Kamis, 07 Januari 2010

Pelabuhan Samudra Jambi Menanti Sentuhan PT Pelindo II

HUT Provinsi Jambi ke 53

Jambi, Batak Pos

Memasuki usia Pemerintahan Provinsi Jambi ke 53 yang jatuh pada 6 Januari 2010, banyak perkembangan pembangunan di provinsi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah itu. Namun banyak juga kendala yang dihadapi guna mendorong perkembangan perekonomian di Provinsi Jambi. Berikut tulisan khusus Wartawan Batak Pos Rosenman Manihuruk menyambut HUT Provinsi Jambi ke 53.

Dukungan sumber daya alam (SDA) di Provinsi Jambi cukup beragam. Seperti tambang batubara, perkebunan karet dan kelapa sawit, minyak dan gas bumi, perikanan air tawar serta obyek wisata religius dan wisata alam. Namun hal tersebut sepenuhnya belum berjalan maksimak karena sarana pendukung seperti infrastruktur jalan dan pelabuhan belum memadai.

Khusus Pelabuhan Samudra, sangat dinantikan sentuhan PT PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Kerjasama kedua belah pihak telah dilakukan guna mempercepat pengoperasian Pelabuhan Samudra sebagai pelabuhan eksport dari Provinsi Jambi.

Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin, Selasa (5/1) mengatakan, pembangunan Pelabuhan Samudera yang terletak di Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, telah dilakukan kerjasama (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jambi dengan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) No : 050/2006/3-EKBANG/2009 dan No: HK.566/5/16/PI.II-09 tentang Rencana Kerjasama Pengembangan Fasilitas Pelabuhan dan Alur Pelayaran Sungai Batanghari di Provinsi Jambi, tanggal 31 Juli 2009.

Skema Pelabuhan Muarasabak

Disebutkan, dalam kerjasama itu akan dilakukan pengembangan fasilitas pelabuhan dan peralatan di Pelabuhan Muara Sabak dan Talang Duku. Kedua pihak melakukan kajian/studi kelayakan yang meliputi Pembangunan dan Pengoperasian Loading Point di Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari dan sekitarnya.

Kemudian pengusahaan dan pemeliharaan Alur Pelayaran Sungai Batanghari, penyediaan dan pengoperasian Floating Crane di ambang luar Sungai Batanghari. Tindak lanjut kerjasa itu telah dikaukan tim bersama dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

Selanjutnya menyiapkan perangkat hukum yang diperlukan (pembentukan Anak Perusahaan, Perijinan, dll). Menurut Zulkifli Nurdin, tugas tim bersama itu yakni menyiapkan tata cara dan jadual pelaksanaan tim melakukan kajian (finansial, teknis, operasional, komersial, legalitas dan aspek lainnya) sebagai dasar kelayakan kerja sama.

Menyusun bentuk skema kerjasama, melaporkan hasil pelaksanaan tugas tim kepada Gubernur Provinsi Jambi dan Direksi Pelindo II. Persiapan kerjasama dan pembentukan anak perusahaan meliputi rencana bisnis ( Businness Plan ), rencana Kegiatan Usaha, Struktur Permodalan, Struktur Kepengurusan / Organisasi, Rancangan Perjanjian Para Pemegang Saham, Rancangan AD/ART Anak Perusahaan, Persetujuan Pemegang Saham, Penandatangan Kontrak Kerjasama dan Pembentukan Anak Perusahaan.

Disebutkan, usulan nama perusahaan patungan yakni PT. Jambi Global Transport, PT. Jambi Global Logistic, PT. Batanghari Global Transport dan PT. Batanghari Global Logistic.

Kemudian mereview lokasi dan rencana produksi potensial tambang Batubara, Bijih Besi dan CPO. Pemilihan lokasi loading point di sekitar Muara Tembesi dan transhipment terminal di Ambang Luar. Studi land transport dari lokasi tambang menuju Loading Point.

Selanjutnya mereview transport logistik melalui sungai Batanghari sepanjang tahun. Menghitung besaran biaya investasi dan biaya operasi Studi Dampak Lingkungan. Kelayakan komprehensif dari segi engineering , finansial, hukum, dan lingkungan. Analisa Resiko.

Dikatakan, telah dilakukan survey Bathymetri dengan hasil sebagai berikut , survey dilakukan mulai dari Pelabuhan Talang Duku s/d Muara Bulian (± 100 km ke arah Hulu)

Survey lanjutan telah dilaksanakan sampai ke Kabupaten Tebo.

Namun tidak dapat diteruskan sampai dengan Muara Bungo karena alur sungai sudah sulit untuk dilakukan pengukuran. Dii sepanjang sungai banyak terdapat penambangan galian pasir/kerikil. Banyaknya kelokan dan sedimentasi sehingga menyebabkan sisi kedalaman yang sempit.

Pentingnya Pelabuhan Samudra Muara Sabak tersebut, lanjut Gubernur Jambi, karena cadangan produksi batubara di Jambi terdapat 1,5 Miliar ton setiap tahunnya. Kemudian produksi domestic sekitar 800.000 ton. Kemudian eksport batubara dari Pelabuhan Talang Duku Jambi mencapai 200.000 ton setahun.

Keberadaan Pelabuhan Samudra Jambi guna menjadi pelabuhan eksport sumber daya alam dari Provinsi Jambi ke India, Thailan, Malaysia. Sementara angkutan batubara berasal dari Kabupaten Batanghari, Sarolangun, Muara Bungo, Tebo dan Kabupaten Merangin.



“Kita akan tetap terus bekerjasama dengan PT. Pelindo II karena kita sudah banyak bicara secara komit dan mereka ini (Pelindo II) telah mengatahui benar bagaimana kondisi alam di Sungai Batanghari Jambi ini. Jadi tinggal lagi kita hanya sedikit merubah MoU-MoU yang telah kita tangani bersama. Komisi V DPR RI akan tetap mendorong karena ini adalah kunci keberhasilan Jambi yang berada di Pelabuhan Laut dan juga Pelabuhan Udara. Jadi kedua-duanya di dukung secara penuh oleh mereka,”katanya.

Ketua Komisi V DPR RI, H. Muhidin Muhammad Said, saat melakukan kunjungan ke Jambi baru-baru ini mengatakan, pembangunan di Provinsi Jambi masuk prioritas setelah ditinjau dan dilihat secara langsung.

Menurutnya, pihaknya akan memperjuangkan di DPR agar Pemerintah Pusat mengalokasikan dana yang cukup guna membenahi infrastruktur di Provinsi Jambi, khususnya kepada sentra-sentra produksi pertanian, tambang di Provinsi Jambi. (Tulisan Ini Telah Dimuat di HU batak Pos Edisi 5 januari dan 6 Januari 2010 Halaman 16). Rosenman manihuruk

1 komentar:

Yudi Kurniawan (a-One) mengatakan...

semoga jambi lebih maju untuk kedepa,,, selamat ulang tahun jambi yang ke 53...