Bantuan Pendidikan : Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus saat memberikan secara simbolis bantuan beasiswa kepada pelajar SD, SMP dan SLTA di Jambi. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Percepatan Jambi EMAS 2015
Jambi, BATAKPOS
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi hingga kini terus berupaya meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun yang berkualitas. Selain itu Pemprov Jambi juga sejalan meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya dibidang kebidanan guna meminimalisir angka kematian bayi.
Dua pokok program pro rakyat terus ditingkatkan Pemprov Jambi dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA)- H Fachrori Umar guna mewujudkan visi Jambi EMAS (Ekonomi Maju Aman, Adil dan Sejahtera) 2015.
Upaya Pemprov Jambi dalam mewujudkan dua bidang tersebut, salah satu upaya percepatannya melalui mengintegrasikan program Satu Milyar Satu Kecamatan (SAMISAKE) yang telah bergulir sejak Mei lalu.
Demikian dikatakan Gubernur Jambi H Drs Hasan Basri Agus MM di Jambi, Selasa (19/7/11). Menurutnya, Pemprov Jambi telah melakukan berbagai langkah penataan secara intensif, perencanaan, penganggarab maupun regulasi bidang pendidikan dengan diterterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) No.4 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Bermutu.
Disebutkan, dalam upaya mewujudkan visi Jambi EMAS 2015, Pemprov Jambi, mengajak seluruh komponen masyarakat di Provinsi Jambi untuk bersama-sama berpartisipasi sesuai bidang dan peran masing-masing.
Sejalan dengan fokus program Kementerian Pendidikan Nasional (Kemndiknas) RI tahun 2011-2015, yang antara lain Memperluas akses pendidikan anak usia dini dan menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun yang berkualitas.
“Pemprov Jambi mengintensifkan pemenfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Kementerian bagi masyarakat miskin. Pemprov Jambi mulai tahun ini telah menyediakan bantuan pendidikan/beasiswa melalui program SAMISAKE, tingkat Sekolah Dasar (SD) sederajat, SLTP sederajat, SLTA sederajat, hingga jenjang Strata 1,”katanya.
Disebutkan, secara bertahap tapi pasti, Pemprov Jambi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) di Jambi bekerjasama dengan Bappenas serta berbagai Perguruan Tinggi ternama di Indonesia untuk menempuh pendidikan program Strata 2 dan strata 3.
Provinsi Jambi memiliki sumberdaya alam yang subur yang dapat dikelola sebagai lahan perkebunan, pertanian dan peternakan.Disamping sungai-sungai dan danau-danau yang mendukung petani ikan, kandungan bumi yang kaya dengan berbagai jenis mineral dan minyak bumi dipersiapkan SDM yang mampu mengelolanya.
“Pemerintah Provinsi Jambi sangat mendukung program Kemendiknas 2011-2015, yaitu peningkatan mutu pendidikan vokasi dan politekhnik. Pemprov Jambi juga akan memperbanyak dan memperkuat pendidikan kejuruan berbasis potensi lokal. Hal ini guna menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang handal guna mengolah potensi daerah,”katanya.
Menurut HBA, jumlah penduduk Jambi ada 3 juta jiwa, dimana 20 persen merupakan lapisan atas, 40 persen menengah dan 40 persen lapisan bawah, jika dibagi maka Penduduk Jambi yang miskin ada 1,2 juta jiwa.
Bila diambil rata-rata keluarga inti lima orang maka ada 60.000 masyarakat berada di lapisan paling bawah, dan berdasarkan data BPS ternyata adalagi masyarakat lapisan bawah paling bawah yang jumlah mencapai 34.180 Kepala Keluarga (KK).
Jumlah itu masuk dalam program bedah rumah samisake. Pada tahun 2011 rumah yang akan dibedah 3.176 unit rumah, sisanya diharapkan bantuan dari berbagai pihak termasuk para pengusaha melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga tahun ini ditergetkan 5000 unit rumah masyarakat sangat miskin akan dibedah. Dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Korem 042/Gapu Jambi.
Program Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi priode 2010-2015 dalam upaya mengentaskan kemiskinan, memberikan beasiswa bagi masyarakat sangat miskin sehingga diharapkan anak-anaknya tidak putus sekolah.
Bantuan itu mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang nilainya masing-masing untuk tingkat SD Rp 650.000,- tingkat SLTP Rp750.000,-, tingkat SLTA Rp850.000,- dan untuk perguruan tinggi Rp2 juta setiap tahunnya.
Tempatkan Dokter Spesialis dan Peralatan Medis Lengkap
Sementara itu, guna mengurangi angka kematian bayi serta balita kekurangan gizi di Provinsi Jambi, mengambil kebijakan untuk menempatkan dua orang dokter spesialis berikut peralatan medis yang lengkap di seluruh kabupaten kota se Provinsi Jambi. Dokter spesialis juga akan dipindahkan secara merata.
H Hasan Basri Agus mengajak Kepala Bappeda Provinsi dan Kepala Kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota se-Provinsi Jambi, Direktur RS se-Provinsi Jambi, Direktur RS kabupaten/kota se Provinsi Jambi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Menurut HBA, kondisi pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Jambi yang dijadikan dasar starting point sebagai landasan untuk pencapaian pembangunan selama lima tahun kedepan.
“Jika kita lihat angka balita kekurangan gizi di Provinsi Jambi pada tahun 2008 sebesar 10,51 persen, dan kondisi ini masih tinggi dari pencapaian nasional sebesar 8,12 persen. Angka kematian bayi Provinsi Jambi pada tahun 2009 adalah sebesar 32,4 per 1000 kelahiran, sementara nasional sebesar 31,42 per 1000 kelahiran,”katanya.
Disebutkan, kondisi lain yang dihadapi dalam rangka pembangunan di bidang kesehatan di Provinsi Jambi, yaitu angka kelahiran yang tidak ditolong oleh tenaga medis pada 2009 masih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional. Secara nasional angka kelahiran yang ditolong oleh tenaga medis telah mencapai 77,34 persen, sementara utuk Provinsi Jambi, baru mencapai 70,51 persen.
Bedah Rumah : Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus saat menerima bantuan dana bedah rumah dari Bank BTN Jambi dan BPD Jambi.Foto batakpos/rosenman manihuruk.
“Menyadari begitu krusialnya permasalahan bidang kesehatan, maka sebagai salah satu upaya percepatannya kami integrasikan dalam program SAMISAKE. Melalui program ini upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Diarahkan dalam bentuk penyediaan jaminan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin,”katanya.
Menurut HBA, tingginya angka kematian bayi di Provinsi Jambi, menjadi catatan dan pekerjaan pemerintah lima tahun kedepan, dimana sudah diatur target-target per tahun.
“Ibu kepala dinas akan mengawal masing-masing kabupaten/kota target yang akan dicapai yang penting bagi kita bahwa starting point awal kita sudah mengetahui apa yang kita capai. Hal kedua banyak program-program lain yang tidak saya sebutkan tadi seperti angka kematian ibu, angka kematian anak, tetapi sudah disampaikan ibu kepala dinas,”katanya.
Anggaran Pendidikan Dan Kesehatan
Sementara alokasi anggaran untuk program ekonomi kerakyatan pada Ranperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011 terus diupayakan meningkat. Untuk 10 dinas yang bersentuhan langsung dengan ekonomi kerakyatan, telah dialokasikan Rp 100,198 miliar (5,2 persen) dari total belanja APBD.
Dari jumlah itu mencapai Rp 74,2 miliar yang dapat dinikmati rakyat. Data resmi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik 1 Juli 2011 menyebutkan, terjadi penambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 31,1 ribu orang.
Dari Maret 2010 sebanyak 241,61 ribu (8,34 persen) menjadi 272,67 ribu jiwa (8,65 persen) kondisi Maret 2011. Bertambahnya jumlah penduduk miskin terjadi seiring kenaikan harga kebutuhan pokok yang relative berfluktuatif.
Hal ini cukup kontras dibandingkan visi misi Gubernur Jambi mewujudkan Jambi dengan Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera tahun 2015 . Artinya, ada tantangan berat dan Pekerjaan Rumah baru yang harus diselesaikan Pemerintah Jambi beberapa waktu mendatang. Rosenman manihuruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar