Jambi, BATAKPOS
Seringnya oknum polisi mengintimidasi petani yang terlibat sengketa lahan di Jambi dengan perusahaan, kerap kali polisi menjadi tameng dari perusahaan. Bahkan bentrok antara polisi dengan petani kerap terjadi. Bahkan polisi sering melakukan intimidasi terhadap petani yang bersengketa dengan pihak perusahaan.
Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Feri Irawan, Kamis (11/11) mendesak Kapolda Jambi, Brigjen Pol Drs Bambang Suparsono menarik seluruh pasukan Brimob yang kini ditempatkan di lokasi perkebunan dan kehutanan.
Pasalnya hal ini dapat memicu konflik dengan masyarakat yang tengah bersengketa dengan pihak perusahaan. “Keluarkan aparat dari area perkebunan dan kehutanan. Kita juga akan boikot produk-produk Sinarmas yang ada di Indonesia,”katanya.
Disebutkan, agar praktek kekerasan terhadap petani dihentikan. Penanganan konflik dengan menggunakan kekerasan menurutnya juga menyalahi aturan. Karena itu Undang-Undang Kehutanan No 41/1999 harus ditinjau ulang.
Direktur Community Aliance for Pulp and Paper Advocacy (CAPPA), Rivani Noer, kekerasaan terhadap petani ini harus segera diakhiri.
Asisten II Provinsi Jambi, Havis Husaini ketika dihubungi mengatakan area yang menjadi konflik di Kecamatan Senyerang ini tidak masuk dalam kajian tim yang sudah dibentuk Provinsi Jambi.
Menurutnya, yang masuk dalam kajian konflik dengan perusahan yakni berada di Kabupaten Tebo, Muarojambi dan Tanjabtim dan Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Batanghari.
Kapolda Jambi, Brigjen Pol Bambang Suparsono di Jambi, mengatakan, korban Ahmad Adam (40) yang tertembak oleh oknum Brimob Senin lalu telah diotopsi dan hasilnya ada pada tim investigasi Polda Jambi.
Menurut Kapolda Jambi, suasana Desa Senyerang, kini sudah kondusif. Selain itu juga pihak Polda Jambi telah menarik seluruh pasukannya dari lokasi kejadian dan personel tersebut disiagakan di Mapolres Tanjabar guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pasca aksi Senin lalu.
Saat ini Polda Jambi sudah menurunkan tim investigasi untuk mengungkap kasus penembakan warga yang terjadi pada saksi unjukrasa dan pemblokiran kapal milik PT WKS di Desa Senyerang. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar