Jumat, 31 Oktober 2008

Kimpraswil Provinsi Jambi Diminta Bertanggungjawab

Rumah Warga Terancam Ambruk

Jambi, Batak Pos

Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi diminta bertanggungjawab atas proyek pelebaran sungai yang menyebabkan puluhan rumah warga di Rt 22 dan 24, Kelurahan Mayang Mengurai, Kecamatan Kotabaru-Jambi terancam ambruk. DPRD Provinsi Jambi meminta instansi terkait bertanggungjawab terhadap proyek itu.

Abrasi : Terancam : Puluhan rumah warga di pinggir Sungai Mayang di Rt 21 dan 22, Kelurahan Mayang Mangurai-Jambi terancam ambruk akibat tanah dipinggir sungai tanpa turap penahan amblas dibawa air sungai. Sebuah jembatan kayu sebagai penyeberagan warga juga terancam putus akibat air sungai. Hingga Rabu (29/10) sore belum ada tanda-tanda perbaikan dari dinas terkait. foto batak pos/rosenman manihuruk.

Akibat pekerjaan pengerukan Sungai Mayang yang dilakukan Subdin Pengairan Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, sisi kanan kiri sungai amblas hingga nyaris ketepi pemukiman warga.

Pekerjaan yang dilakukan kimpraswil bulan Juli 2008 lalu kini membawa dampak negative saat memasuki musim hujan Oktober ini. Pinggiran sungai tanpa turab itu kini terus terbis akibat terjangan air sungai yang cukup deras.

Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi III (Bidang Infrakstruktur) DPRD Provinsi jambi, H Mardinal kepada Batak Pos, Rabu (29/10). Menurutnya, warga kelurahan itu sudah mencemaskan kondisi sungai yang semakin melebar hingga ke halaman rumah warga.

“Hal ini harus disikapi serius oleh Kimpraswil Provinsi Jambi selaku penanggungjawab proyek itu. Jangan sampai sungai itu makan korban. Mengingat musim hujan sudah mulai di Jambi,”katanya.

Sementara itu, Cesyadi, seorang warga Rt 24, Kelurahan Mayang, Cesyadi kepada Batak Pos, Rabu (29/10) mengatakan, bila hujan turun deras, warga yang berada di pinggiran sungai tersebut merasa cemas, takut rumahnya ambruk. Mereka sangat khawatir bila hujan turun air sungai sangat deras, tebing-tebing sungai terus terkikis sehingga rumah warga terancam terkena aliran sungai tersebut.

Disebutkan, dulunya sungai ini dangkal dan sering meluap. Kemudian Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi melakukan pengerukan dan memperlebar sungai itu. Namun akibatnya air yang datang dari sejumlah perumahan menjadi lancar tumpah ke sungai.

Sehingga, tebing-tebing sungai yang tanahnya labil mudah runtuh, akibatnya sungai bertambah lebar, rumah-rumah yang berada di dekat sungai teramcam runtuh.

“Kami minta pemda segera mengalokasikan dana untuk membuat turap di sepanjang pinggiran sungai yang panjangnya sekitar 5 km, dari Perumahan Garuda Mayang hingga ke Kantor Kelurahan Mayang Mengurai,” ujar Fadilah Nuryani salah seorang warga RT 22 lainnya, yang dapur rumahnya sudah mulai amblas.

Menurut, pengerukan sungai memang berdampak positif tidak lagi terjadi banjir di daerah tersebut bila musim hujan. Namun dampak lainnya sumur-sumur warga menjadi kering karena dasar sungai lebih dalam dari sumur, akibatnya warga kesulitan mencari air bersih.

“Ada sejumlah rumah warga yang saat ini sudah terancam ambruk diantaranya, rumah Pak Sasi, Yusuf, Fadilah, Suherman, Mardi, Bujang. Disamping itu fasiltas umum sebuah jembatan kayu yang menghubungkan RT 24 dan 22 nyaris ambruk. Begitu juga sebuah Mesjid Ikhsaniyah pondasinya sudah mulai amblas dan dinding retak-retak. Dikhawatirkan apabila tidak segera ditangani bisa menimbulkan bencana baik harta maupun jiwa manusia,”katanya.

Warga RT 22 dan 24 sangat mengharapkan perhatian pemda untuk mencegah terjadinya bencana dan kerugian yang lebih besar, dengan cara membuat turap di pinggiran sungai, minimal memprioritaskan pembangunan Turap dari Mesjid Ichsaniyah ke RT 22 dan 24 sepanjang lebih dari 1 km.

Menurut Yusuf, warga setempat, longsoran pinggir sungai itu terjadi saat lebaran. Saat itu hujan datang deras, sehingga air hujan kiriman tumpah ke sungai yang airnya deras. warga meminta pemerintah terkait untuk membangun turab penahan tanah pinggir kanan kiri sepanjang sungai. Warga juga menuding kalau kontraktor yang melakukan perbaikan sungai tersebut kurang perencanaan.

"Jika rumah kami ambruk, pihak terkait yang mengerjakan proyek pengerukan sungai itu harus bertanggungjawab. Sekitar 70 KK rumahnya terancam abrasi sungai. Kita minta hal ini segera disikapi,"katanya.

Sementara pengamatan Batak Pos, Rabu (29/10) di lokasi menunjukkan, sungai sepanjang 5 kilometer itu pinggirannya sudah banyak yang longsor. Komplek perumahan warga tersebut sangat mengancam keselamatan warga, khususnya saat hujan dimalam hari. ruk

Tidak ada komentar: