Minggu, 17 Juli 2011

SEMINAR SEHARI HKBP MENJADI BERKAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK

Pdt David Farel Sibuea MTh. Foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih)

Key Note Speaker (Praeses HKBP Distrik XXV Jambi)

JUBILEUM 150 THN HKBP DI DISTRIK 25 JAMBI


Pengantar Seminar
Apa yang dipikirkan, itu yang didambakan, dan Apa yang didambakan, Itu yang dikerjakan, (Hukum dasar Pikiran).

Illustrasi : Tiga Orang Ahli

Ada tiga orang ahli yang hendak berburu harimau. Mereka adalah ahli tulang, ahli kulit, dan ahli membuat napas buatan. Untuk memasuki hutan tempat mereka berburu, mereka dibantu oleh seorang anak desa yang bertugas sebagai petunjuk jalan dan pembawa perlengkapan perlengkapan serta barang-barang kebutuhan berburu mereka.
Setelah seharian penuh berkeliling menyususri hutan, tidak satu pun harimau yang berhasil mereka tangkap.

Mereka hanya memperoleh seekor rusa, kelinci, dan babi hutan. Dengan perasaan kecewa, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali pulang, tetapi di tengah perjalanan mereka menemukan bangkai seekor harimau yang sudah mati.
Melihat temuannya itu, mereka mendapatkan ide untuk mempraktekkan keahliannya masing-masing.

Mulailah si ahli tulang bekerja untuk merangkai kembali tulang-tulang harimau yang sudah menjadi bangkai tersebut.Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tulang belulang yang berserakan itu telah berubah menjadi kerangka seekor harimau yang berdiri tegak dengan keempat kaki.

Kemudian si ahli kulit melanjutkan pekerjaan tersebut dengan membungkus kembali kerangka binatang buas itu dengan kulit-kulit binatang lain hasil buruannya. Sekarang berdiri di hadapan mereka seekor harimau yang sangat mirip dengan aslinya. Tapi ada yang kurang satu, harimau itu belum bisa mengaum layaknya harimau lain, karena ia belum bernafas.

Si ahli pembuat nafas buatan merasa tertantang dan bersiap-siap untuk menyempurkan pekerjaan tersebut agar harimau itu bisa hidup kembali. Ketika si ahli napas buatan hendak menunjukkan keahliannya, tiba-tiba si anak desa yang menjadi pemandu dan penunjuk jalan ketiga ahli itu berteriak, “Jangan jangan lakukan itu”. Tetapi mereka tidak menghiraukan teriakan anak desa itu yang hendak mengingatkan bahwa harimau yang hidup sangat berbahaya bagi manusia.

Mereka bersoraksorai kegirangan. Yes ! Kita berhasil. Seru mereka dengan bangga. Harimau itu mulai membuka matanya dan mengenduskan hidungnya, lalu mengaum keras sambil membuka mulutnya dan menerkam ketiga orang ahli itu yang berdiri tepat didepannya. Ketiga orang pintar itu tidak ada satu pun yang selamat, keculai si anak kampung yang sejak tadi sudah berada di atas pohon.

Orang bodoh sering kali ditertawakan orang pintar, tetapi orang pintar yang tidak bijaksana sering kali menjadi korban dari kepandaiannya.
“Apa hubungannya dengan orang gereja ?”.

Orang Batak, selalu dibilang pintar, berani, dan hebat, ahli bicara ( kalau ditanya kemana cita-citamu menjadi SH; hakim, jaksa, pengacara, dll), semua bidang bisa masuk, apakah itu benar berdasarkan hasil penelitian atau sekedar ungkapan kebanggaan (menjadi ungkapan negative; bhs batak “Sipanggaron”).

Bagaimana kita diingatkan supaya bijaksana dengan segala ke “ahli”/pintaran kita masing-masing Melalui Illustrasi di atas bagi orang batak; andaikan ahli tulang (kontraktor/pemborong, pengusaha bisa menonjol), ahli kulit ( menutupi masalah demi masalah, tutup lobang gali lobang, mempengaruhi orang lain/membuat orang percaya dengan kepintarannya/banyak taktik, ahli membuat nafas (kreatif, inovatif/membuat hidup/ide baru), apakah itu sensasi sehingga orang lain tahu itu orang Batak, kalau tidak begitu itu tidak orang Batak makin dilarang makin panas, tapi dibiarkan mundur teratur/bersungut-sungut.

Orang Batak dengan keahliannya mencari kehidupan masa depan (merantau ke negeri orang), memasuki hutan tujuan, mula-mula cari petunjuk jalan (keluarga/marga/sahabat, dll), pembawa rezeki bisa, semula biasa-biasa saja lama-lama bisalah dan bahkan luar biasa. Menjadi orang Batak yang bisa dikenal, terkenal dan dikenang, dst di bidangnya, memperoleh sesuatu yang sebelumnya tidak ada apa-apanya (sudah ada rusa, kelinci dan babi hutang, tapi maunya….)
Pdt David Farel Sibuea MTh. Foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih)

Mulailah bersorak kegirangan (dengan bahasa kerendahan hati atau sedikit merendah ;asi ni roha ni Tuhan i do i, ala tombus namangarantoi). Dalam kehidupan bergereja itu mungkin dibungkus dengan kulit ritual ibadah (bergereja). Gereja secara fisik yang semula kita bangun dari gubuk-gubuk, biasa saja asal ada tempat berkumpul, lama-lama gedung minimalis-maximalis, bahkan terbesar sebagai pendatang dibandingkan dengan pribumi (setempat).

Bagaimana gereja secara teologis (persekutuan orang percaya, sebagai tubuh Kristus) ? Apakah ada suara pemandu dan penunjuk jalan bagi si ahli (orang Batak “perantau” di tengah-tengah kemajemukan suku dan agama) berbisik dan bahkan berteriak, Jangan ! Jangan lakukan yang membangunkan musuh dan bahkan mengaum dan menerkam si ahli yang berada di tengah-tengah kemajemukan.

Gereja HKBP di Distrik 25 Jambi ini (Orang Batak) di tengah-tengah masyarakat yang majemuk apa, dimana, dan bagaimana menjadi berkat (atau musuh/dibenci?). Penceramah akan membukakan Apa yang kita pikirkan, itu yang kita dambakan, dan Apa yang kita dambakan, Itu yang kita kerjakan. Selamat mengikuti dan berkontribusi untuk masa depan kita bersama. Jambi, Sabtu, 11 Juli 2011 Praeses HKBP Distrik 25 Jambi
Pdt David Farel Sibuea MTh.(Disampaikan Pada Seminar Sehari Panitia Jubileum 150 Tahun HKBP (Distrik XXV Jambi) di Hotel Ceria Maal Kapuk Jambi, Sabtu 17 Juli 2011.

Tidak ada komentar: