Dialog : Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono saat
berdialog dengan murid SD 97 Kota Jambi, Jumat (23/9/2011) pagi. Foto rosenman
manihuruk/harian jambi.
Diklaim Mampu Sejahterakan Rakyat
Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
segera berakhir. Selama memimpin, SBY dinilai telah mencapai berbagai
keberhasilan, khususnya bidang kesejahteraan rakyat, seperti pendidikan dan
kesehatan.
DINA MANAFE, Jakarta
Ketua Departemen Kesejahteraan Rakyat DPP Partai Demokrat M
JafarHafsah mengatakan, sejumlah kebijakan yang digulirkan SBY membawa dampak
signifikan terhadap kesejahteraan rakyat. Di bidang pendidikan, peningkatan
kesejahteraan guru meningkat dengan adanya sertifikasi. Sebelum era SBY, tahun
2008, jumlah guru yang memiliki sertifikasi baru 15,42%, pada 2013 jumlah ini
melonjak menjadi 95,5%.
“Dengan adanya sertifikasi guru, kesejahteraan pahlawan
tanpa jasa kini semakin meningkat. Dengan sertifikasi otomatis mereka
mendapatkan penghasilan lebih dari sebelumnya. Terbukti dengan semakin
banyaknya masyarakat yang berminat menjadi guru ketimbang pengusaha atau
politikus,” ujar JafarHafsah dalam diskusi publik bertemakan “Satu Dasawarsa
Catatan untuk Indonesia”, di Jakarta, Jumat (17/10).
Jafar memaparkan, jumlah sarana pendidikan pun meningkat
100% dalam 10 tahun terakhir, kecuali perguruan tinggi hanya 50%. Saat ini,
sekolah dasar berjumlah 169.000, sekolah menengah pertama 48.900, sekolah
menengah atas 28.600, dan perguruan tinggi 3.800. Anggaran pendidikan juga
terus meningkat sejak 2009. Jumlah beasiswa kepada siswa SD, SMP, dan SMA juga
bertambah.
Menurutnya, jingkat kemiskinan dan pengangguran di masa SBY
juga berkurang. Jika pada 2004 jumlah kemiskinan di Indonesia mencapai 16,7%
dari total penduduk, maka pada 2013 menurun menjadi 11,4%. Sedangkan angka
penangguran menjadi 6,2%.
Indonesia Hebat
Dalam kesempatan yang sama, angggota DPR Dede Yusuf juga
menilai banyak kemajuan yang dicapai SBY. Program-program yang sudah baik dan
berjalan sekarang perlu dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya. Menurutnya,
selama kepemimpinan SBY, tidak terjadi konflik atau kekerasan sosial yang
berarti. Masyarakat Indonesia tetap hidup damai dan bersatu meskipun dalam banyak
perbedaan.
“Sementara negara lain, seperti di Thailand yang hanya ada
perbedaaan 2-3 agama konflik kerap terjadi. Indonesia hebat karena masih solid
meski banyak perbedaan, apalagi dalam 10 tahun ini nyaris tidak ada konflik
berarti yang sampai menyebabkan perpecahan,” kata politisi Partai Demokrat ini.
Selain itu, mantan Wakil Guberbur Jawa Barat ini
mengungkapkan, kebijakan SBY yang paling mendasar dan membawa dampak signifikan
adalah sektor pendidikan. Dengan anggaran pendidikan 20%, berhasil memancing
pemerintah daerah untuk mengalokasikan besaran yang sama dalam APBD.
Di daerah, umumnya sebesar 70% APBD habis dipakai untuk
biaya rutin, seperti membayar gaji pegawai dan operasional pemda, dan hanya 30%
yang tersisa untuk pembangunan, di mana 20% diantaranya untuk pendidikan.
Beberapa program pendidikan, seperti Biaya Operasional
Sekolah (BOS), bantuan siswa miskin dan Bidik Misi juga sangat membantu daerah.
Mestinya, menurut Dede, dengan berbagai program ini, program wajib belajar 9
tahun sudah harus tercapai.
“Begitu SBY mencanangkan program BOS, Jawa Barat mengikuti
dengan dana BOS daerah sebesar 10% dari total BOS pusat. Misalnya Rp1 juta per
siswa per tahun dari BOS Pusat, maka provinsi menambah Rp 250.000 per siswa
sebagai tambahan, lalu diikuti kabupaten dan kota sebesar Rp 25.000,” kata
Dede.
Kebijakan lain pemerintahan SBY yang dirasakan Jabar, ungkap
Dede, adalah adanya bantuan penambahan kelas. Pasalnya, meskipun biaya
pendidikan siswa telah ditanggung, jumlah kelas untuk kegiatan belajar mengajar
masih kurang.
Padahal, setiap tahun angka kelulusan SD, SMP, dan SMA
meningkat dua kali lipat. Ditambah lagi, fisik gedung sekolah, khususnya SD
tidak layak karena umumnya dibangun sejak tahun 1978-an. Ketika masuk masa SBY,
tahun 2009, sekolah-sekolah tersebut sudah rusak.
SBY juga dinilai mempelopori pendidikan karakter melalui revitalisasi
kepramukaan. Faktanya, kemajuan teknologi internet telah membawa anak-anak
Indonesia bebas mengakses informasi tanpa difilter. SBY yang juga dikenal
sebagai bapak revitalisasi pramuka menguatkan kembali pendidikan karakter
melalui lembaga ini.
“SBY melihat bahwa kesejahteraan harus dimulai dengan
pendidikan, tapi tanpa pendidikan karakter menjadikan generasi muda menjadi
generasi yang terlalu bebas dan terbuka,” tuturnya. rogram lain yang menurut
Dede juga membawa dampak besar dalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri. Program ini dirasakan langsung oleh masyarakat melalui
pembangunan infrastruktur dan ekonomi pedesaan. (sp/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar