Jambi, BATAKPOS
Dinas Peternakan Provinsi Jambi kini mengantisipasi meluasnya wabah flu burung di Provinsi Jambi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci, Provinsi Jambi menetapkan status siaga flu burung (avian influenza) menyusul meluasnya wabah penyakit flu burung di daerah itu. Wabah flu burung di Kerinci hingga Kamis (3/2) sudah menyebar ke enam desa. Sedangkan jumlah ayam yang mati terkena penyakit flu burung mencapai ribuan ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jambi, H Yudi di Jambi, Kamis (3/2) mengatakan, pihaknya kini memperketat pengawasan angkutan ternak (ayam) dari Kerinci menuju Jambi. Pihaknya juga telah mengintruksikan dinas peternakan kabupaten/kota untuk melakukan pencegahan dengan semprotan vaksin anti flu burung.
Sedangkan untuk mengendalikan wabah flu burung tersebut, pihaknya telah meminta Dinas Peternakan Kerinci melakukan penyemprotan kandang ayam dan pemusnahan ayam yang terkena flu burung di daerah itu.
Dikatakan, Kabupaten Kerinci paling sering diserang wabah flu burung sejak tahun 2005. Setiap musim hujan, di daerah itu selalu terjadi flu burung. Hal itu terjadi karena masih kurangnya kesadaran peternak ayam di Kerinci melakukan penyemprotan kandang dan vaksinasi ternak unggas.
Sepekan terakhir Pemkab Kerinci, status siaga flu burung (avian influenza) menyusul meluasnya wabah penyakit flu burung di daerah itu. Jumlah ayam yang mati terkena penyakit flu burung mencapai ribuan ekor. Namun warga enggan memusnahkan ayam yang mati dengancara membakar. Warga banyak membuang bangkai ayam ke Danau Kerinci.
Kepala Bidang Kesehatan Dinas Peternakan Kabupaten Kerinci, Ariyan dihubungi di Sungaipenuh, Kerinci, Kamis (3/2) mengatakan, pihaknya meminta warga di daerah itu siaga flu burung karena penyebaran penyakit itu cepat meluas.
Dalam sepekan ini, wabah flu burung telah menyebar ke enam desa di Kecamatan Sitinjaulaut yakni Desa Sebukar, Semerah, Pendung Tengah, Tanjung Mudo, Seleman dan Koto Baru Hiang.
Dijelaskan, berdasarkan hasil pemantauan petugas Dinas Peternakan Kerinci di enam desa tersebut, jumlah ayam yang mati mendadak akibat flu burung mencapai 4.164 ekor. Ayam yang mati akibat flu burung tersebut paling banyak di Desa Sebukar, yakni sekitar 2.000 ekor. Kemudian ayam yang mati di Desa Seleman sekitar 1.101 ekor.
Menurut Ariyan, wabah flu burung di Kerinci cepat meluas karena warga masyarakat tidak mengetahui gejala dan penanganannya. Sebagian besar ayam warga yang terkena flu burung di daerah itu dibuang ke sungai.
Seharusnya ayam yang terkena flu burung harus dimusnahkan dengan cara membakar atau mengubur. Selain itu warga juga tidak segera melapor kepada petugas dinas peternakan ketika ayam mereka banyak yang mati
mendadak.
“Yang lebih memprihatinkan lagi, warga yang memiliki ternak ayam tidak bersedia ketika kita meminta ayam mereka yang terkena gejala flu burung dimusnahkan. Jadi untuk mengendalikan flu burung tersebut, kita minta warga masyarakat siaga dan cepat melapor jika flu burung berjangkit ke manusia,” katanya. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar