Senin, 10 November 2008

Aliasi LSM dan Mahasiswa Tuntut Pemerintah Stabilkan Harga TBS

Jambi, Batak Pos

Puluhan pengunjukrasa yang tergabung dalam aliasi LSM dan aktivis mahasiswa Jambi menuntut pemerintah segera menstabilkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Tuntutan aliansi yang mengatasnamakan Front Perjuangan Rakyat (FPR) disampaikan saat berunjukrasa di Gedung DPRD Provinsi Jambi, Kamis (6/11).

Koordinator aliansi itu, Nurbaya dalam orasinya mengatakan, aksi itu guna memprotes turunya harga TBS sawit akibat dampak dari krisis global yang terjadi saat ini. FPR menuntut pemerintah dan DPR dalam mengatasi anjloknya harta TBS yang berakibat lesunya perekonomian petani sawit dan masyarakat.

Disebutkan, praktek dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah SBY– JK, tidak pernah menguntungkan rakyat Indonesia, khususnya bagi petani sawit. Akibat dampak dari krisis global yang terjadi saat ini berdampak bagi petani sawit di Jambi, dari harga Rp 2000 per kilogram TBS anjlok hingga Rp 200 per kilogram saat ini.

“Karena turunnya harga TBS itu , banyak petani sawit saat ini menjual kebunya untuk menutupi hutang. Bahkan ada diantara petani menderita stres akibat tidak bisa membayar hutang dan masuk ke rumah sakit jiwa. Kami mengaharapkan pada anggota dewan, untuk duduk bersama pemerintah mencari solusi tentang dampak krisis ini,”katanya.

Disebutkan, salah satu solusi bagi petani yakni memberikan dana talangan dan mengembalikan pajak ekspor pada petani. Selain itu, pemerintah harus melakukan negosiasi hutang kredit petani dengan perbankan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Suwarno Surinta saat menerima pengunjukrasa mengatakan, pihaknya berjanji akan menindak lanjuti usulan persoalan tersebut.

“Kita akan melakukan musyawarah bersama Pemerintah Provinsi Jambi, Kabupaten dan Kota, serta pada pengusaha kelapa sawit yang ada di Provinsi Jambi. Dalam waktu segera mungkin kita akan lakukan pertemuan ini. Sehingga bias dicari sulusinya,”katanya.

Pengamatan Batak Pos, Kamis (6/11) menunjukkan, aksi unjukrasa itu dimulai pukul 10.30 WIB, di Simpang BI Telanaipura. Sambil orasi, pengunjuk rasa juga membagikan selebaran tentang pertanggungjawaban pemerintah atas krisis global yang berdampak pada petani. Pengunjukarasa juga melanjutkan orasinya di DPRD Provinsi Jambi. Usai orasi massa membubarkan diri dengan tertb. ruk

Tidak ada komentar: