Kamis, 15 September 2011

Musim Kemarau, Puluhan Hektar Tanaman Sayuran di Kota Jambi Gagal Tanam

Siramkan Air Limbah : Januri (36) seorang petani sayur di Paal Merah Lama, Jambi Timur, Selasa (13/9) saat menyiram tanaman sayuran sawi manias dan sawi Thailand. Dirinya terpaksa menampung air limbah sebagai bahan baku untuk menyiram tanaman sayuran miliknya. Foto batakpos/rosenman manihuruk

Jambi, BATAKPOS

Sekitar 20 hektar tanaman sayuran di Kota Jambi gagal tanam akibat kesulitan air menyusul tidak turunnya hujan selama 40 hari di Jambi. Ratusan petani sayuran di Kota Jambi terpaksa menunda penanaman akibat tidak tersedianya air sumur yang kini sudah mongering.

Sementara harga sayuran di tingkat petani melonjak 100 persen. Kalau biasanya sayur sawi Thailand di tingkat petani dijual Rp 7500 per kilogram, kini harganya melonjak hingga Rp 15 ribu per kilogram. Sementara harga sawi manis dari Rp 4000 per (kg) kini naik menjadi Rp 8000 per kg.

Melonjaknya harga sayuran di Kota Jambi menyusul terbatasnya pasokan sayur dari petani karena gagal panen akibat dilanda kekeringan. Tidak turunnya hujan selana 40 hari lebih, membuat para petani sayur di Kota Jambi kesulitan.

Januri (36) seorang petani sayur di Paal Merah Lama, Jambi Timur saat ditemui BATAKPOS di kebunnya, Selasa (13/9) menyebutkan, ratusan petani sayuran di Jambi Selatan kini gagal tanam menyusul sulitnya air.

“Hampir 15 hektar tanaman sayuran milik ratusan petani di sekitar Bandara Sultan Thaha Jambi gagal tanam karena tidak ada pasokan air. Sumur sebagai bahan baku untuk menyiram tanaman sayuran kini sudah mengering,”katanya.

Menurut Januri, dirinya hingga kini masih bisa melakukan penanaman sayuran dengan mengandalkan air limbah masyarakat. Dirinya membuat kolam penampungan air limbah rumah tangga dan kemudian dijadikan untuk menyiram sayuran.

“Saya terpaksa menampung air limbah masyarakat sebagai air untuk menyiram tanaman sayuran. Saya masih melakukan penanaman sayur dengan mengandalkan air limbah ini. Terpaksa hal ini dilakukan biar tetap tanam. Kini harga sayuran di tingkat petani lumayan tinggi,”katanya.

Kesulitan air dan gagal tanam juga dialami D Silitonga/ M br Manihuruk, petani sayuran di Kelurahan Jerambah Bolong, Jambi Selatan. Menurut Silitonga, dirinya terpaksa menggali sumur lebih dari 7 sumur untuk mendapatkan air untuk menyiram tanaman.

“Sumur sudah mulai mongering. Tujuh sumur yang sudah digali hanya bisa memasok air untuk dua petak tanaman sayuran seluas 50 meter. Sulitnya air akibat kekeringan sumur membuat petani sayur gagal tanam. Ini dampak dari tidak turunnya hujan selama sebulan lebih di Kota Jambi,”katanya. ruk
Siramkan Air Limbah : Januri (36) seorang petani sayur di Paal Merah Lama, Jambi Timur, Selasa (13/9) saat menyiram tanaman sayuran sawi manias dan sawi Thailand. Dirinya terpaksa menampung air limbah sebagai bahan baku untuk menyiram tanaman sayuran miliknya. Foto batakpos/rosenman manihuruk

Tidak ada komentar: