Senin, 22 Agustus 2011

Sekda Provinsi Jambi Tinjau Penggilingan Tebu Kecamatan Sungai Asam Kerinci


Jambi, BATAKPOS

Sekda Provinsi Jambi, Ir. Syahrassadin, MSi beserta rombongan didampingi Bupati Kerinci H. Murasman melakukan rangkaian kegiatan safari ramadhan dengan meninjau irigasi di Desa Lubuk Nagodang, Kecamatan Sulak Deras, dan tempat penggilingan tebu di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sungai Asam usai melaksanakan sholat Jumat (19/8/11).

Ir. Syahrassadin mengatakan, bahan baku gula yang diproduksi di Kecamatan Sungai Asam dipergunakan oleh Provinsi Sumatera Barat. “Alhamdulillah seperti yang kita lihat, lebih kurang areal di sini 1500 ha tebu, dan bisa mencukupi kebutuhan. Menurut Bupati, kecap di Sumatera Barat itu bahan bakunya dari kita. Tadi ada ide bagaimana kalau bikin kecap sendiri, kecap Kerinci misalnya, karena kita punya bahan baku,”katanya.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan gula tebu areal yang akan dikembangkan adalah kawasan Sungai Bermas. “Tadi Pak Kadis perkebunan menjelaskan bahwa akan dikembangkan kawasan Sungai Bermas. Kita sudah mempunyai 8 unit di sini dan saya rasa harus dikembangkan di beberapa titik pertumbuhan lagi supaya terjadi pengembangan yang lebih besar,” jelasnya.

Bupati Kerinci, H, Murasman menjelaskan bahwa kawasan Sungai Bermas kira-kira terdiri dari 10 ribu ha. Pihaknya berperan untuk menyiapkan dana pengembangan kawasan tersebut dengan harapan agar jika berhasil akan didirikan pabrik gula di tempat tersebut.

“Kita siapkan dana, jika berhasil baru kita pertimbangkan apa bisa mendirikan pabrik gula di sini, kendalanya hanyalah masalah modal,” jelasnya.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir. Tagor Mulia Nasution menyatakan bahwa pemerintah telah lama berusaha untuk mengembangkan tanaman tebu. “Pemerintah sudah berusaha lama dalam pengembangannya. Dari segi teknis kita murnikan, tebu-tebu yang bagus kita pilih, kita jadikan kebun induknya, di mana kita harapkan petani-petani di sini mengambil bibit dari tebu yang sudah kita murnikan. Sudah ada izin dari Departemen Pertanian untuk menggunakan bibit unggul lokal,” jelasnya.

Bahkan menurutnya, bibit lokal yang ada lebih cocok dibandingkan dengan bibit dari daerah lain. “Kita juga sudah mencoba menggunakan bibit dari Lampung, ternyata kelemahannya agak keras sehingga untuk mesin seperti ini belum mau. Jadi masih menggunakan bibit lokal yang ada,”katanya.

Kadis Perkebunan juga menjelaskan bahwa masyarakat masih kekurangan mesin untuk menggiling tebu karena mesin yang ada hanya delapan unit sedangkan kalau diperhitungkan paling kurang membutuhkan 30 unit.

“Untuk itu setiap tahun diprogramkan penambahan dua unit. APBN sudah berjanji membantu mesin sehingga kita harapkan ke depan petani menggiling tidak manual tetapi menggunakan mesin,”katanya. ruk

1 komentar:

Anak Sungai Asam mengatakan...

Pemeritah,sdh memberikan bantuan mesin penggilingan Tebu,,untuk ds, Sungai Asam..sperti yg telh di ceritakan di atas,,kami sbagai warga desa Suangai Asam..Sngt trbantu,,Tapi harga Gula sdh menurun,,dari Rp 6000 kini turun menjadi Rp 5200./ "Andai pemerinta jadi membangun Pabrik tentu Harga Gula tak sll di permainkan para tengkulak.