Empa Terduga Teroris Poso Diperiksa Intensif
JAKARTA-Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri
kembali membekuk seorang terduga pelaku terorisme kelompok Mujahidin Indonesia
Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
“Pada hari ini, Minggu, telah ditangkap tersangka tindak
pidana terorisme jaringan MIT pimpinan Santoso dan Daeng Koro, yakni
Amirudin," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie melalui pesan
singkat, di Jakarta, Minggu (11/1).
Ia menjelaskan bahwa Amirudin yang memiliki nama samaran Aco
Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa ditangkap di depan Rumah Sakit
Poso pada pukul 12.23 WITA, Minggu (11/1). Sementara alamat Aco tercatat di
Tabalu, Kecamatan Mapane, Kabupaten Poso.
Dalam kelompok MIT, Aco diduga bertindak sebagai kurir dan pendukung logistik untuk kegiatan MIT, terlibat dalam pelatihan militer MIT dan mengetahui persembunyian para daftar pencarian orang (DPO) teroris.
Sementara sehari sebelumnya, Sabtu (10/1), Densus 88 bersama
Polda Sulteng juga berhasil menangkap lima terduga teroris yang juga terkait
dengan kelompok MIT. Mereka adalah Ilham Syafii (IS), Saiful Jambi alias Ipul,
Rustam alias Ape, Hasan dan istri Hasan yang bernama Ros.
Sementara IS tewas setelah baku tembak dengan tim Densus
saat hendak ditangkap. Beberapa penangkapan ini, kata Ronny, merupakan bagian
dari upaya Polri untuk mencegah terjadinya kasus-kasus terorisme di kemudian
hari.
“Kegiatan penangkapan lebih humanis untuk melakukan
deradikalisasi terhadap para pelaku kasus teror yang telah tertangkap penyidik
Densus 88," katanya.
Diperiksa Intensif
Empat terduga teroris berinisial S, A, H dan R yang
ditangkap di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (10/1), sekarang masih
diperiksa intensif dan rencananya mereka akan dibawa ke Kota Palu.
“Kita belum tahu kapan diperiksa di Palu, nanti kalau ada informasi baru saya kabari," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto di Palu, Minggu (11/1).
Dia mengatakan operasi penangkapan kelompok sipil bersenjata
di Sulawesi Tengah di bawah koordinasi Densus 88 Antiteror, dan mereka langsung
berhubungan dengan Mabes Polri, bukan Polda Sulawesi Tengah.
“Jadi segala sesuatunya akan disampaikan Divisi Humas Mabes
Polri," kata mantan Kepala Polres Buol ini.
Biasanya terduga teroris yang ditangkap di Kabupaten Poso
atau di daerah lain di Sulawesi Tengah selalu diperiksa di Polda Sulawesi
Tengah di Kota Palu. Namun, tidak jarang ada yang diperiksa di Mabes Polri di
Jakarta.
S alias I yang tinggal di Kayamanya, Lorong Mesjid Nurul
Falah, Kampung Wotu, Kabupaten Poso ditangkap Densus 88 pada pukul 11.30 Wita
di Jalan Pulau Sabang, Poso.
Polri menduga S merupakan kurir logistik kelompok Mujahidin
Indonesia Timur, dan membantu menyembunyikan DPO Daeng Koro dan Santoso. Ia
juga diduga sebagai penerima kiriman dana dari luar Sulteng dan mengurus
keuangan kelompok MIT.
Sementara penangkapan berikutnya yakni R alias A yang
beralamat di Jalan Pulau Sabang, Poso. R alias A pernah ikut pelatihan militer
di Kabupaten Morowali pada 2007, membantu mengurus pembelian logistik MIT,
serta membantu pelarian Daeng Koro dan Santoso.
Penangkapan selanjutnya adalah H dan istrinya R. "Keduanya ditangkap di depan SMP 4 Poso pada Sabtu (10/1) pukul 14.15 Wita," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronni F Sompi di Jakarta.
Penangkapan selanjutnya adalah H dan istrinya R. "Keduanya ditangkap di depan SMP 4 Poso pada Sabtu (10/1) pukul 14.15 Wita," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronni F Sompi di Jakarta.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan H terlibat dalam
pengurusan dana kelompok MIT dan menyiapkan logistik kawanan teroris di bawah
pimpinan Santoso itu. “Kalau istri H berperan sebagai penyedia rekening
penampung uang hasil pengumpulan dana," katanya. (ant/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar