Jambi, BATAKPOS
Ribuan pelanggan PDAM Tirta Mayang Jambi kini kesulitan mendapatkan air bersih menyusul tersendatnya pasokan dari PDAM. Pelanggan warga Jambi Selatan, Kotabaru dan Jelutung Jambi hingga kini masih mengeluhkan terhentinya air yang sudah sepekan belakangan.
“Sudah sepekan air di tempat kami tidak hidup hidup. Mau ngambil air sumur keruh seperti air kolam akibat hujan deras. Hingga Senin ini air belum menyala. Kita terpaksa menggunakan air sumur milik tetangganya yang berwarna coklat seperti air kolam,”ujar Tommy, warga Kebun Kopi Jambi Selatan kepada BATAKPOS, Senin (11/10).
Menurut Tommy, tersendatnya pasokan air bersih dari PDAM Jambi membuat warga resah. Pihaknya terpaksa membeli air kemasan untuk cuci, mandi dan kakus.
Hal serupa juga dialami warga Jelutung Jambi. Menurut Derlina RT 15 Kebun Handil, Jelutung Jambi, pasokan air dari PDAM memang sering ngadat. Padahal pembayaran selalu lancer.
“Sudah seminggu tak ada air PDAM. Sebagian warga terpaksa mengambil air dari sumur tetangga dan sebagian lagi membeli air kemasan. Jika aliran air bersih dari PDAM tak kunjung ada, warga mengancam akan melakukan unjuk rasa,”kata Derlina.
Secara terpisah, Eri Suganda, Kepala Sesi Humas PDAM Tirta Mayang Broni mengakui beberapa wilayah diujung jaringan distribusi butuh 2-3 hari untuk mendapat suplai air. Menurutnya, tempat- tempat diujung seperti Paal Merah, Lingkar Selatan, Seputaran Polresta, Asrama PU Jambi Selatan, Mayang, dan Jambi Timur dipengaruhi tekanan yang belum mencukupi.
“Mungkin beberapa wilayah diujung termasuk Kebun Kopi yang belum kebagian air karena tekanan dari valve yang baru saja selesai pemasangan belum mencukupi," katanya.
Disebutkan, pemasangan valve di Simpang Pulai baru selesai pada Selasa (12/10). Menurutnya, pada Sabtu lalu IPA Broni dan Benteng sudah beroperasi normal. Pihaknya berharap air bisa mengalir normal semua daerah di Kota Jambi. ruk
Jambi, BATAKPOS
Ribuan pelanggan PDAM Tirta Mayang Jambi kini kesulitan mendapatkan air bersih menyusul tersendatnya pasokan dari PDAM. Pelanggan warga Jambi Selatan, Kotabaru dan Jelutung Jambi hingga kini masih mengeluhkan terhentinya air yang sudah sepekan belakangan.
“Sudah sepekan air di tempat kami tidak hidup hidup. Mau ngambil air sumur keruh seperti air kolam akibat hujan deras. Hingga Senin ini air belum menyala. Kita terpaksa menggunakan air sumur milik tetangganya yang berwarna coklat seperti air kolam,”ujar Tommy, warga Kebun Kopi Jambi Selatan kepada BATAKPOS, Senin (11/10).
Menurut Tommy, tersendatnya pasokan air bersih dari PDAM Jambi membuat warga resah. Pihaknya terpaksa membeli air kemasan untuk cuci, mandi dan kakus.
Hal serupa juga dialami warga Jelutung Jambi. Menurut Derlina RT 15 Kebun Handil, Jelutung Jambi, pasokan air dari PDAM memang sering ngadat. Padahal pembayaran selalu lancer.
“Sudah seminggu tak ada air PDAM. Sebagian warga terpaksa mengambil air dari sumur tetangga dan sebagian lagi membeli air kemasan. Jika aliran air bersih dari PDAM tak kunjung ada, warga mengancam akan melakukan unjuk rasa,”kata Derlina.
Secara terpisah, Eri Suganda, Kepala Sesi Humas PDAM Tirta Mayang Broni mengakui beberapa wilayah diujung jaringan distribusi butuh 2-3 hari untuk mendapat suplai air. Menurutnya, tempat- tempat diujung seperti Paal Merah, Lingkar Selatan, Seputaran Polresta, Asrama PU Jambi Selatan, Mayang, dan Jambi Timur dipengaruhi tekanan yang belum mencukupi.
“Mungkin beberapa wilayah diujung termasuk Kebun Kopi yang belum kebagian air karena tekanan dari valve yang baru saja selesai pemasangan belum mencukupi," katanya.
Disebutkan, pemasangan valve di Simpang Pulai baru selesai pada Selasa (12/10). Menurutnya, pada Sabtu lalu IPA Broni dan Benteng sudah beroperasi normal. Pihaknya berharap air bisa mengalir normal semua daerah di Kota Jambi. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar