Sumber BI Jambi |
Kabut Asap Berdampak pada Suplai Kebutuhan Pokok
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jambi bersama Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan rapat tim teknis yang mengambi,
Tema “Review Inflasi Agustus 2014 serta Strategi Menghadapi Tekanan Inflasi
akibat Kenaikan Harga LPG dan Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi” yang
berlangsung di BI Jambi, Selasa (30/9).
R MANIHURUK, Jambi
Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Ihsan W Prabawa, Selasa (30/9)
mengatakan, rapat tim teknis itu membahas percepatan penyusunan peta
surplus/defisit oleh Disperindag dan disupervisi Bappeda serta BI.
Kemudian terkait kenaiakan harga LPG, Pemkot Jambi akan
bekerjasama dengan Pertamina untuk mempublikasikan HET LPG serta daftar
pangkalan LPG di Kota Jambi, pemantauan ketersediaan kuota raskin 2014 serta
langkah antisipatif apabila kouta raskin tidak ditambah.
Selanjutnya penyusunan kajian program unggulan TPID Kota
Jambi oleh Bappeda Kota Jambi, kajian Bappeda terkait dasar hukum pemberian
subsidi komoditas dalam kegiatan pasar murah, bekerjasama dengan Pertamina dan
Kepolisian memantau distribusi BBM bersubsidi untuk mencegah penimbunan.
Disebutkan, inflasi yang terjadi pada bulan Agustus seperti
inflasi Kota Jambi: 0,16 (mtm); 3,36 (yoy); 3,03 (ytd), inflasi Kota Bungo: 0,44
(mtm); 3,50 (yoy); 2,95 (ytd) serta inflasi nasional : 0,47 (mtm); 3,99 (yoy);
3,42 (ytd).
Dikatakan, penyebab inflasi/deflasi Kota Jambi pada kelompok
volatile food: mengalami deflasi -1,27% (mtm); -2,47%(yoy); 2,36%(ytd)
disebabkan adanya koreksi harga cukup besar pada tomat buah, bayam, kangkung,
daun singkong, jengkol, kacang panjang, kerang, udang basah dan daging sapi.
Permintaan yang kembali normal paska lebaran
menyebabkan harga komoditas tersebut mengalami koreksi.
Kemudian pada kelompok inti: mengalami inflasi 0,43 (mtm); 4,23%(yoy);
2,60%(ytd).Tekanan inflasi tersebut utamanya disumbangkan oleh jasa tukang bukan mandor
dan biaya sekolah menengah atas sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru
sekolah. Namun demikian, laju inflasi kelompok inti tersebut tertahan oleh
turunnya harga emas perhiasan seiring dengan meredanya permintaan paska
lebaran.
Selanjutnya pada kelompok administered price: mengalami
inflasi 1,20 (mtm); 6,30% (yoy); 3,72 (ytd). Inflasi kelompok ini utamanya
disumbangkan oleh tarif listrik sejalan dengan keputusan Pemerintah untuk
menaikkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) golongan Rumah Tangga dan Industri per 2
(dua) bulan terhitung sejak tanggal 1 Juli 2014. Selain itu, kenaikan tarif
angkutan udara sejalan dengan meningkatknya permintaan pada saat arus balik
lebaran turut memberikan tekanan inflasi pada kelompok administered price.
Sedangkan target inflasi 2014 4,5 ± 1 % dan proyeksi Bank Indonesia Jambi,
inflasi Kota Jambi di akhir tahun 2014 berada pada kisaran 4,85–5,35. Laju
inflasi kota Jambi (yoy) pada bulan Juli mulai turun ke level rendah karena
faktor penghitungan base (sudah hilangnya dampak kenaikan BBM Juni 2013).
Faktor risiko yang dapat mempengaruhi inflasi yakni musim
kemarau dan kekeringan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Bencana
kabut asap menganggu jalur distribusi supply terganggu.
Kemudian kenaikan TTL setiap 2 bulan per 1 Juli 2014. Dampak
langsung kenaikan TTL di Kota Jambi diperkirakan berada pada kisaran 0,13%-0,35%
(untuk setiap event kenaikan), sehingga kumulatif dampak langsung kenaikan TTL
di Kota Jambi sampai akhir tahun 2014 berada kisaran 0,39%-1,05%.
Sementara dampak tidak langsung kenaikan TTL di Kota Jambi
diperkirakan berada pada range 0,09%-0,12% (untuk setiap event kenaikan).
Kumulatif sampai akhir tahun berada pada range 0,27% - 0,36%.
Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi untuk mengurangi
defisit APBN juga berdampak langsung=
bobot x kenaikan; dampak tidak langsung harga barang/jasa naik. Pembatasan
kuota penjualan berpotensi meningkatkan tarif angkutan dan biaya lainnya.
Disebutkan, menurunnya ekspektasi inflasi masyarakat
berdasarkan Survei Konsumen di Sumatera dan nasional memberikan kontribusi
terhadap stabilnya inflasi inti.
Rekomendasi kebijakan atau langkah-langkah untuk mendukung
pengendalian inflasi Kota Jambi di antaranya percepatan penyusunan peta
surplus/defisit, meningkatkan kerjasama dengan daerah lain yang mengalami
surplus pangan untuk mencukupi pasokan, mitigasi dampak rencana kenaikan BBM
bersubsidi.
Kemudian antisipasi kemarau panjang dengan meningkatkan
pendampingan kepada petani serta dukungan penyediaan saprodi (benih, pupuk,
pompa, dll) dan optimalisasi Sekolah Lapang Iklim, penanganan bencana kabut
asap dengan segera untuk mencegah terganggunya aktivitas perekonomian di Kota
Jambi.
Menurut pihak Disperindag Kota Jambi yang disampaikan
Evridal, mengenai Peta Surplus Defisit (PSD), pihaknya akan bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi dalam menyusun Neraca Surplus Defisit, menentukan bersama
langkah-langkah yang perlu dilakukan, pelaksanaan: Tahun 2015 sesuai anggaran
yang telah disetujui. Kemudian Disperindag melakukan tugas rutin pemantauan
sembako, harga masih dianggap normal.
Kemudian Kepala (BKP) Badan Ketahanan Pangan Kota Jambi Damiri
mengatakan, untuk mengisi data surplus defisit sesuai dengan data yang sudah
ada terlebih dahulu sembari menunggu pelaksanaan tahun 2015.
Sedangkan Meily dari BI Jambi mengatakan, terkait perbedaan
dalam sumber data peta surplus defisit, pihaknya menunggu dari Pokjanas TPID
terkait standarisasi format peta surplus defisit (sumber data, satuan dll).
Kemudian untuk mengisi data surplus defisit sesuai TPID di daerah lain yang sudah menyusunnya, Peta
Surplus Defisit (lanjutan). Namun Marpaung dari BPS Kota Jambi mengatakan, menggunakan
neraca bahan makanan dari Disperta.
Program Kajian Unggulan TPID Kota Jambi
Menurut Meily, Rakorda akan mengundang Sri Sultan Hamengkubuwono
X (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta) untuk sharing pengalaman dan
program-program kegiatan pengendalian inflasi.
Ibu Yanti: Tim TPID bisa mengusulkan kegiatan/program
unggulan agar bisa dianggarkan dananya. Usulan: PIHPS/Pasar Penyeimbang (Pasar
Murah)/Pasar Murah setiap bulan dengan komoditas yang berbeda-beda.
Sementara Rita dari Dispertan Kota Jambi mengatakan, sudah
ada alokasi anggaran dana pengembangan cabai untuk 20 Ha lahan, SDM, MoU dengan
kabupaten terdekat (Kerinci), koordinasi dengan Aspartan (Asosiasi Pasar Tani)
di beberapa kecamatan.
Selanjutnya Yanti menyebutkan, Disperta mengajukan subsidi
langsung yang akan dilajukan kepada DPKAD atau Disperta mengadakan kegiatan
seperti memperkuat produk pertanian (subsidi tidak langsung). Sementara tanggapan
Dinas Koperasi yakni adanya kendala dana untuk pengembangan UMKM.
Isu Kabut Asap
Sementara tanggapan BMKG: Kebijakan Sekolah Lapang Iklim (1
tahun 2 kali) BMKG memberikan informasi iklim (pola tanam) untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik. SLI di Jambi telah dilakukan kepada semua kabupaten/kota
di Jambi.
Terkait kabut asap, BMKG telah memasang AWOS (Automatic
Weather Observation System) di bandara untuk mengetahui cuaca/asap. Kabut asap
mulai 2 September (jarak pandang dan indeks kualitas udara).
Sementara titik api/hot spot di Jambi 0, Pada tanggal 28Sept:
7 hot spot (CI: 70 persen). Prediksi hujan September hanya 7 hari dengan curah
hujan 47 mm, prediksi hujan Oktober 2 (11-20 Okt) – November 1, dimulai di
Tanjung Jabung Timur.
BMKG menyampaikan informasi kepada BPBD, Kodim, Korem yang
akan mendistribusikan ke kabupaten. Tim TPID juga bisa mendapatkan informasi
dari BMKG terkait kondisi cuaca. Distribusi barang dari dan ke Jambi belum
terganggu oleh kabut asap. (lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar