Dari Budaya Pasung Hingga Kepemimpinan “Abal-abal”
BERITAKU-Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara terkenal salah satu kabupaten paling
kaya akan daerah pertanian dan obyek wisata di Indonesia. Simalungun dengan
Motto “Habonaron Do Bona” itu kini tak seindah, sedamai, seadil, semaju dan
semakmur yang diharapkan masyarakat.
Betapa tidak. Kabupaten Simalungun dua tahun terakhir ini menjadi sorotan Nasional. Namun sorotan itu bukan karena nilai positif dari kekayaan produksi pertanian dan Obyek wisatanya yang membumi.
Tetapi karena kasus-kasus yang menjadi perhatian secara Nasional. Seperti mulai terendusnya kasus korupsi Bupati Simalungun JR Saragih, kasus pembunuhan kapolsek hingga budaya pasung selama belasan tahun dua kakak beradik Siti Nurialina Purba (43) dan Janter Purba (32), warga Nagori Bahliran, Kecamatan Panei, Simalungun.
Belum lagi persoalan pengabaian pembangunan infrstruktur sentra pertanian di Simalungun, hingga pembangunan bandara Raya yang identik dengan proyek gagah-gagahan dan kesombongan seorang kepala daerah yang naik pesawat Heli Kopter pribadi dalam kunjungan kerja.
Bukan mencari-cari kesalahan semata, sebelum Pilkada 2010 lalu, JRS di-idam-idamkan pemilih di Simalungun karena slogan “putra daerah” dan calon yang “kaya raya”. Saat kampanye JRS selalu meninabobokkan warga di Simalungun dengan janji-janji manis. Kalau tak percaya, silahkan berkunjung ke Simalungun, tak sulit untuk menemukan jalan rusak hingga desa jauh dari akses ekonomi.
Pilkada 2010 Kabupaten Simalungun berjalan mulus. Namun beberapa bulan kemudian hasil Pilkada Simalungun berujung di Sidang MK. Alih-alih menang secara murni, JRS dituding monay politik dan sempat menjadi sorotan media daerah dan Nasional akibat kasus sogokan di MK tersebut.
Budaya gonta-ganti pejabat juga menjadi perhatian khusus di Kabupaten Simalungun. Jika bupatinya tak suka dengan kinerja bawahan langsung di copot dari jabatan tanpa melalui koordinasi dengan wakil bupati. Pecah kongsi Bupati dan Wakil Bupati sudah berlangsung lama.
Kejadian lain di “Bumi Habonaron Do Bona” yang berefek negative yakni kasus pembunuhan secara sadis Kapolsek Dolok Pardamean. Masih segar pada ingatan kita, kasus pembunuhan secara biadab Kapolsek Dolok Pardamean, Ajun Komisaris Polisi Andar Siahaan.
AKP Andar Siahaan tewas dikeroyok warga setempat pada Rabu (27/3/2013) malam, saat melakukan penggerebekan judi togel di salah satu rumah warga di Dusun Rajanihuta, Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun, Sumatera Utara.
Sebanyak 19 terdakwa
pembunuhan Kapolsek Dolok
Pardamean AKP Andar
Siahaan, mengikuti sidang di Pengadilan Negeri (PN) Simalungun dengan
agenda menjatuhkan vonis terhadap 19 terdakwa Rabu (13/11/2013). Sidang ruang utama
dipimpin Ketua Majelis Hakim Abdul Siboro yang beranggotakan David P Sitorus,
dan Ben Ronald Situmorang memegang 5 berkas dan menangani 10 terdakwa.
Kemudian yang baru segar lagi pada ingatan kita yakni “Kejagung Selidiki Dugaan Korupsi Bupati Simalungun”. Berita yang dirilis Kompas.com pada 11 Desember 2013 pukul 5:36 WIB menyebar ke mana-mana, termasuk tiga group media Jejaring Face Book yakni BERITA SIMALUNGUN, MEDIA SIMALUNGUN DAN ETAH HAM MAMBANGUN SIMALUNGUN (EHAMSI).
Berita ini menjadi perdebatan serius anggota group, mulai dari membela JRS, menyudutkan pemosting berita hingga membela pemosting secara diplomasi. Berikut kutipan berita tersebut. SIMALUNGUN,KOMPAS.com -Lima penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) datang ke Simalungun untuk mengusut dugaan korupsi Bupati Simalungun, Jopinus Ramli Saragih. Dalam pengusutan tersebut, sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Simalungun dipanggil dan diperiksa di Kejaksaan Negeri Simalungun di Jalan Asahan, Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (10/12/2013).
Pemeriksaan berlangsung mulai pukul 13.00 WIB di aula Kejaksaan Negeri Simalungun. Seusai memeriksa salah seorang pejabat atas nama Jan Waner Saragih yang juga Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda), para penyidik masih enggan memberikan keterangan.
Sementara setelah beberapa jam menjalani pemeriksaan, Jan Waner Saragih, yang datang mengenakan kemeja bercorak garis biru dan celana jeans biru tampak beberapa kali keluar masuk ruangan. Saat diwawancara, pria yang sudah dua tahun menjabat sebagai Kadispenda itu tak bersedia memberikan komentar. "Kenapa rupanya. Tak ada apa-apa," ujarnya singkat.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Simalungun, Polin Sitanggang ketika dimintai diwawancara membenarkan kedatangan tim Kejagung dan pemeriksaan tersebut. "Kita hanya memfasilitasi dan tidak dilibatkan. Benar, mereka dari Kejaksaan Agung dan melakukan pemeriksaan. Mereka datang sejak Senin dan juga sudah melakukan kegiatannya di Raya (lokasi perkantoran Pemkab Simalungun)," terangnya.
Ditanya mengenai siapa saja yang diperiksa dan mengenai kasus apa, Polin Sitanggang mengaku tidak mengetahui secara persis. "Kita kan sama-sama di sini. Saya juga belum tahu. Tadi hanya Kadispenda yang ada. Selebihnya tidak tahu," ujarnya.
Masih di tempat yang sama, seorang jaksa di Kejari Simalungun yang enggan disebut namanya menyebutkan, pemeriksaan tersebut terkait kasus dugaan korupsi Bupati Simalungun, Jopinus Ramli Saragih tentang penyaluran dana bantuan sosial (bansos).
“Yang saya tahu masih kasus Bansos senilai puluhan milliar. Kalau yang lain belum tahu, Bang," bisiknya singkat.
Sebelumnya, tim Kejagung juga sudah memeriksa Sekretaris Daerah Pemkab Simalungun, Gidion Purba. Selain itu, sehari sebelumnya, Senin (9/12/2013), penyidik juga menggeledah sejumlah ruangan dinas dan kantor Bupati Simalungun di Pematang Raya. Dalam penggeledahan itu, sejumlah berkas dengan ketebalan lebih dari 30 centimeter diamankan penyidik. (Sumber : http://regional.kompas.com/)
Budaya Pasung di
Bumi Kaya Raya
Simalungun 13 Desember lalu kembali ramai dibicarakan di media online. Berita yang berjudul “Dua Kakak Beradik Dipasung Puluhan Tahun Gara-Gara Gagal Tes CPNS” yang diposting Akun FB Juandaha Raya Purba di Group FB BERITA SIMALUNGUN tertanggal 14 Desember pukul 5:10 “IJA DO PAMARENTAHTA IA LO, AI NASO IBOTOH DO NAMASA ON? Dengan link Dua Kakak Beradik Dipasung Puluhan Tahun Gara-Gara Gagal Tes CPNS - www.tribunnews.com.
Foto www.tribun.com (Kompas.com) |
Berita ini kembali Saya posting di Group BERITA SIMALUNGUN Jumat, 13 Desember 2013 15:23 WIB dengan Judul “Cerita Tak Manusiawi dari Desa Bahlias Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. MANA PERAN PEMKAB SIMALUNGUN DAN BUPATINYA ITU!!!!!!!!!”
Berita yang sama Saya posting juga ke Group EHAMSI 15 Desember pukul 15:44, 15 Desember pukul 15:45 MEDIA SIMALUNGUN dengan judul dan isi yang sama. Anggota Group MEDIA SIMALUNGUN kini berjumlah 8.919 anggota, BERITA SIMALUNGUN 3.392 anggota dan EHAMSI mencapai 10.504 anggota. Tiga group ini kerap dijadikan sebagai “ajang” adu argument dan ocehan tanpa arah.
Namun ada juga anggota group yang memberikan komentar positif seiring memberikan solusi pada status postingan anggota. Namun sebagian besar selalu bersikap apriori terhadap postingan yang mengkritik JRS dan kroninya.
Postingan berita Cerita Tak Manusiawi dari Desa Bahlias Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, akhirnya mengundang liput media di Simalungun. Pasalnya berita itu awalnya diliput oleh Wartawan Tribun Medan, Abul Muamar pada tanggal 13 Desember 2013. Berita ini baru dimuat media Metro.Siantar.com pada 16 Desember 2013.
Berikut berita yang dilansir www.tribunnews.com.
“Dua Kakak Beradik Dipasung Puluhan Tahun Gara-Gara Gagal Tes CPNS”. Betapa malang nasib Siti Nurliyana Purba (43) dan Janter Purba (32). Akibat menderita gangguan mental, kakak beradik ini terpaksa dipasung oleh kedua orangtuanya selama puluhan tahun.
Bungani Saragih, orang tua Siti dan Janter, mengaku terpaksa memasung Siti dan Janter karena kerap mencemaskan orang-orang yang melewati rumahnya.
"Payah, pak. Kalau tidak diikat, mereka pasti mengamuk, mengejar orang yang dilihatnya. Kami juga merasa bersalah jadinya, " ujar Bungani, Kamis (12/12/2013).
Pemasungan ini, terjadi di Desa Bahlias, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Siti dan Janter dipasung dan dikurung di dalam dua kamar ukuran 2x3 meter yang terpisah, dengan kondisi yang kotor dan aroma tak sedap.
Bungani mengatakan, selain masalah keterbelakangan mental, faktor ekonomi keluarganya yang memprihatinkan juga menjadi penyebab dirinya tak mampu berbuat apa-apa, kecuali mengurung Siti dan Janter.
Sebelumnya, Siti dan Jansen sempat dirawat di RS Jiwa Adam Malik Medan. Namun, karena tak sanggup lagi membiayai pengobatan, mereka terpaksa keluar dan dirawat di rumah.
"Waktu itu pernah masuk rumah sakit Adam Malik, waktu bapaknya masih ada. Tapi sekarang udah nggak ada duit lagi. Tanah sama ladang kami pun udah habis untuk biaya orang ini," ujarnya.
Bungani mengatakan, Siti mulai menderita gangguan mental sejak ia gagal lulus ujian PNS saat usianya masih 19 tahun.
"Siti dulu mau coba PNS, tapi gagal. Dari situlah dia mulai stres. Sampai seperti sekarang ini. Kalau Jansen itu baru sekitar 11 tahun seperti ini," ujarnya.
Bungani mengakui, awalnya ia hanya sekadar mengurung Siti dan Janter. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, karena sering mengancam orang lain, ia terpaksa memasungnya.
"Malah kadang bisa mengamuk sendiri, sampai mau bunuh orang. Kalau Siti itu kalau ada laki-laki lewat dia ngajak-ngajak kawin," ujarnya.
Meski memasung kedua anaknya, Bungani tetap rutin memberi makan dan minum. "Tapi kalau makan dan minum selalu saya kasih. Tidak mungkin saya tidak kasih," ujarnya.
Camat Panei M U Barus mengatakan, akan segera menangani kasus ini. Menurutnya, tindakan mengurung seseorang yang mengalami gangguan jiwa tidaklah tepat.
“Kita akan berupaya mencari langkah-langkah yang lebih manusiawi untuk dua bersaudara ini. Menurut saya, memasung atau mengurung keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau depresi, bukan langkah yang tepat. Ada banyak cara lain yang lebih baik,"
ujarnya.(TRIBUNNEWS.COM-Laporan Wartawan Tribun Medan Abul Muamar)
Versi METROSIANTAR.com
Ini Judul berita di www.metrosiantar.com. Tertanggal 16 Desember 2013“Takut Telantar di RSJ, Kakak Beradik Itu Kembali Dikurung,”.SIMALUNGUN – Kakak beradik Siti Nurialina Purba (43) dan Janter Purba (32), warga Nagori Bahliran, Kecamatan Panei, kembali dikurung. Sebelumnya, keduanya telah dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Medan.
TKP. Foto www.metrosiantar.com |
1 komentar:
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
Posting Komentar