Senin, 10 Januari 2011

Tradisi Arisan “Jagal-Jagal” Sambut Tahun Baru di Desa Bagadu Simalungun

Simalungun, BATAKPOS

Ada yang unik menyambut tahun baru 2011 di Desa Bagadu, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Warga setempat menyebutnya dengan arisan “Jagal-Jagal”, yakni pembagian daging kerbau yang uang pembiayaannya disetor selama 10 bulan selama tahun 2010 lalu.

Anggota Arisan Agave “Jagal-Jagal” Bagadu ini berjumlah 79 kepala keluarga. Sejak Januari 2010 hingga Oktober 2010, masing-masing anggota “jagal-jagal” memberikan iuran wajib Rp 20.000 setiap bulannya. Dan uang yang terkumpul tersebut bisa juga dipinjam sesame anggota dan pada akhir tahun dibelikan kerbau untuk dibagikan dagingnya sebagai tradisi menyambut tahun baru.

Sekretaris Arisan Agave “Jagal-Jagal” Bagadu, J Sihotang kepada BATAKPOS di Desa Bagadu, Jumat (31/12) mengatakan, arisan jagal-jagal tersebut sudah merupakan tradisi turun temurun selama 20 tahun. Arisan jagal-jagal juga sebagai wujud dari persaudaraan warga Desa Bagadu dalam menyambut tahun baru.

Menurut J Sihotang, akhir tahun 2010 pihaknya membeli satu ekor kerbau dengan harga sekitar Rp 16 juta lebih. Dana yang terkumpul dari iuran wajib anggota dan bunga dari pinjaman yang berjumlah Rp 19 juta lebih.

Selain pembelian satu ekor kerbau, masing-masing anggota arisan juga mendapatkan dua kotak bubuk the dan dua kilogram gula pasir. Arisan Agave jagal-jagal ini juga sebagai wujud dari kepedulian warga akan pentingnya koperasi yang ditempuh dalam musyawarah mufakat.

Pengamatan BATAKPOS menunjukkan, laporan keuangan arisan juga dilaporkan saat pembagian daging kerbau secara adil dan merata terhadap 79 anggota arisan. Suasana tampak bersahabat danb mufakat. Keuangan juga tampak trafparan dan diterima semua anggota arisan.

L Sirait, anggota arisan tersebut mengatakan, arisan jagal-jagal ini cukup membantu saat tahun baru tiba. Karena anggota arisan dapat menikmati daging kerbau saat menyambut tahun baru. Selaian dalam menyambut tahun baru, arisan Agave itu juga sebagai koperasi simpan-pinjam dengan bunga Rp 5 persen per bulan.

“Tradisi jagal-jagal ini sudah lebih 15 tahun. Ini wadah musyawarah mufakat warga desa yang dapat diwujudkan sebagai sarana tolong-menolong. Namun hingga kini program penerintah belum ada yang dapat memberikan bantuan terhadap kumpulan masyarakat petani ini. Kita berharap Pemerintah dapat melirik hal ini untuk dijadikan sebagai kelompok tani,”kata L Sirait.

Hal senada juga dikatakan Efendi Damanik, anggota Arisan Agave Bagadu. Menurutnya, wadah ini sebagai sarana untuk komunikasi sesame warga desa terkaiat dengan persoalan dan solusi dalam meningkatkan pertanian di Desa Bagadu. Selaian itu juga sebagai wadah simpan pinjam bantuan dana dalam meningkatkan produktivitas pertanian. ruk (Berita Ini Sudah Naik di HU BATAKPOS edisi Cetak Senin 3 Jan 2011)












Arisan jagal-Jagal : Efendy Damanik (kanan) dan L Sirait anggota Arisan Agave “Jagal-Jagal” Bagadu saat membagi-bagi dengan adil kepala kerbau kepada 79 anggota arisan, Jumat (31/12). Arisan “Jagal-Jagal”, yakni pembagian daging kerbau yang uang pembiayaannya disetor selama 10 bulan selama tahun 2010 lalu dilakukan menyambut tahun baru 2011. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Arisan jagal-Jagal : Nainggolan (Sipoldas) anggota Arisan Agave “Jagal-Jagal” Bagadu saat mengambil daging dari 79 anggota arisan, Jumat (31/12). Arisan “Jagal-Jagal”, yakni pembagian daging kerbau yang uang pembiayaannya disetor selama 10 bulan selama tahun 2010 lalu dilakukan menyambut tahun baru 2011. Foto batakpos/rosenman manihuruk

Tidak ada komentar: