Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Willem Rampangilei |
Irman: Pemprov Jambi Berhasail Padamkan Titik Api
Jambi - Kalangan mahasiswa di Jambi mengancam akan
memboikot pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, baik pemilihan gubernur
maupun pemilihan bupati, menyusul sikap para calon kepala daerah di Jambi yang
mengabaikan bencana asap. Sikap mengabaikan bencana asap tersebut tampak dari
tidak adanya pernyataan sikap maupun aksi nyata para calon kepala daerah di
Jambi terkait penanggulangan bencana asap, kebakaran hutan dan lahan yang telah
mendera jutaan warga masyarakat.
Ancaman boikot pilkada serentak tersebut disampaikan
mahasiswa Jambi ketika melakukan unjuk rasa terkait bencana asap di gedung DPRD
Provinsi Jambi, Rabu (7/10). Unjuk rasa yang dihadiri sekitar 150 orang
mahasiswa tersebut juga dihadiri puluhan dosen.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jambi
(Unja), Zulkifli ketika membacakan pernyataan sikap mahasiswa pada kesempatan
itu mendesak para calon kepala daerah di Jambi, baik calon gubernur, wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati turut melakukan aksi nyata penanggulangan
asap, kebakaran hutan dan lahan.
“Kami mendesak para kepala daerah bertindak proaktif
menanggulangi bencana asap, terutama penanganan korban bencana asap yang
terkena penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA). Bila para pasangan calon
kepala daerah tidak mengindahkan penanggulangan bencana asap, kami akan memboikot
pilkada serentak di Jambi, terutama pilkada gubernur Jambi,” katanya.
Menurut Zulkifli, para calon kepala daerah di Jambi
memiliki wewenang menanggulangi bencana asap, kebakaran hutan dan lahan karena
sebagian besar calon kepala daerah merupakan pejabat pemerintah dan anggota
DPRD yang mengikuti pilkada.
Sebagai mantan pejabat pemerintah, baik mantan gubernur,
wakil gubernur, bupati, wakil bupati dan anggota DPRD, para calon kepala daerah
di Jambi sudah sepantasnya memberikan solusi penanggulangan bencana asap,
kebakaran hutan dan lahan. Masalahnya, terjadinya bencana asap, kebakaran hutan
dan lahan di Jambi, tidak terlepas dari kinerja mereka selama menjabat kepala
daerah dan anggota dewan selama ini.
Zulkifli lebih lanjut menyatakan, para mahasiswa Jambi juga
mendesak Pemerintah Provinsi Jambi, DPRD Provinsi Jambi dan Pemerintah Pusat
mencabut izin seluruh perusahaan perkebunan dan kehutanan yang terbukti
membakar hutan dan lahan. Para pimpinan perusahaan pembakar hutan dan lahan
tersebut juga harus diproses secara hukum.
“Selain itu kami juga mendesak DPRD Provinsi Jambi membuat
panitia khusus (pansus) kebakaran hutan dan lahan. Pansus ini penting untuk
menetapkan suatau kebijakan terkait penanganan masalah bencana asap, kebakaran
hutan dan lahan. Kami juga meminta Pemerintah Provinsi Jambi membuka posko
kesehatan untuk memberikan pelayakan kesehatan gratis kepada warga masyarakat
Jambi yang terpapar asap,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Penjabat Gubernur Jambi Irman
mengatakan, persoalan kabut asap adalah persoalan bencana lingkungan, dan tidak
ada kaitan dengan Pilkada. Namun Irman memahani kekecewaan mahasiswa terhadap
pemerintah terhadap penanggulangan kabut asap di Provinsi Jambi.
“Penanggulangan titik api di Provinsi Jambi sudah berjalan
dengan baik. Bahkan titik api di Jambi hingga Jumat 9 Oktober nol. Dan itu
sudah dibuktikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) RI, Willem Rampangilei (kanan) saat memperhatikan rekaman video
penanggulangan kebakaran lahan di Provinsi Jambi,” ujar Irman di Rumah Dinas
Gubernur Jambi, Jambi Jumat, (9/10). (Asenk Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar