Jambi, Batak Pos
Perayaan Tahun Baru Cina (Imlek) 2560 yang jatuh pada Senin 26 Januari 2009 ditandai dengan shio kerbau. Makna dari shio kerbau ini, dinyakini mencari rejeki harus bekerja keras. Tidak ada kata lelah atau tak bergairah untuk bertahan hidup serta mencari nafkah di tahun shio kerbau 2009.
Demikian dikatakan Ahang (63) seorang tokoh masyarakat Jambi asal Tionghoa kepada Batak Pos di salah satru toko di Jelutung Pasar Jambi, Jumat (23/1). Menurutnya, shio kerbau dinyakini merupakan tahun kerja keras untuk mencari kehidupan.
Disebutkan, tahun shio kerbau juga dinyakini tahun yang damai serta masyarakat hanya disibukkan dengan profesi masing-masing. Tahun ini adalah tahun yang penuh dengan kerja keras dalam mencari kehidupan.
“Shio kerbau ini adalah tahun kerja keras. Siapa yang hidupnya tidak bergairah, akan ketinggalan rejeki. Walaupun tahun ini tahun kerja keras, namun rezeki tahun ini pasti dengan kegigihan dalam mendapatkannya,”kata Ahang.
Makna Tebu
Sementara itu, Netty (36) seorang warga Tionghoa-Jambi yang juga sebagai Manager Marketing Hotel Novotel Jambi kepada Batak Pos mengatakan, setidaknya ada delapan jenis buah setiap perayaan Imlek.
Jenis tersebut bisa bervariasi yakni tiga jenis, lima jenis hingga delapan jenis. Seperti Tebu. Tebu dilambangkan merupakan kemenangan, jerub Bali melambangkan kejayaan, nenas melambangkan keagungan.
Menurut Netty, rata-rata hanya ada tiga jenis buah tersebut bagi masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek. Perayaan Imlek tahun ini lebih sederhana dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Bujang (34) salah seorang pedagang dadakan Tebu saat ditemui Batak Pos di pasar Hongkong (Jelutung) Jambi mengatakan, dirinya tahun lalu mampu menjual 200 batang tebu. Namun kali ini dirinya masih optimis masih bisa menjual jumlah sebanyak tahun lalu.
“Kita mendapatkan tebu dari Sengeti, Sekernan, Kabupaten Muarojambi. Kita menjual sepasang berkisar dari Rp 25 ribu hingga pasangan paling besar Rp 50 ribu. Ini adalah rezeki tahunan, sehingga kita berharap tebu ini laku semuanya,”ujarnya.
Acecoris Imlek
Sementara itu, acecories atau pernak pernik hiasan Tahun Baru Cina (Imlek) 2560 di Jambi kini mulai marak dijumpai di pusat perbelanjaan dan toko-toko. Bahkan pernak-pernik Imlek ini sebagian besar didatangkan dari Singapura melalui pantai Kualatungkan, Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Perayaan Imlek 26 Januari 2009 mendatang, warga sekitar 5000 KK warga Tionghoa yang berdomisili di Jambi sudah memburu toko-toko acecories Imlek.
Ahong (30) pemilik Toko Anugerah Bintang Terang di Jalan Gajah Mada, Jelutung, Kota Jambi kepada Batak Pos, Jumat (23/1) mengatakan, kini pernak-pernik Imlek banyak diburu warga Tionghoa di Jambi. Kata dia, seluruh acecories Imlek yang ada di tokonya dipesan dari Singapura melalui agennya di Kualatungkal.
“Seluruh acecories Imlek ini saya beli dari agen di Tungkal. Acecories seluruhnya buatan Singapura. Harganya berfariasi, mulai dari harga Rp.5000 s/d Rp 400 ribu rupiah. Harga tersebut sesuai dengan harga pasaran,” ujarnya.
Disebutkan, untuk satu acecoris hiasan gantungan Imlek dijual dari harga Rp5000 s/d Rp8000. Sementara acecoris lampion dijual dari harga Rp.50 ribu hingga Rp.400 ribu.
Shio Kerbau
Ditempat terpisah, Lim Liong Guan (32) salah seorang Ki Tong atau Tangkie (pemuka agama Khong Hu Cu) di sebuah Klenteng di Kota Jambi kepada Batak Pos mengatakan, tahun 2560 (tahun 2009 M) merupakan shio Kerbau.
Menurutnya, shio kerbau adalah tahun rezeki dan jauh dari mara bahaya bagi masyarakat Indonesia. Dia yakin tahun 2009 merupakan tahun berkah dan bekerja keras mendapatkan rezeki. Dirinya juga menyakini kalau tahun ini, Indonesia jauh dari bencana alam. Ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar