Selasa, 15 November 2011

Buruh di Jambi Meminta Kenaikan Upah


Jambi, Batak Pos

Ratusan buruh di Jambi yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) melakukan unjukrasa di depan kantor Gubernur Jambi Senin (14/11) meminta kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2012 minimal Rp 1.450.000. Angka tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan KSBSI rata-rata Kebutuhan Hidup Layak (KHL) untuk Provinsi Jambi.

Koordinator KSBSI, Roida Pane, dalam orasinya mengatakan, saat ini merupakan masa genting bagi buruh, khususnya dalam penentuan UMP di Provinsi Jambi tahun 2011 ini. Sejak Juni 2011 lalu, beberapa unsur yang terdiri dari pemerintahan, pengusaha, serikat buruh/pekerja, dan akademisi, telah melakukan survey tentang (KHL) di kabupaten/kota.
Hasil survey tersebut dibawa ke dalam dewan pengupahan untuk menentukan besaran UMP Provinsi Jambi, kemudian diusulkan kepada gubernur untuk ditetapkan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Buruh Indonesia, rata-rata KHL untuk Provinsi Jambi adalah Rp 1.450.000.

Disebutkan, sedangkan survey KHL yang dilakukan dewan pengupahan Provinsi Jambi yakni, tahap I, tertinggi di Sarolangun sebesar Rp. 1.445.881, terendah di Kerinci sebesar Rp. 1.110.993,- dan rata-rata seluruh kabupaten /kota sebesar Rp. 1.285.229.

Kemudian untuk tahap II, tertinggi di Sarolangun Rp. 1.292.298,- dan terendah di Tanjabtim Rp 1.176.160,- rata-rata seluruh kabupaten/kota sebesar Rp 1.245.284 dan rata-rata tahap I dan II, yang tertinggi Rp. 1.369.130,- terendah Rp. 1.143.576,-atau rata-rata keseluruhan Rp. 1.265.256,-.

Pengunjukrasa memaksa bertemu langsung dengan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) dan tidak dengan perwakilan. Mereka menolak ditemui oleh Asisten II Setda Provinsi Jambi. Para buruh juga mengancam akan turun ke jalan secara besar-besaran jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Sementara itu, massa Mahasiswa Universitas Batanghari (Unbari) juga melakukan unjukrasa yang mengatakan biaya pendidikan di Provinsi Jambi masih sangat mahal. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unbari dalam aksi unjukrasa, Senin (14/11) meminta agar biaya pendidikan tidak membuat warga Jambi sulit mengecap pendidikan.

Disebutkan, pendidikan mahal bertolak belakangan dengan program Gubernur Jambi yang dicetuskan dalam Jambi EMAS (Ekonomis, Maju, Aman dan Sejahtera). Mahasiswa juga menuding, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Idham Kholid tidak mampu melakukan penyerapan anggaran untuk Provinsi Jambi. RUK

Tidak ada komentar: