BERITAKU-Jakarta- Memeringati Hari Kemerdekaan ke-72 Kamis (17/8/2017), Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo memilih merayakannya di daerah perbatasan.
Jika tahun lalu dia mengikuti upcara di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste, Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, maka tahun ini Menteri Eko melaksanakan upacara di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia, yakni Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
“Setiap 17 Agustus komitmen saya merayakannya bukan di Jakarta, tapi di daerah. Tahun lalu di Kabupaten Belu, tahun ini di Sebatik Kabupaten Nunukan. Kemarin lebaran haji saya di Pandeglang, di daerah tertinggal. Hari Pancasila saya di Ende,” kata Eko, Kamis (17/8).
Eko mengatakan pilihan lokasinya ini untuk menunjukkan hadirnya negara di tengah masyarakat yang berada di daerah tertinggal dan perbatasan. Menurutnya, upaya membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat desa adalah hal paling penting, selain memberikan program dan dana.
"Tanpa partisipasi masyarakat nggak mungkin efektif. Kita ingin membangunkan semangat mereka, bahwa negara ada untuk mereka yang ingin maju. Selama ada komitmen dari masyarakat desa kita dukung," tegasnya.
Upacara perayaan Kemerdekaan RI di Desa Sei Pancang, Sebatik, diikuti oleh seluruh instansi pemerintah baik sipil maupun militer serta masyarakat desa setempat. Yang unik dari peringatan kali ini adalah jumlah pasukan pengibar bendera (paskibra) yang mencapai 1.478 anggota, dan meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Keikutsertaan anggota paskibra terbanyak tersebut diprakarsai oleh komunitas pemuda sebatik, yakni Gebyar Aku Cinta Indonesia (GACI).
Peserta paskibra terdiri dari beberapa instansi pemerintah baik sipil maupun militer, organisasi pemuda dan organisasi sekolah. Mereka terdiri dari Kodim 0911/Nunukan, Lanal Nunukan, Polres Nunukan, satgas Pamtas, Satgas Ambalat, Pegawai Kecamatan, pegawai kantor desa, Pertahanan Sipil (Hansip), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Gerakan Pemuda(GP) Ansor, Forum Komunikasi Putra Putri Indonesia (FKPPI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Forum Bela Negara (FBN), Gerakan Pemuda Peduli Pemekaran (Gempur).
Juga turut berpartisipasi gerakan muda dari Karang Taruna, Pemuda Panca Marga, Pramuka, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Persatuan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Wira Khartika, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), Palang Merah Indonesia (PMI), Palang Merah Remaja (PMR), Himpunan Pemuda Sebatik (HPS), Himpunan Nelayan Sebatik (HNS), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Sebatik (APKSS), Kelompok Tani Nelayan Indonesia (KTNI), Persatuan Pemuda Sungai Limau (Pepsil), Pecinta Alam Sebatik (PAS), Gowes Sebatik, Komunitas Trabas Sebatik (KTS), Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Paguyuban Kerukunan Keluarga Jawa (Pakuwaja), Relawan Merah Putih (RMP), Remaja Gereja, dan Alumni Paskibra Kabupaten Nunukan 2016. (*)
Sumber: Suara Pembaruan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar