Provinsi Jambi sudah menggunakan
Bandara Jambi.
ROSENMAN MANIHURUK, Jambi
Selain Embarkasih Antara Jambi, kerinduan masyarakat
Provinsi Jambi untuk memiliki bandara bertaraf internasional sudah mulai
diwujudkan. Kerinduan ini seiring dengan pertumbuhan perekonomian masyarakat
Provinsi Jambi empat tahun belakangan ini. Peningkatan perekonomian Provinsi
Jambi begitu pesat. Embarkasi Haji Antara Provinsi Jambi juga sebagai “hadiah”
HUT ke 58 (6 Januari 1957-6 Januari 2015) Provinsi Jambi.
Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) saat menghadiri
Simulasi Pelayanan Embarkasi Haji Antara Provinsi Jambi, bertempat di Asrama
Haji Kota Baru Jambi, Selasa 30 Desember 2014 lalu mengatakan, tahun 2015
masyarakat Jambi telah bisa memanfaatkan Embarkasi Haji Jambi seperti yang
diidam-idamkan selama ini.
Simulasi yang dihadiri oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Dokter Tjejep Ali Akbar
dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Abdul
Jamil mengapresiasi simulasi yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan Haji dari
Kemenag Provinsi Jambi tersebut. Embarkasi Haji Antara Provinsi Jambi mulai
tahun 2015 sudah resmi digunakan.
Menurut HBA, adapun gambaran transportasi udara yang telah
ikut berkerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jambi diantaranya, Sriwijaya Air,
Garuda dan Lion Air. Jenis dan Tipe pesawat yang digunakan Boeing 737 - 303 /
400 dengan kapasitas seat 148 -167. Jumlah jemaah pada tahun 2015 sebanyak 2108
jemaah dan ditambah para petugas kesehatan dan pendamping 23 orang, dengan
jumlah penerbangan (Flight) 14 kali.
Upaya yang dilakukan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus beserta
jajaran kini sudah membuahkan hasil yang signifikan tentang pengembangan
Bandara Jambi. HBA juga secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Menteri
Agama RI, melalui Dirjen Haji Dan Umrah yang telah memberikan kesempatan
Embarkasi Haji Antara di Provinsi Jambi pada Tahun 1436 H / 2015 M.
“Dengan dibukanya Embarkasi di Jambi bisa menyatukan
keberangkatan dari Kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jambi melalui satu
pintu yaitu Embarkasi Haji Antara Provinsi Jambi, melalui Batam langsung ke
Mekah. Selama ini keberangkatan Haji Jambi terpecah menjadi dua bagian yakni
Embarkasi wilayah barat melalui embarkasi Padang dan embarkasi wilayah timur
melalui Batam. Kini bisa satu embarkasi yaitu embarkasi Jambi,” ujar HBA
didampingi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Ir P Bernhard Panjaitan MM.
Gubernur Jambi HBA juga menjelaskan, masalah Bandara Sultan
Thaha Jambi sudah tidak ada masalah lagi. “Bandara Sulthan Thaha Saifuddin
sudah bisa memenuhi syarat. Memang ada beberapa hal yang perlu kita perbaiki,
itu terus kita perbaiki dan ditindaklanjuti kini,” kata HBA.
Dirjen Haji dan Umrah Kemenag RI Abdul Jamil menjelaskan,
untuk pelaksanaan embarkasi ini perlu waktu panjang dan proses yang matang.
“Provinsi Jambi dengan Kepemimpinan HBA yang gigih terus memperjuangkan dan
mempersiapkan semua keperluan embarkasi. Dengan semangat dan keyakinan yang
tinggi ini perlu kita kasih apresiasi untuk Gubernur Jambi HBA,” kata Abdul
Jamil.
Melihat jemaah Haji yang banyak dari Provinsi Jambi, ini
sangat diperlukan embarkasi di Jambi ini. “Insya Allah tahun 2015 sudah bisa dilaksanakan
di Jambi. Ini berkat buah kerja keras Gubernur Jambi dan jajarannya,”
ujar Abdul Jamil.
Turut serta pada kesempatan ini, Kanwil Agama Provinsi
Jambi, Asisten II Sekda Provinsi Jambi Havis Husaini, Wakil Bupati Tanjab timur
Ambo Tang, sekda kabupaten Merangin, Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi
Jambi Hendrizal, para undangan lainnya.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi
guna mengupayakan Bandar Udara (Bandara) Sultan Thaha Jambi dapat sebagai
bandara Embarkasih Jemaah Haji, kini telah terwujud. Selama ini Jemaah Haji
Provinsi Jambi masih menggunakan Bandara Hang Nadim Batam dan Bandara Sumatera
Barat sebagai Embarkasi Haji. Pemprov Jambi bersama pihak Angkasa Pura II Jambi
kini telah melakukan pengembangan Bandara Jambi.
Menurut HBA, Bandara Jambi berstatus bandara internasional bisa dijadikan sebagai embarkasi jemaah haji. Sehingga dapat mengurangi biaya pengeluaran para jemaah haji serta mengesiansi jarak keberangkatan jemaah haji.
Menurut HBA, Bandara Jambi berstatus bandara internasional bisa dijadikan sebagai embarkasi jemaah haji. Sehingga dapat mengurangi biaya pengeluaran para jemaah haji serta mengesiansi jarak keberangkatan jemaah haji.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Ir P Bernhard
Panjaitan MM, mengatakan, sesuai dengan arahan dari Gubernur Jambi H Hasan
Basri Agus dan Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar, maka Bandara Sultan Thaha
Jambi akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional, sehingga harus
memiliki desain yang baik.
“Bapak gubernur meminta agar terminalnya dibuat bagus dan
juga agar bandaranya bisa digunakan sebagai embarkasi haji. Pihak Angkasa Pura
tengah mempersiapkan pembangunan terminal baru dan direncanakan Juni 2015 ini
sudah diresmikan,” ujar Bernhard Panjaitan.
Disebutkan, terminal baru tersebut memiliki ukuran yang
lebih besar dari terminal yang saat ini ada. Pembangunan terminal baru
merupakan konsekuensi logis dari berkembangnya ukuran pesawat. Kedepannya
pesawat sekelas Boeing 737-900 ER yang memiliki badan dan kapasitas angkut
lebih besar bisa mendarat di Jambi.
Menurut Bernhard Panjaitan, tarif parkir mobil Bandara
Sultan Thaha naik 50 persen. Semula pengunjung dikenakan tarif parkir mobil Rp
2.000, kini menjadi Rp 3.000. Khusus untuk sepeda motor tidak mengalami
kenaikan tarifnya dan tetap Rp 1.000. Kenaikan tarif parker tersebut
dikarenakan adanya regulasi yang mewajibkan pengelola parkir menyetorkan
sebagian pendapatan parkirnya ke kas pemerintah daerah.
DUKUNG PROGRAM MP3EI
Selain Embarkasih Antara Jambi, kerinduan masyarakat
Provinsi Jambi untuk memiliki bandara bertaraf internasional sudah mulai
diwujudkan. Kerinduan ini seiring dengan pertumbuhan perekonomian masyarakat
Provinsi Jambi empat tahun belakangan ini. Peningkatan perekonomian Provinsi
Jambi begitu pesat.
Memasuki usia ke-58 (6 Januari 1957-6 Januari 2015) Provinsi
Jambi, tentunya banyak perubahan kemajuan di sejumlah sektor. Seperti sektor
pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan dan secara khusus sektor
transportasi. Betapa tidak, Provinsi Jambi kini memiliki Bandara Sultan Thaha
yang kedepannya menjadi bandara bertaraf internasional.
Melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi terus
mengupayakan peningkatan akses perekonomian ekonomi dengan berbagai program pro
rakyat. Peningkatan akses perekonomian itu juga telah diletakkan pada visi
Pemprov Jambi “Jambi EMAS (Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera) hingga 2015 yang diusung
Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA)-H Fachrori Umar
beserta jajarannya.
Dishub Provinsi Jambi bersama instansi terkait, berupaya
mewujudkan transportasi yang handal dalam rangka menunjang perekonomian daerah
dan memiliki daya saing dalam satu kesatuan sistim transportasi nasional menuju
Jambi Emas tahun 2015.
Gubernur Jambi HBA belum lama ini mengatakan, PAD Provinsi
Jambi tahun 2014 mencapai Rp 2,988 triliun. Peningkatan itu cukup signifikan
jika dibandingkan pada tahun 2009 hanya mencapai Rp 1,53 triliun.
Menurut HBA, dunia usaha di Provinsi Jambi meningkat
mencapai 1,79 persen. Pertumbuhan tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya
sektor pertanian 2,09 persen, khususnya sub sektor perkebunan dan tanaman
pangan bertumbuh 2,41 persen hingga 2,29 persen.
Peningkatan pertanian di Jambi akan diikuti dengan
meningkatnya industri pengolahan, yang merupakan pengembangan produk turunan
dari sektor pertanian. Tren kenaikan harga komoditas tersebut juga terlihat
dari meningkatnya perkiraan harga jual.
Geliat pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut diperkirakan akan
mendorong peningkatan penggunaan tenaga kerja mencapai 4,57 persen. Musim panen
tanaman pangan umumnya diikuti dengan meningkatnya kebutuhan pekerja yang
diperkirakan sebesar 0,76 persen serta sektor perdagangan 0,74 persen.
Disebutkan, pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi tentunya
harus didukung infrastruktur perhubungan melalui Bandara Sultan Thaha Saifuddin
Jambi dan akses transportasi laut Pelabuhan Ujung Jabung. Transportasi jalur
darat juga sangat mendukung pertubuhan perekonomian Provinsi Jambi, khususnya
dari sentra-sentra perkebunan, pertanian, pertambangan dan migas.
Dukungan Pemerintah Pusat
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Ir P Bernhard
Panjaitan MM kepada Harian Jambi saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan,
visi Pemprov Jambi “Jambi EMAS” tetap sejalan dengan program transportasi
penunjang akses ekonomi di Provinsi Jambi.
Pembangunan infrastruktur Perhubungan di Provinsi Jambi
merupakan sebagian program prioritas Pemerintah Provinsi Jambi menuju Jambi
Emas 2015. Kemudian Percepatan Pembangunan Ekonomi Provinsi Jambi dalam
kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).
“Sebagaimana telah ditetapkan pemerintah pusat, bahwa
kawasan pantai timur Provinsi Jambi termasuk di dalam Koridor Ekonomi di dalam
MP3EI. Dampak dari penetapan itu, dana APBN akan dapat dikucurkan dalam
pembiayaan infrastruktur. Terdapat tiga agenda besar yang akan dilaksanakan
untuk pembangunan infrastruktur perhubungan di Provinsi Jambi dalam rangka
MP3EI,” kata Bernhard Panjaitan.
Tiga agenda besar itu yakni pembangunan pelabuhan Ujung
Jabung dan kawasan ekonomi, pembangunan bandar udara serta pembangunan
infrastruktur jalan. Pembangunan ketiga kegiatan tersebut diyakini akan
berdampak positif terhadap perekonomian di Provinsi Jambi pada khususnya dan
nasional pada umumnya.
Dukungan dana dari APBN juga terus diupayakan guna
mewujudkan kerinduan masyarakat Provinsi Jambi memiliki bandara bertaraf
internasional dan pelabuhan ekspor-impor di Jambi. Sehingga “Menggapai Ujung
Jabung dari Bandara Sultan Thaha Jambi” menancapkan pertumbuhan perekonomian
Provinsi Jambi ke depan.
Pembangunan bandara di Provinsi Jambi untuk mendukung
program MP3EI diarahkan pada pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi dengan
didukung Bandara Bungo dan Bandara Depati Parbo Kerinci.
Pengembangan Bandara Sultan Thaha, diupayakan untuk
dikembangkan sebagai bandara bertaraf internasional dan kini sudah menjadi
bandara Embarkasi Haji Antara Jambi.
Tingginya pergerakan penumpang di bandara Jambi sejak tahun
2012 mencapai 1 juta pergerakan atau 11,9 persen, naik dari 939.000 pergerakan
pada tahun 2011. Sehingga pengembangan bandara itu mutlak harus dilakukan.
Mencapai Sebanyak 302.240 Orang
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mencatat
peningkatan jumlah perkembangan dan keberangkatan penumpang di Bandara Sultan
Thaha Jambi Triwulan I 2014 berjumlah 302.240 orang. Angka itu naik meningkat
8,18% dari tahun lalu. Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi
sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi.
Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa mengatakan, jumlah
penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi,
menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu.
Momen libur imlek, Idul Fitri dan Natal Tahun Baru dan masa
kampanye Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu juga menjadi faktor utama
peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat dan
datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 302.240 orang.
Pengembangan Bandara Sultan Thaha
Menurut Bernhard Panjaitan, pengembangan Bandara Sultan
Thaha Jambi kini telah menambah luas terminal dari 2.308 m2 menjadi 13.015 m2
(meningkat 8 kali lipat), kemudian areal apron, kapasitas parkir kenderaan dari
215 menjadi 461 kendaraan, kapasitas parkir pesawat dari 5 menjadi 12 pesawat, commercial
area dari 621,5 m2 menjadi 1398 m2 dan terminal kargo dari 3.902 ton per tahun
menjadi 7.391 ton per tahun.
Disebutkan, pembangunan tahap pertama difokuskan pada
peningkatan kapasitas terminal penumpang agar mampu melayani 1,5 juta
pergerakan penumpang pertahun. Pengembangan berupa landasan pacu, apron, taxi
way, ruang tunggu VIP, serta seluruh sarana pendukung bandara bertaraf
internasional.
Disebutkan, pengembangan terminal akan dilaksanakan dalam
tiga tahap. Pembangunan tahap pertama akan fokus mengembangkan terminal menjadi
seluas 6.900 meter persegi dan melengkapinya dengan dua garbarata.
Setelah itu pengembangan memasuki tahap kedua. Pada tahap
ini, terminal akan diperluas menjadi 9.000 m2. Kemudian tahap ketiga, Angkasa
Pura bakal memperluas terminal menjadi 16.400 M2. Selain terminal bandara,
Angkasa Pura juga akan memperpanjang landasan pacu dari 2.000 meter menjadi
2.600. meter.
Lebar landasan ditambah dari 35 meter menjadi 45 meter,
perluasan tempat parkir pesawat dari 20.638 m2 menjadi 43.089 m2. Untuk pemindahan tower dan fisik runway akan
dikerjakan menggunakan dana APBN.
“Pembangunan terminal penumpang dengan anggaran sebesar Rp
97 miliar melalui PT Angkasa Pura II, saat ini dilanjutkan dengan pekerjaan landscape
dan interior. Pembangunan Tower melalui dana PT Angkasa Pura, pembangunan Apron
dan Taxiway melalui PT Angkasa Pura dengan dana sebesar Rp 109 miliar,”
katanya.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam pengembangan Bandara
Sultan Thaha yakni pembangunan gedung VIP Room melalui dana APBD Provinsi
Jambi, perpanjangan landasan pacu dari 2.220 meter menjadi 2.600 meter, integrated
airport and tourism (Zoo Airport) Bandara Sultan Thaha Jambi. Pengembangan
Bandara Sultan Thaha Jambi tersebut direncanakan akan selesai pada Juni 2015
sudah dapat dipergunakan.
Komitmen HBA Kembangkan Bandara Jambi
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) didampingi Kepala
Dinas Pehubungan Provinsi Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM mengatakan, sejak
dilantik jadi Gubernur Jambi Agustus 2010 lalu, baru lima hari menjabat
gubernur, dirinya langsung menayakan kelanjutan pengembangan Bandara Sultan
Thaha Jambi kepada Pemerintah Pusat.
Disebutkan, penumpang di Bandara Jambi setiap harinya
dilayani maskapai terjadwal Garuda Indonesia, Sriwija Air, Batavia Air, Lion
Air, Sky Avition Air dengan 26 kali penerbangan Jambi-Jakarta, Jambi-Batam,
Jambi-Pekanbaru, Jambi-Kerinci.
Seiring pertumbuhan ekonomi dan tingginya mobilisasi warga
dari dan ke Provinsi Jambi, dengan menggunakan jalur arus transportasi udara,
membuat Pemprov Jambi mengembangkan Bandara Sultan Thaha Jambi.
Kedepan Bandara Jambi akan mewujudkan Bandara bertaraf
internasional yang bisa didarati pesawat sekelas Boeing 737-900 ER yang
memiliki badan dan kapasitas angkut lebih besar. Bandara Jambi kedepannya juga
bisa menjadi Bandara embarkasi Haji dari Provinsi Jambi.
Kata HBA, pengembangan perluasan Bandara Jambi tersebut juga menunjang kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi, khususnya sejak Presiden SBY mencanangkan Komplek Situs Candi Muarojambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) di Sumatera September 2012 lalu.
Kata HBA, pengembangan perluasan Bandara Jambi tersebut juga menunjang kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi, khususnya sejak Presiden SBY mencanangkan Komplek Situs Candi Muarojambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) di Sumatera September 2012 lalu.
Fasilitas Pendukung Bandara Sultan Thaha Jambi
Menurut Bernhard Panjaitan, perlunya sejumlah alat pendukung
bandara seperti ILS atau fasilitas bantu pendaratan. ILS adalah salah satu
prasarana penujang operasi bandara, dan dibagi dua kelompok peralatan,
yaitu Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System) dan Alat
Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System).
Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara.
Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara.
Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem Localizer,
yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai kelurusan
pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi
108 MHz hingga 111,975 MHz.
Kemudian Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal
pemandu sudut luncur pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz
hingga 335,4 MHz dan Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa
jarak pesawat terhadap titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.
Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu Outer Marker (OM)
terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker dimodulasikan
dengan sinyal 400 Hz. Kemudian Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter
dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan frekuensi 1300 Hz dan Inner Marker
(IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan sinyal
3000 Hz.
Dikatakan, Airfield Lighting System (AFL) adalah alat bantu
pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama
tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara efisien
dan aman.
AFL meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut, Runway
edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang
dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi
tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang
disiang hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.
Kemudian Threshold light, yaitu rambu penerangan yang
berfungsi sebagai penunjuk ambang batas landasan, dipasang pada batas ambang
landasan pacu dengan jarak tertentu memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh
penerbang pada arah pendaratan.
Selanjutnya Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai
alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan, dipasang pada batas
ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila dilihat oleh
penerbang yang akan tinggal landas.
Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari
lampu-lampu memancarkan cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan
taxiway pada jarak-jarak tertentu dan berfungsi memandu penerbang untuk
mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan pacu ke dan atau dari tempat
parkir pesawat.
Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat
parkir pesawat terbang diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada
saat ada pesawat terbang yang menginap atau parkir.
Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang
dipasang pada perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada
penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan
pada saat pendaratan.
Menurut Ir Bernhard Panjaitan, kelengkapan Bandara Jambi
masih banyak dibutuhkan guna mendukung Bandara Jambi sebagai Bandara
Internasional seperti yang diidam-idamkan Pemerintah Provinsi Jambi.
Disebutkan, pendanaan penyelesaian Bandara Jambi juga ada
dari APBD Provinsi Jambi dan dana dari pihak Angkasa Pura Jambi. “Kita harapkan
seluruh pendanaan bisa berkolaborasi guna penyelesaian Bandara Jambi menuju
Bandara Internasional,”katanya.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto menambahkan,
pengembangan Bandara Jambi tersebut juga menunjang pergerakan ekonomi serta
kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi.
“Kita harapkan dengan adanya Embarkasi Haji Antara Jambi
bisa mengurangi biaya para calon Haji. Kita juga harapkan pembangunan fisik
bandara Jambi dilakukan dengan baik. Saya mengapresiasi Gubernur Jambi Hasan
Basri Agus beserta jajaran yang berjuang keras mewujudkan Embarkasi Antara di
Jambi mulai tahun 2015 ini,” ujar Edi Purwanto saat ditemui Harian Jambi di
ruang kerjanya, Senin (5/1/15).
Menurut Politisi PDIP ini, pengembangan Bandara Jambi untuk
berstatus bandara internasional harus didukung oleh semua pihak. Hal ini
sebagai upaya peningkatan akses ekonomi Provinsi Jambi secara umum.
Jalan Bandara Jambi
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) Kamis 13 November 2014 lalu telah meninjau proyek pembangunan akses jalan menuju terminal baru Bandara Sultan Thaha Jambi. Jalan sepanjang 901 meter itu sebagai penunjang akses masuk bandara.
Menurut HBA, saat ini tahapan proyek adalah pengerasan
jalan. “Proyek jalan sepanjang 901 meter ini merupakan tanggung jawab
Pemerintah Provinsi Jambi untuk membangunnya. Oleh karena itu, pembangunan
jalan harus selesai sesuai target yang telah ditetapkan,” kata HBA.
Disebutkan, akses jalan baru ke bandara ini menghubungkan
terminal melalui jalan Pasir Putih menuju taman PKK. Sedangkan khusus jalan
mulai dari taman PKK hingga Simpang depan gudang PU adalah tanggung jawab
pemerintah pusat. “Nantinya akan dibuat jalan dua jalur dengan anggaran Rp 50
milyar,” katanya. (lee)
Gubernur Jambi HBA Bersama Ir P Bernhard Panjaitan MM. |
Terminal Penumpang Bandara Sultan Thaha Jambi Yang Baru. |
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto (PDIP). Foto Asenk Lee Saragih. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar