Jumat, 30 April 2010

Presiden BEM IAIN STS Jambi Diperiksa Polisi

Pasca Ricuh Demo Mahasiswa IAIN STS Jambi Ricuh 27 April

Jambi, BATAKPOS

Unjukrasa massa Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) IAIN Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi di Kampus IAIN STS Jambi, Mendalo Darat, Muarojambi, Selasa (27/4) lalu yang berakhir ricuh, ternyata menimbulkan masalah baru. Orasi massa KBM IAIN yang berujung pada pengrusakan kaca-kaca ruang kampus, membuat Polsek Jambi Luar Kota (Jaluko) Muarojambi, memanggil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Jambi, Ade Putra Wijaya.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Jambi, Ade Putra Wijaya. Kepada wartawan di Kampus IAIN STS Jambi, Mendalo Darat, Kamis (29/4) menegaskan, kalau aksi ricuh KBM 27 April lalu, bukan disengaja. Hal itu terjadi karena KBM disusupi pihak luar yang mengacaukan situasi.

“Saya tegaskan aksi 27 April lalu tidak ada intervensi politik atau ideologi. Hal itu murni hanya menuntut Rektorat IAIN Jambi untuk menghapuskan dana praktikum yang dinilai memberatkan mahasiswa. Kami juga meminta pihak Rektorat untuk mencabut PP No 47 yang dijadikan Rektorat sebagai dasar pungutan uang praktikum tersebut,”ujarnya.

Disebutkan, KBM IAIN STS Jambi telah mempersiapkan pengacara kepada Presiden BEM IAIN jika proses hukum aksi demo yang ricuh tersebut masuk proses hukum. “Kita sudah meminta kepada Rektorat agar tragedi kericuhan itu diselesaikan secara kekeluargaan. Namun kami juga siap jika itu masuk kepada proses hukum,”katanya.

Menurut Ade Putra Wijaya, massa KBM IAIN STS Jambi dalam orasinya menuntut pemberhentian uang praktikum yang ditagih sejak tahun 2004 lalu. Uang praktikum sekitar Rp 300 ribu dan Fakultas Tadris Rp 500 ribu per semester itu dinilai KMB sebagai pungli dan penggunaannya tak transparan.

“Jika Rektorat tetap bersikukuh membawa aksi 27 April keproses hukum, kami akan mendesak agar dana di Kampus IAIN STS Jambi diaudit. KBM IAIN STS Jambi juga sudah sepakat akan membongkar bobrok Rektorat IAIN Jambi. Ikatan Wali Mahasiswa (IWALI) IAIN Jambi juga memberikan dorongan kepada KBM ini,”kata Ade Putra Wijaya didampingi rekannya.

Besaran uang praktikum itu tidak sesuai dengan kegiatan praktikum yang dilakukan. Sebab praktikum hanya sebagai formalitas belaka. Praktikum hanya meliputi Shalat Jenazah, praktik wudhu dan ibadah. “Kita minta dana praktikum dihapuskan dari mahasiswa. Ini sudah kami perjuangkan sejak lama,”ujarnya. ruk

Tidak ada komentar: