Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talang Gulo, Kota Jambi. |
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talang Gulo, Kota Jambi.Fajar Yogi Arisandi Harian Jambi |
Sungai di Jambi Penuh dengan Sampah
Produksi sampah masyarakat Kota Jambi setiap harinya
mencapai 300 ton. Angka yang cukup fantastis bagi level kota sedang sedang.
Jumlah 300 ton tersebut baru yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Talang Gulo, Kota Jambi. Sementara sampah lainnya dibuang ke “tong sampah
raksasa” yakni Sungai Batanghari.
R MANIHURUK, Jambi
Pemerintah Kota Jambi boleh berbangga hati telah meraih Piala
Adipura untuk kebersihan sebagai Kota Sedang di Indonesia. Seluruh warga Kota
Jambi telah bisa mempersembahkan Adipura. Mudah-mudahan tahun depan penghargaan
kebersihan tersebut bisa dipertahankan lagi.
Produksi sampah di Kota Jambi berasal dari berbagi sumber mencapai 200 sampai 300 ton perhari. Saat ini TPA Talang Gulo tak lagi mampu menampung sampah kiriman dari berbagai Kota Jambi ini. Pemerintah Kota Jambi diminta agar menambah TPA yang baru.
Banyaknya jenis macam sampah di Kota Jambi yang berasal
dari bedengan, pabrik, industri dan juga
sampah dari pedagang perumahan, warga masyarakat. Jumlahnya yang tidak sedikit
membutuhkan tempat penampungan yang memadai.
Lebih parahya lagi ada sebagian masyarakat yang membuang
sampah dengan seenaknya saja. Tanpa
disadari itu akan menyebabkan masalah dan mendatangkan berbagi macam penyakit
serta mencemari lingkungan.
Pengamatan Harian Jambi, melihat orang tua yang dibantu
anaknya membuang sampah di pinggir sungai Batanghari. Ironisnya ia tidak merasa
bersalah sedikitpun tentang apa yang ia lakukan.
Namun Piala Adipura tersebut tak berbanding lurus dengan
keberadaan tumpukan sampah-sampah di sungai-sungai yang ada di Kota Jambi.
Kondisi sungai penuh sampah ini, terjadi pada sembilan
sungai yang mengalir di kota ini. Kondisi terparah terjadi di Sungai Maram,
anak Sungai Batanghari yang mengalir ke pusat kota. Pendangkalan karena sampah
di sungai itu paling parah karena berada dekat Pasar Tradisional Angso Duo Kota
Jambi dan membelah pusat perdagangan kota.
Akibatnya, sungai tak berfungsi. Setiap hujan, wilayah pusat pasar dan pertokoan kota ini pun diterjang banjir. Selain itu, sungai tersebut juga tidak mampu lagi mengalirkan luberan air sungai-sungai kecil di Kota Jambi, khususnya luberan air dari got di pusat kota.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman Kota Jambi Mukhlis
baru-baru ini mengatakan, banyaknya sampah-sampah yang di buang setiap hari dari
perumahan warga masyarakat Kota Jambi
dan juga industri, perhotelan pedagang dan lainya mencapai 200-300 ton perhari yang
dibawa ke TPA Talang Gulo.
“Sampah-sampah ini yang kita ambil dari penampungan sampah
sementara di TPS pinggir jalan yang disediakan. Kemudian juga diambil dari lokasi sampah yang biasa
menumpuk di berbagai titik. Seperti penurunan Silincah, Kebun Sayur, Pematang Sulur
dan ditempat lain yang tidak terduga,”
katanya.
Sampah–sampah tersebut, berasal dari perumahan warga
masyarakat yang yang menumpuk. Kemudian dibawa petugas kebersihan ke TPA Talang
Gulo yang merupakan satu-satunya tempat penampungan sampah di Kota Jambi.
“Sampah yang sudah ada TPA dihamparkan disana agar kering.
Kemudian ditimbun dengan tanah diberi kesempatan kepada pemulung untuk
menyortir agar mereka dapat memampaatkan untuk dijual. Namun saat ini sampah
sudah terlalu banyak di TPA Talang Gulo yang mulai melimpah. Tentunya kita
butuh TPA baru,” katanya.
Disebutkan, faktor-faktor yang membuat sampah menumpuk di
Kota Jambi terkadang terkesan tidak enak dipandang mata. Sampah juga terdapat
di semak-semak pingir jalan dan juga di hulu anak sungai. Itu karena ulah dari
sebagian masyarakat yang seenaknya saja buang sampah tanpa rasa tanggung jawab.
Tambah TPS
“Tak hanya itu, lebih parahnya lagi kadang masyarakat sudah
tau tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang dibuat di jalan umum atau titik
tertentu warga itu masih tetap juga
buang sampah di sembarangan tempat,” ujarnya.
Menurutnya, strategi untuk mengamankan sampah di Kota Jambi
sebanyak 200-300 ton perhari tetap akan menambah TPS di pinggiran jalan agar
warga mudah membuang sampah dengan efektif.
“Kami terus berupaya mendorong masyarakat untuk dapat
tertib dalam pembuangan sampah pada tempatnya. Masyarakat didorong untuk
memamfaatkan sampah yang masih baik yang
masih bisa dimamfaatkan untuk dijadikan karya seni dan kompos. Dengan demikian
sampah pun akan berkurang,” ujarnya.
Disebutkan, Dinas Kebersihan Kota Jambi kita sediakan
gerobak sampah. Selain itu pihaknya juga mendorong agar masyarakat dapat
menyadari perlunya tertib dalam
pembuangan sampah.
Supaya nantinya terhindar dari berbagai macam penyakit pihaknya
juga mengajak masyarakat untuk ikut serta melestarikan kebersihan Kota Jambi baik sekarang maupun pada yang akan datang.
Tingginya penumpukan sampah membuat sebagian besar warga
membuang sampah ke sungai dan got. Kondisi demikian membuat sebagian besar
wilayah pusat Kota Jambi sering dilanda banjir. Untuk mengatasi kekurangan
armada pengangkutan sampah, pihaknya menambah belasan gerobak motor, yang
sering dioperasikan hingga larut malam. Gerobak ini untuk mengatasi penumpukan
sampah di permukiman warga yang hanya bisa dilalui kendaraan kecil.
Walikota Jambi Syarif Fasya mengatakan, kini pengelolaan
kebersihan kota yang langsung ditangani pemkot tiga tahun terakhir mampu
menghemat anggaran 40 persen. Pengelolaan secara swadaya tersebut juga mampu
mengurangi penumpukan sampah sekitar 10 persen, termasuk penumpukan sampah di
Pasar Tradisional Angso Duo.
Program lain yang dilaksanakan mengatasi masalah sampah di
kota itu, menghidupkan kembali Jumat bersih yang selama ini dihapuskan. Fokus
Jumat bersih, membersihkan saluran air di jalan-jala protokol dan pusat kota.
Untuk menyelamatkan sembilan sungai di kota itu, pemkot
melakukan revitalisasi sungai. “Kita berusaha bekerja sama merevitalisasi
sungai di kota ini dengan pemerintah pusat dan provinsi. Masing-masing
bertanggung jawab mendanai revitalisasi tiga sungai," kata Fasya.
Anggota DPRD Kota Jambi Hisar Sagala (PDIP) mengatakan, penanganan masalah sampah di Kota Jambi diharapkan tidak panas-panas tahi ayam. Gerakan kebersihan jangan dilakukan secara insidental dan hanya melalui Jumat bersih. Penanganan masalah sampah di Kota Jambi harus dilakukan secara berkesinambungan dengan peningkatan kinerja Dinas Kebersihan Kota Jambi dan dana yang memadai.
Guna menjaga kebersihan Kota Jambi benar-benar bersih, kini
pihak Dinas Kebersihan Kota Jambi telah memiliki karyawan pekerja harian lepas
sebanyak 700 orang mulai dari tukang sapu sampai ke karyawan pengangkut sampah
ketempat pembuangan terakhir di TPA Talang Gulo.
Kemudian jumlah kendaraan mobil pengankut sampah di Kota Jambi untuk saat ini yang kita
sediakan sebanyak 37 buah unit. “Inilah andalan kita untuk mengankut sampah
yang ratusan ton setiap harinya,” kata Mukhlis.
Piala Adipura
Mukhlis menambahkan, berkat kerja keras dari Dinas Kebersihan
Kota Jambi, telah membuahkan hasil. Ini dibuktikan dengan penghargaan yang
diperoleh dari pemerintah pada tahun 2012 yakni mendapatkan sertifikat tentang
kebersihan kota.
Tidak hanya itu pada tahun 2013 dan tahun 2014 mendapatkan
piala Adipura atas prestasi kebersihan dari menteri lingkungan hidup dari pusat
yang diberikan pada masa Walikota Jambi Bambang Prianto dan Syarif Fasya.
Disebutkan, tahun 2014, Dinas Kebersihan Kota Jambi akan meningkatkan
kebersihan dan penghijauan Kota Jambi. Hal itu agar kedepan Kota Jambi bisa
menjadi kota bersih aman dan bisa menjadi kota teladan. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar