Selasa, 02 Februari 2010

Rektor Unja Tak Bertanggungjawab Soal Fakultas Kedokteran

Jambi, Batak Pos

Rektor Universitas Jambi, Kemas Arsyad Somad dinilai mahasiswa dan DPRD Provinsi Jambi tak bertanggungjawab terhadap Fakultas Kedokteran Unja. Kemas Arsyad Somad sempat mengeluarkan peryataan “ kenapa para mahasiswa memilih fakultas kedokteran Unja, seharusnya perguruan tinggi yang mapan,”.

Peryatan Kemas Arsyad Somad tersebut membuat orang tua dari 12 mahasisw Fakultas Kedokteran Universitas Jambi (FK-UNJA) yang hingga kini belum diwisuda. Kini para orangtua mahasiswa tersebut mempertayakan statuf FK-UNJA tersebut. FK-UNJA program itu dijalankan berdasarkan SK Rektor UNJA No. 255/J21/KP/2005 tanggal 13 Agustus 2005.

“Rektor UNJA tak bertanggungjawab terhadap keberadaan fakultas tersebut. Kita minta Komisi IV DPRD Provinsi Jambi bias mengambil jalan keluarya. Rektor kurang bertanggungjawab,”kata Gunawan HZ, salah seorang orang tua mahasiswa disela pertemuan Rektor Unja, Komisi IV DPRD Provinsi Jambi dan para orang tua mahasiswa, Senin (1/2).

“Anda salah telah memilih Unja. Seharusnya cari perguruan tinggi yang mapan untuk program fakultas kedokteran," katanya ketus dihadapan para orangtua mahasiswa.

Orangtua mahasiswa lainnya, Meriyati, menilai sikap Kemas Arsyad Somad tidak mencerminkan seorang rektor. “Apa seperti itu yang disebut rector. Rektor lempar batu sembunyi tangan," ujarnya.

Kemas Arsyad Somad tidak mau berkomentar soal pernyataannya tersebut saat ingin dikonfirmasi wartawan. Ia bergegas menuju ruangan tempat pertemuan digelar.

Polemik keberadaan program studi (prodi) kedokteran di Universitas Jambi (Unja) terus bergulir. DPRD Provinsi Jambi sudah memanggil pihak rektorat Unja guna menyelesaikan persoalan itu.

Komisi-IV DPRD Provinsi Jambi sudah menyiapkan sejumlah pertanyaan seputar kejanggalan keberadaan lembaga pendidikan kedokteran yang selama ini digadang-gadangkan rektorat Unja.

Sekretaris Komisi-IV, Iskandar Budiman, mengatakan, banyak yang akan ditanya pada Rektor Unja soal prodi kedokteran itu. “Kami tidak mau lembaga kedokteran itu asal-asalan dan tidak jelas statusnya," katanya. ruk

Tidak ada komentar: