Jumat, 18 Juli 2014

PENGAMAT : Jangan Kerdilkan Sekolah Swasta

Displaying Demo Guru Swasta di DPRD Kota Jambi Rabu 16 Juli 2014. Foto Edwin E Putra.JPG
Ratusan guru SMP-SMA swasta di Kota Jambi saat berunjukrasa damai di DPRD Kota Jambi Rabu 16 Juli 2014. Foto Edwin Eka Putra/HARIAN JAMBI
JAMBI -Dr Samsu PHD selaku pengamat pendidikan mengatakan, pada dasarnya pendidikan adalah untuk membekali pengetahuan pada peserta didik. Jadi tidak boleh ada intimidasi, diskriminasi dan keberpihakan terhadap satuan pendidikan tertentu.

“Pada perinsipnya pemerintah memberi layanan kepada seluruh warga negara Indonesia. Saat ini ada kebijakan dari Perintah Kota Jambi mengenai shift bagi sekolah negeri pagi dan sore di beberapa sekolah favorit, menurut saya hal tersebut merupakan kebijakan yang tidak populer,” kata Kamis 17 Juli 2014 kepada Harian Jambi.

Sebab sejauh pendidikan Indonesia diawali dengan Budi Utomo dengan sekolah swasta. Namun beberapa tahun kemudian lahir sekolah yang dinegerikan. “Jika kebijakan pemerintah kota tidak berpihak kepada sekolah swasta yang kurang peminatnya, artinya pemerintah mengkerdilkan sekolah swasta,” katanya.

Dilanjutkan, idealnya pemerintah menetapkan berapa kuota yang diterima dan siswanya direkomendasikan kepada sekolah swasta tertentu yang terdekat dengan sekolah negeri tersebut.

Sehingga tidak ada sekolah swasta yang kekurangan siswa. Jangan kerena banyak peminatnya lalu dibuka sistem pembelajaran sampai sore. “Jika itu terjadi sampai kapan pun sekolah negeri yang diminati tidak akan pernah tercukupi,” katanya.

Namun yang harus pemerintah pikirkan bagaimana sekolah swasta agar tetap hidup karena di sekolah tersebut ada banyak guru. Sarana prasarana yang investasi pendidikannya sangat tinggi.

Jika pemerintah hanya mengandalkan sekolah negeri kemampuan pemerintah tidak akan memadai. “Tidak bisa mengkerdilkan sekolah swasta yang ada selama ini. Karena itu pemerintah tidak boleh membuat suatu kebijakan yang mengerdilkan sekolah-sekolah swasta yang mengharapkan limpahan dari sekolah negeri,” katanya.

Disebutkan, jika tidak diterima d isekolah negeri, barulah ke sekolah swasta. Bukan memperburuk. Jika sekolah negeri menggunakan dua shift, maka kapan sekolah swasta mendapatkan siswa, jadi wajar jika forum-forum guru swasta menolak kebijakan Pemerintah Kota Jambi. (Penulis Kaharuddin/Editor Rosenman Manihuruk)

Dr Samsu PHD

 

Tidak ada komentar: