Sabtu, 17 Maret 2012

Rumah Dinas Hakim di PN Muarabulian Memprihatinkan

Jambi, BATAKPOS


Rumah Dinas : Salah satu rumah dinas Hakim Perempuan di Komplek PN Muarabulian, Jumat (16/3). Rumah dinas tersebut kondisinya kini memprihatinkan. Foto batakpos/rosenman manihuruk.

Rumah dinas bagi hakim wanita di Pengadilan Negeri (PN) Muarabulian, Kabupaten Batanghari kondisinya memprihatinkan. Selain tidak adanya pegar pengaman, lampu jalan di komplek rumah Dinah hakim tersebut juga tidak ada. Kemudian kondisi rumah juga sudah usang dan plafon banyak yang sudah kropos.

Wakil Ketua PN Muarabulian, Eko Aryanto SH MH saat ditemui di PN Muarabulian, Jumat (16/3) mengatakan, memang kondisi rumah tersebut sudah memprihatinkan.

“Ada tujuh hakim wanita di PN Muarabulian. Tiga tinggal di komplek tersebut yaitu Hakim wanita di PN Muarabulian diantaranya Yusnawati SH, Iin Fajrul Huda Deva Indah SH MH. Memang rumah itu kurang nyaman. Pagar pengaman tidak ada, lampu jalan juga tidak ada. Pagar beton dibelakang komplek itu sudah roboh, namun belum ada perbaikan,”katanya.

Hakim wanita di PN Muarabulian diantaranya Yusnawati SH, Iin Fajrul Huda Deva Indah SH MH, Maria CND Sip SH MH dan Tetty Siska SH.

Menurut Eko Aryanto SH MH, asset rumah dinas itu adalah milik Mahkama Agung (MA). Sehingga perbaikan juga kebijakan dari MA. “PN Muarabulian tidak punya anggaran untuk perbaikan rumah itu. Jikapun ada anggaran, hal itu kewenangan MA. PN Muarabulian juga mengusulkan kepada MA agar rumah dinas itu bisa diperbaiki,”katanya.

Bagi seorang hakim, tidak mudah untuk menempati tempat tinggal seadanya. Namun bagi Deva Indah SH MH (mantan finalis miss Indoensia 2006), salah satu dari 7 hakim muda wanita di PN Muarabulian, lain pula ceritanya.

Menempati rumah dinas sederhana di komplek PN Muarabulian, sudah ditabahkan Deva Indah dan rekannya selama tahunan. Ada empat hakim wanita yang tinggal di rumah komplek PN Muarabulian tersebut.

Deva Indah menempati salah satu dari empat rumah dinas tersebut. Rumah sederhana yang kini mulai kusuh dan usang, tidak membuat Depa patah semangat dalam mengabdi. Dirinya justru tabah untuk hidup sederhana di rumah yang sederhana tersebut.

Saat penulis melihat dari dekat rumah dinas bagi hakim muda di komplek tersebut, kurang laik huni lagi. Empat unit rumah itu sudah tampak usang. Plafon rumah ada yang terkelupas, kemudian bagian belakang tidak ada pagar pengaman.

Pagar tembok pembatas dengan komplek itu sudah roboh dan hingga kini belum ada perbaikan. Bahkan malam hari, komplek itu gelap gulita karena tidak ada penerangan jalan. Deva tahun 2010 lalu juga pernah kemalingan, karena jendela rumahnya tidak punya terali.

“Maling itu masuk dari belakang. Saat itu jendela tidak punya teralis, jadi masuk dengan mencongkel jendela. HP BBM saya dan dompet beserta isinya digondol maling itu. Saya justru heran, tidak mendengarkan apa-apa saat kejadian tersebut. Saya berharap agar rumah dinas ini boleh diperbaiki, sehingga penghuninya nyaman,”katanya.

Deva juga menginginkan agar rumah dinas tersebut lebih nyaman buat penghuni berikutnya. “Semoga ada perhatian terhadap kondisi rumah dinas ini. Saya juga berharap agar permohonan saya untuk pindah dari Jambi bisa terkabul. Ibu saya sekarang sakit-sakit, sehingga butuh perhatian dari anak-anaknya. Keluarga saya tinggal di Jakarta Timur. Kalau saya di Jambi, butuh biaya banyak untuk pulang menjenguk ibu,”katanya. Ruk

KONDISI RUMAH DINAS HAKIM PN MUARABULIAN BATANGHARI, PROVINSI JAMBI. FOTO-FOTO ROSENMAN MANIHURUK (ASENK LEE SARAGIH).

KONDISI RUMAH DINAS HAKIM PN MUARABULIAN BATANGHARI, PROVINSI JAMBI. FOTO-FOTO ROSENMAN MANIHURUK (ASENK LEE SARAGIH).

Tidak ada komentar: