Kamis, 13 November 2014

Aparat Jaga Ketat Perbatasan, Warga Diminta Tenang, Jangan Percaya Isu Provokatif

 BENTROK WARGA
 
Kapolda Jambi Brigjel Pol Bambang Sudarisman Bersama Bupati Kerinci Adirozal Bertemu dengan 2 Tokoh Adat di Polres Kerinci Rabu 12 November 2014. Foto RIKO PIRMANDO/HARIAN JAMBI


RIKO PIRMANDO/HARIAN JAMBI
PASCA BENTROK: Ratusan pemuda Kumun Debai mendatangi Polres Kerinci. Mereka memprotes pertemuan perdamaian tidak melibatkan pemuda.






SUNGAIPENUH - Sehari pasca kerusuhan warga Kumun Debai dengan Tanjung Pauh Mudik, suasana di lokasi perbatasan kedua desa mulai kondisif. Meski demikian, perbatasan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh ini dijaga ketat oleh aparat keamanan.


Pantauan di lokasi kemarin, ruas jalan di lokasi masih ditutup bagi arus lalulintas. Aparat TNI AD, Brimob tampak berjaga-jaga dengan senjatan lengkap untuk mengantisipasi kerusuhan susulan.

Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Sudarisman dikonfirmasi Harian Jambi menyampaikan, saat ini situasi di kedua wilayah itu kondusif. "Situasi sudah kondusif, nanti sore pertemuan antara kedua tokoh masyarakat bertemu di Polres Kerinci membahas perdamaian sehingga tidak terjadi kerusuhan lagi," kata Kapolda Jambi saat ditemui di Rumdis Bupati Kerinci, Rabu siang (12/11/2014).

Soal pelaku penyeroyokan Iskandar warga Kumun yang menjadi penyebab utama kerusahan tersebut? Kapolda menegaskan, pelaku saat ini sedang diburu petugas Polres Kerinci. "Untuk pelaku tentu dicari sampai dapat,"ungkapnya.


Sementara itu, Bupati Kerinci, Adi Rozal menyampaikan, pihaknya mengimbau warganya untuk menahan diri dan tidak terpacing isu-isu tidak jelas.

"Saat ini kita upayakan situasi tenang, dan masyarakat diminta tidak mendengar isu-isu tidak jelas," kata mantan Wakil Walikota Pandang Panjang ini saat menerima kunjungan Kapolda Jambi.
Terpisah, Walikota Sungaipenuh, Asafri Jaya Bakri (AJB) mengimbau masyarakat menyelesaikan persoalan ini dengan hati terbuka, karena persoala tersebut dinamis, dan bergerak terus.

"Intinya warga tuntut tindakan hukum dipercepat, saya kira seperti itu kuncinya," ujar AJB saat ditemui di Mapolres, kemarin.

Sementara itu, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA), dikonfirmasi di Jambi keamrin juga mengimbau agar warga Desa Kumun, Kota Sungai Penuh, dan Desa Tanjung Pauh, Kabupaten Kerinci untuk bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi, sehingga permasalahan tidak meluas lebih jauh.

Ia juga sangat menyesalkan terjadinya konflik antar warga tersebut. Selain itu, semua pihak juga diminta HBA untuk proaktif dalam menyelesaikan masalah ini.

Selain itu, HBA menegaskan, pemerintah daerah dan aparat penegak hukum juga diminta untuk bergerak cepat dalam menindaklanjuti kejadian yang terjadi, dan mencari akar permasalahan agar dapat diselesaikan dengan tuntas.

Begitu pula tokoh masyarakat, kata HBA, peran aktif tuo tengganai dan tokoh adat sangat perlu untuk bersama-sama mengingatkan masyarakat agar berdamai dan kembali kepada aturan adat dan negara yang berlaku selama ini. 

Tidak Ditemukan Peluru di Kepala Juniadi

Sementara itu, hasil otopsi terhadap jenazah Junaidi, warga Kumun yang menjadi korban bentrokan, Rabu (12/11) dini hari di RSU MHA Thalib oleh tim forensik dari Padang tidak ditemukan peluru. 
Menurut keterangan dokter, di dalam kepala Junaidi hanya ditemukan pecahan tengkorak kepala korban berbentuk segitiga.

Junaldi, keluarga korban yang mendampingi saat otopsi Junaidi mengatakan, berdasarkan penuturan dari dr Rika tim forensik dari Padang yang, bahwa tidak ditemukan peluru di kepala korban. Benda di kepala korban merupakan pecahan tengkorak yang masuk kedalam otak korban karena hantaman benda tumpul. 
"Bukan kena tembak, kena hantaman benda tumpul yang keras dari belakang, sehingga tengkoraknya pecah dan menembus otak " ujar dr Rika di dalam rekaman video wawancara keluarga korban dengan dr Rika.

Pantauan kemarin, Junaidi yang menjadi korban tewas dalam aksi bentrok ini telah dimakamkan di Desa Kumun Mudik, yang merupakan tempat tinggal korban.

Kapolda Jambi Brigjend Pol Bambang Sudarisman, bersama Bupati Kerinci Adi Rozal, Walikota Sungaipenuh AJB serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kerinci dan Sungaipenuh turut menghadiri pemamakan Junaidi, Rabu (12/11) pagi kemarin.

Ratusan Pemuda Kumun Datangi Polres Kerinci


Disisi lain, pertemuan lanjutan tokoh masyarakat dan perangkat kedua desa berseteru yang digelar di Mapolres Kerinci kemarin diwarnai dengan aksi protes oleh ratusan pemuda Kumun Debai.

Kedatangan pemuda ini meminta tokoh adat dan masyarakat Kumun Debai keluar dari ruang rapat perdamaian yang sedang berlansung di ruang aula Polres Kerinci, Rabu (12/11) kemarin. Alasan mereka, pihak pemuda tidak dilibatkan dalam pertemuan kedua tokoh masyarakat di Polres Kerinci.

Pantauan Harian Jambi di Polres Kerinci, sekitar pukul 15.20 WIB ratusan pemuda Kumun datang dengan berkompoi menggunakan kendaraan roda dua. Setelah tiba di Mapolres Kerinci, ratusan pemuda diwakili salah seorang orator menyampaikan orasi.

"Kami minta kaum adat yang berada di ruang Polres kerinci keluar, kami tidak mau penyelesaian perdamaian ini sepihak, kaum adat harus musyawarah dengan kami masyarakat Kumun terlebih dahulu," kata salah seorang orator di Mapolres Kerinci, kemarin.

Setelah menyampaikan orasinya, pemuda Kumun diterima oleh Kapolres Kerinci, dan Kasat Intel. Pihak aparat menerima permintaan masyarakat dan pemuda tersebut, kemudian sejumlah tokoh adat keluar Kumun Debai dari pertemuan dan meninggalkan Polres Kerinci.

Rombongan pemuda bersama kaum adat melakukan pertemuan di Mesjid Jamik Kumun untuk membahas perdamaian antar Tanjung Pauh tersebut.

Sementara itu, Kasat Intel Polres Kerinci Iptu Yulizar ditemui sejumlah wartawan mengatakan, kedatangan pemuda kumun meminta kaum adat keluar dulu dalam pertemian perdamaian kedua daerah tersebut.


"Ya, mereka datang minta pemuda dilibatkan dalam pertemuan perdamaian tersebut, jadi kita minta warga Kumun melakukan musyawarah dulu dengan masyarakat, baru nanti dilanjutkan pertemuan tokoh masyarakat kedua desa," ujarnya. (Harian Jambi)

Tidak ada komentar: