Halaman

Kamis, 10 Januari 2013

Jambi Percepat Roda Perekonomian Lewat Peningkatan Fasilitas Bandara dan Pelabuhan Ujung Jabung








(Kiri ke kanan) Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Kadishub Prov Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM.

HUT Provinsi Jambi Ke 56 Tahun ( 6 Januari 2012)



Jambi, Simantab


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi terus mengupayakan peningkatan perekonomian masyarakat dengan berbagai program pro rakyat. Peningkatan perekonomian itu juga telah diletakkan pada visi Pemprov Jambi “Jambi EMAS (Ekonomi Maju, Aman, Adil  dan Sejahtera) hingga 2015. Program Pemprov Jambi juga ditekankan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat guna pencapaian Jambi Emas 2015 yang diusung Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar beserta jajarannya.

Menapaki usia Pemprov Jambi ke 56 tahun ( 6 Januari 2013), ada dua sorotan khusus program Pemprov Jambi guna peningkatan perekonomian rakyat Jambi kedepan. Berikut tulisan khusus wartawan HU Simantab di Jambi, Rosenman Manihuruk dalam rangka HUT Prov Jambi ke 56 tahun.

Program peningkatan keberadaan Bandar Udara (Bandara) Bandara Sultan Thaha Jambi telah dicanangkan oleh Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono di Bandara Sultan Thaha Jambi, Desember 2012 lalu dalam acara pemasangan tiang pancang pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi.

Tingginya pergerakan penumpang di Bandara Jambi tahun 2012 mencapai 1 juta pergerakan atau 11,9 persen, naik dari 939.000 pergerekan pada tahun 2011. Sehingga pengembangan bandara itu mutlak harus dilakukan.

Jumlah pergerakan penumpang pada 2013 diprediksi naik 8,84 persen atau 1,13 juta pergerakan atau menjadi 1,4 juta pergerakan pada tahun 2015 mendatang. Sementara Bandara Sultan Thaha Jambi kini baru mampu menampung 300 ribu pergerakan penumpang pertahun.

Jumlah pergerakan pesawat di Bandara Sultan Thaha 2011 meningkat 6,5 persen atau menjadi 8694  pergerakan bila dibandingkan tahun 2010 yang hanya 8157 pergerakan dan pada 2012 diperkirakan 10 ribu pergerakan.

Pada tahun 2010, jumlah pergerakan barang di Bandara Sultan Thaha Jambi mencapai 5200 ton, sementara pada tahun 2011 mencapai hampir 6000 ton.  Mengacu kepada kondisi tersebut, maka pengembangan terhadap Bandara Sultan Thaha Jambi mutlak harus dilakukan.

Demikian dijelaskan Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Rinaldo J Azis di Jambi pada pencanangan tiang pancang pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi oleh Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono di Bandara Sultan Thaha Jambi.

Menurut Rinaldo J Azis, proses pembangunan tahap pertama difokuskan kepada peningkatan kapasitas terminal penumpang agar mampu melayani 1,5 juta pergerakan penumpang pertahun.
Skema Bandara Sultan Thaha Jambi
Menambah luas terminal dari 2.308 m2 menjadi 13.015 m2 (meningkat 8 kali lipat), kemudian areal apron, kapasitas parkir kenderaan dari 215 menjadi 461 kenderaan, kapasitas parkir pesawat dari 5 menjadi 10 pesawat, commercial area dari 621,5 m2 menjadi 1398 m2 dan terminal cargo dari 3.902 ton per tahun menjadi 7.391 ton pertahun.

Disebutkan, dana pembangunan dari PT Angkasa Pura II sebesar Rp 107 miliar ditargetkan selesai dalam pekerjaan 365 hari oleh PT PP (rekanan). Pengembangan Bandara Sultan Thaha mendapat dukungan besar dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan RI, Kementerial BUMN serta Pemerintah Provinsi Jambi.

“Pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi juga akan berdampak peningkatan ekonomi rakyat Provinsi Jambi dalam pencapaian Visi Provinsi Jambi Emas 2015. Pergi berkelana di Batanghari, memancing dapat ikan nila, sudah berlama kami menanti, hari yang ditunggu kini telah tiba,”kata  Rinaldo J Azis.

Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono, mengatakan, mengacu kepada Surat Menteri Perhubungan RI No 63 Tahun 2009 Tentang Rencana Induk Bandara Sultan Thaha Jambi, rencana pengambangan terminal penumpang merupakan salah satu upaya yang dirancang PT Angkasa Pura II dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para pengguna jasa angkutan udara yang sudah erat kaitannya dengan faktor keselamatan dan kenyamanan operasional penerbangan.

Disebutkan, pengembangan Bandara Jambi merupakan bagian koridor pengembangan ekonomi di Sumatera. Bandara merupakan koneksi koridor ekonomi yang menghubungkan sentra-sentra ekonomi.

Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) didampingi Kepala Dinas Pehubungan Provinsi Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM mengatakan, sejak dilantik jadi Gubernur Jambi Agustus 2010 lalu, baru lima hari menjabat gubernur, dirinya langsung menayakan kelanjutan pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi kepada Pemerintah Pusat.

Disebutkan, jumlah penumpang di Bandara Jambi setiap harinya mencapai 1200 penumpang yang dilayani maskapai terjadwal Garuda Indonesia, Sriwija Air, Batavia Air, Lion Air, Sky Avition Air dengan 26 kali penerbangan Jambi-Jakarta, Jambi-Batam, Jambi-Pekanbaru, Jambi-Kerinci.

Seiring pertumbuhan ekonomi dan tingginya mobilisasi warga dari dan ke Provinsi Jambi, dengan menggunakan jalur arus transportasi udara, membuat Pemprov Jambi mengembangkan Bandara Sultan Thaha Jambi. Kini setiap harinya ada 26 aktivitas penerbangan dari dan ke Jakarta, Palembang, Kerinci, Pekanbaru dan Batam di Bandara Sultan Thaha Jambi.

Kedepan Bandara Jambi akan mewujudkan Bandara Bertaraf Internasional yang bisa didarati pesawat sekelas Boeing 737-900 ER yang memiliki badan dan kapasitas angkut lebih besar. Bandara Jambi kedepannya juga bisa menjadi Bandara embarkasi Haji dari Provinsi Jambi.

Pemprov Jambi juga akan berupaya menjadikan Bandara Jambi sebagai bandara Embarkasih Jemaah Haji. Hingga kini Jemaah Haji Provinsi Jambi masih menggunakan Bandara Hang Nadim Batam  dan Bandara Sumatera Barat sebagai Embarkasi Haji. Pemprov Jambi bersama pihak Angkasa Pura II Jambi sudah memulai pengembangan bandara Jambi.
Bandara STS Jambi Dilihat Dari Udara
Wakil Gubernur (Wagub) Jambi Drs. H. Fachrori Umar mengatakan, Jemaah haji Provinsi Jambi setiap tahunnya mencapai 2500 lebih. Menurut Fachrori Umar, jika Bandara Jambi berstatus bandara internasional bisa dijadikan sebagai embarkasi jemaah haji.

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Ir Syahrasaddin, M.Si menambahkan, pengembangan perluasan Bandara Jambi tersebut juga menunjang kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi, khususnya sejak Presiden SBY mencanangkan Komplek Situs Candi Muarojambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) di Sumatera.

Ir P Bernhard Panjaitan MM mengatakan, target pengembangan Bandara STS Jambi selesai pertengahan 2013 kedepan. Pendanaan pengembangan Bandara Jambi itu bersumber dari PT Angkasa Pura, APBN dan APBD Provinsi Jambi.

Pengembangan berupa landasan pacu, efron, taxi way, ruang tunggu VIP, serta seluruh sarana pendukung bandara bertaraf internasional. “Sesuai dengan arahan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi, maka Bandara Sultan Thaha Jambi akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional, sehingga harus memiliki desain yang baik. Terminalnya dibuat bagus dan juga agar bandaranya bisa digunakan sebagai embarkasi haji,”katanya.

Disebutkan, pengembangan terminal akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Pembangunan tahap pertama akan fokus mengembangkan terminal menjadi seluas 6.900 meter persegi dan melengkapinya dengan dua garbarata. Setelah itu pengembangan memasuki tahap kedua. Pada tahap ini, terminal akan diperluas menjadi 9.000 m2.

Kemudian tahap ketiga, Angkasa Pura bakal memperluas terminal menjadi 16.400 M2. Selain terminal bandara, Angkasa Pura juga akan memperpanjang landasan pacu dari 2.000 meter menjadi 2.600. meter. Lebar landasan ditambah dari 30 meter menjadi 45 meter, perluasan tempat parkir pesawat dari 20.638 m2 menjadi 43.089 m2. Untuk  pemindahan tower  dan fisik runway akan dikerjakan menggunakan dana APBN.

Jambi Minta Bantuan Dana APBN 2013 Rp 116 Miliar

Pemerintah Provinsi Jambi melalui Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta permohonan alokasi dana pada APBN 2013 sebesar Rp 116 miliar guna penyelesain  runway ,efron , tower, taxiway dan Instrument Landing System  (ILS) Fasilitas Bantu Pendaratan Bandara Sultan Thaha Jambi.

“Kita sudah lobi Pemerintah Pusat, melalui surat Bapak Gubernur kepada Presiden SBY yang intinya memohon bnatuan dana APBN 2013 penyelesaian runway ,efron , tower dan Instrument Landing System  (ILS) Bandara Sultan Thaha Jambi,” kata Kadishub Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM.

Sementara pendanaan dari APBD Provinsi Jambi 2013 sebesar Rp 15 miliar untuk penyelesaian viproom bandara. Kemudian diharapkan juga pendanaan dari PT Angkasa Pura II guna penyelesaian pembangunan Bandara Sultan Thaha Jambi.

Bernhard Panjaitan menjelaskan perlunya sejumlah alat pendukung bandara seperti ILS atau fasilitas bantu pendaratan. ILS adalah salah satu prasarana penujang operasi bandara, dan dibagi  dua kelompok peralatan, yaitu Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System) dan Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System).

Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari ILS adalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara.

Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem Localizer, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi 108 MHz hingga 111,975 MHz.

Kemudian Glide Slope, yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz dan Marker Beacon, yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz.

Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu Outer Marker (OM) terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz. Kemudian Middle Marker (MM) terletak 1050 ± 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan frekuensi 1300 Hz dan Inner Marker (IM) terletak 75 – 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan sinyal 3000 Hz.

Dikatakan, Airfield Lighting System (AFL) adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.

AFL meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut, Runway edge light, yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.

Kemudian Threshold light, yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

Selanjutnya Runway end light, yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.

Taxiway light, yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.

Flood light, yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang menginap atau parkir.

Approach light, yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.

Menurut Ir Bernhard Panjaitan, kelengkapan Bandara Jambi masih banyak dibutuhkan guna mendukung Bandara Jambi sebagai Bandara Internasional seperti yang diidam-idamkan Pemerintah Provinsi Jambi.

Disebutkan, pendanaan penyelesaian Bandara Jambi juga ada dari APBD Provinsi Jambi 2012 dan dana dari pihak Angkasa Pura Jambi. “Kita harapkan seluruh pendanaan bisa berkolaborasi guna penyelesaian Bandara Jambi menuju Bandara Internasional,”katanya.

Ketua DPRD Provinsi Jambi Efendi Hatta menambahkan, Presiden SBY telah memberikan sinyal perluasan bandara beserta fasilitas pendukung lainnya. Perluasan tersebut juga menunjang pergerakan ekonomi serta kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi, khususnya sejak Presiden SBY mencanangkan Komplek Situs Candi Muarojambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) di Sumatera.

Pelabuhan Samudera Bakal Terealisasi
Rencana Pelabuhan Ujung Jabung
Sementara itu, kerinduan masyarakat Provinsi Jambi, khususnya warga Tanjung Tabung Timur terhadap keberadaan Pelabuhan Samudera di Ujung Jabung, Tanjabtim terus dalam penantian. Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus (HBA) sangat berharap terealisasinya  pembangunan Pelabuhan Samudera di Ujung Jabung yang sudah terbengkalai selama tahunan. Pentingnya pembangunan Pelabuhan Samudera karena begitu pentingnya pelabuhan laut sebagai bagian perdagangan dunia.

Hal itu dikatakan HBA pada Seminar Nasional dengan tema “Perspektif Keuangan Daerah Dalam Mempercepat Pencapaian Pembangunan di Provinsi Jambi, Juni 2012 lalu, bertempat Kampus Pinang Masak Universitas Jambi, Muarojambi.

“Ujung Jabung adalah mimpi kita semua. Pemimpin adalah pamong, berfikirlah untuk orang banyak, kalau sekedar berjalan apa adanya tidak akan maju,”katanya.

Keseriusan HBA dalam merencanakan pembangunan Pelabuhan Samudera ditandai dengan memasukkan Feasibility Study (Studi kelayakan) dalam anggaran APBD Provinsi disertai dengan SK Gubernur tentang pembebasan lahan di wilayah Ujung Jabung Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

“SK Gubernur  kepada Bupati Tanjung Jabung Timur untuk membebaskan 4200 Ha lahan untuk pelabuhan. Akses menuju pelabuhan sudah diperpendek dengan membangun sejumlah jembatan. Tahun  2015 peletakan dasar-dasar pembangunan,”katanya.

Disebutkan, kajian BPPT, Pelabuhan Samudera/Ujung Jabung merupakan pelabuhan dengan wilayah terbaik di Sumatera dilihat dari arus, kedalaman laut serta letaknya.

Sementara Prof. Emeritus Dorodjatun Kuntjoro Jakti,PhD., senada dengan harapan yang disampaikan HBA. Pelabuhan laut keberadaannya sangat vital dalam perdagangan dunia.“90 persen perdagangan dunia diangkut melalui laut,”ujarnya.

Prof. Dorodjatun mengerti serta  mengapresiasi  keinginan HBA dalam membangun Pelabuhan Samudera. Apresiasi Dorodjatun terhadap pembangunan Pelabuhan Samudera juga didasari perhitungan tata letak wilayah Provinsi Jambi dalam Arus Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) diantaranya Jambi, Babel, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sulut, Kepri.

Menurut Prof. Dorodjatun, kapal yang melintasi Selat Malaka dalam perhitungan berkisar 3000 kapal perhari, sedangkan Jambi berada ditengah ALKI Selat Malaka. (Rosenman Saragih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar