Jambi, BATAKPOS
APKLI Award : Gubernur Jambi, Drs H Hasan Basri Agus MM (kedua dari kanan) meraih penghargaan di tingkat nasional, yakni APKLI award 2012 diserahkan di di Monumen Tugu Proklamasi Jakarta, Kamis (16/2). Penghargaan ini diberikan oleh Pengurus APKLI atas jasa-jasa HBA dalam membantu dan membina pedagang kaki lima (PKL) di Provinsi Jambi. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Gubernur Jambi, Drs H Hasan Basri Agus MM (HBA) kembali meraih penghargaan di tingkat nasional, yakni Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) award 2012. Penghargaan ini diberikan oleh APKLI atas jasa-jasa HBA dalam membantu dan membina pedagang kaki lima (PKL) di Provinsi Jambi.
Gubernur HBA juga merupakan satu-satunya gubernur di Sumatera yang menerima penghargaan dan menyampaikan sambutan di acara tersebut. Sedangkan dua gubernur lainnya, yakni dari Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Penyerahan APKLI Award tahun 2012 ini di Monumen Tugu Proklamasi Jakarta dalam kegiatan puncak Hari Lahir (Harlah) APKLI ke-19 tahun 2012.
Turut hadir dalam acara itu, Menteri Koperasi dan PKM, Syarief Hasan selaku pelindung APKLI, Ketua Umum DPP AKLI, sesepuh dan pendiri AKLI, diantaranya, Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, Adi Sasono, mantan Menkop, Marzuki Usman dan undangan lainnya.
Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur HBA mengucapkan terima kasih atas diberikannya kepercayaan dalam acara yang penuh makna ini untuk memberikan sambutan mewakili seluruh rekan-rekan Gubernur di Wilayah Sumatera.
Dipilihnya Monumen Tugu Proklamasi ini sebagai tempat diselenggarakannya kegiatan tentulah didasarkan atas berbagai pertimbangan. “Secara filosofis tentu semangat Proklamasi itu jugalah yang nantinya akan memberikan spirit bagi kita semua untuk mengembangkan dan memberdayakan salah satu pelaku ekonomi kita di tanah air. Yaitu para pejuang ekonomi kerakyatan kita, yang populer dengan nama Pedagang Kaki Lima,”kata HBA.
Disebutkan, pedagang kaki lima yang merupakan bagian dari sektor usaha informal. Namun secara ekonomi memiliki peran dan nilai strategis untuk mendukung struktur perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Hal yang paling kasat mata sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar dan juga sebagai sektor yang mampu memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap pembentukan Produk Domestik Buto (PDB) kita. Bahkan, keberadaan sektor informal juga mampu menyangga stabilitas ekonomi kita di saat krisis keuangan, baik pada krisis tahun 1998 maupun saat krisis finansial global pada tahun 2008 yang lalu,”ujar HBA.
Menurut HBA, jika kehadiran para pelaku ekonomi dari sektor informal ini, harus dilihat sebagai sebuah wujud kreativitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dan ekonomi Negara Indonesia.
“Untuk itu, keberadaan dari para pelaku sektor informal di satu sisi memberikan gambaran terhadap belum maksimalnya kita dalam menciptakan lapangan pekerjaan formal sesuai dengan jumlah angkatan kerja. Sehingga pedagang kaki lima merupakan pilihan bagi mereka yang tidak terakomodasi disektor formal tersebut,”katanya.
Pelaku ekonomi informal sendiri harus terus berupaya untuk mengembangkan semangat kewirausahaan secara lebih profesional. Untuk itu Gubernur Jambi mengajak sekaligus mendorong APKLI untuk mengembangkan pedagang kaki lima secara profesional.
Menurut HBA, Provinsi Jambi dalam rangka menumbuh kembangkan jiwa wirausaha masyarakat, telah bekerjasama dengan KADIN dalam penciptaan 10.000 wirausaha baru dan penguatan modal bagi UMKM melalui Program Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake). Ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar