Gubernur Jambi H Zumi Zola (kiri) Ridham Priskab (kanan). Foto Asenk Lee Saragih. |
Oleh: Asenk Lee Saragih
BERITAKU-Gubernur
Jambi H Zumi Zola kini bersih-bersih rumah pemerintahannya dari
orang-orang yang tidak cakep dalam bekerja. Bahkan yang dianggap "musuh
dalam selimut" kini mulai disapu untuk membersihkan rumah pemerintahan
agar berjalan tanpa campur tangan pihak luar.
Sepakterjang
Zumi Zola untuk merombak seluruh pembantunya memang kali pertama dalam
sejarah pemerintahan di Provinsi Jambi. Bayangkan saja, ratusan pejabat
eselon II dan III dinonjobkan secara serentak.
Tak
hanya disitu, sekitar 30-an pejabat eselon II dicopot. Paling nekat
lagi, Sekda Provinsi Jambi Ridham Priskab juga harus "ditendang" dari
kursi sekda. Padahal Ridham Priskab merupakan pejabat yang paling
dibutuhkan dalam pemerintahan Prov Jambi.
Lalu
banyak pihak bertanya-tanya, dan berandai menjawab kenapa Zola
melakukan itu dalam waktu yang serentak. Tentunya ini merupakan hak Zumi
Zola sebagai Gubernur Jambi Periode 2016-2021.
Sebagian
beranggapan bahwa Zola ingin menjalankan roda pemerintahan tanpa
tekanan siapapun. Bahkan intervensi dari Ayahnya H Zulkifli Nurdin dalam
menentukan pejabat dilingkungannya tak membuat Zola bergeming.
Zola
tetap pada pendiriannya, kalau dia adalah Kepala Daerah Pemerintahan
Provinsi Jambi dan milik seluruh Rakyat Provinsi Jambi. Zola ingin
menjalankan pemerintahan tanpa ikut campur pihak luar yang notabene
bermerak "Tim Sukses" itu.
Zola
juga tak mau terikat dengan satu kelompok atau golongan tertentu yang
bisa menjerembabkannya ke "jurang" pemerintahan, sehingga
kepemimpinannya dianggap masyarakat gagal. Dengan sikap membersihkan
"musuh dalam selimut" itu adalah langkah tepat bagi Zumi Zola untuk
pencapain Visi-Misi Jambi Tuntas 2021.
Namun
membaca tulisan http://www.jambi-independent.co.id yang menuliskan
secaga gamblang kalau Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli kini dikabarkan
dalam tekanan berat. Sejumlah orang dekat dan orang kepercayaan alias
ring satu Zumi Zola “terlempar”, internal pendukungnya pecah.
Ditenggarai kondisi ini bisa mempengaruhi kinerja Zola pribadi maupun Pemprov Jambi secara keseluruhan.
Informasi yang dirangkum Jambi Independent sepekan ini, entah kenapa, Zumi Zola memecat beberapa “punggawa”-nya.
Terbaru,
ia memecat Erwin, Plt Karo Umum yang notabene tangan kanannya. Selama
ini, Erwin diketahui sosok pejabat yang sangat dipercaya Zola. Makanya,
Erwin ditunjuk sebagai Plt Karo Umum, yang tugasnya mengatur keuangan
dan “dapur” Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Tentunya, pemecatan
Erwin sangat mengejutkan.
Lalu,
Zumi Zola memecat dua ajudan pribadi yang sehari-hari mendampinginya.
Dua ajudan yang diputus kontrak yakni, Alfen dan Alfin Oktaviansyah.
Keduanya PNS Pemprov. Padahal, mereka berdua ditugaskan untuk menjadi
ajudan pribadi gubernur pasca Zola dilantik beberapa waktu lalu.
Selain
ajudan, Zola juga dikabarkan memberhentikan sejumlah honorer yang
bekerja di rumah dinas (rumdis) Gubernur Jambi. Ini mengejutkan
lingkungan Pemprov Jambi.
Gubernur Jambi Zumi Zola membenarkan sudah memberhentikan dua ajudannya.
Namun sayang, Zola enggan berkomentar panjang. “Untuk penyegaran saja,”
singkatnya, kemarin (4/6).
Zola
juga terkesan mengelak saat ditanya soal sejumlah pejabat yang dipecat.
Padahal, mereka baru saja dilantik. “Pergantian dilakukan berdasarkan
penilaian dan pertimbangan tim Baperjakat. Untuk teknis penilaiannya,
bisa ditanyakan langsung ke Pak Sekda selaku ketua tim Baperjakat,”
katanya.
Untuk
diketahui, pasca mencopot Plt Karo Umum Erwin sepekan lalu, Gubernur
Jambi Zumi Zola Zulkifli kembali mencopot tiga pejabat. Tiga orang
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala OPD terhitung awal Juni ini diberhentikan
dari jabatan Plt.
Beredar
kabar, Zola mengganti Plt Kepala OPD tersebut karena masih ada
kaitannya dengan pemberhentian Erwin sebagai Plt Kabiro Umum beberapa
waktu lalu.
Namun, baik Zola maupun Pejabat (Pj) Sekda Provinsi Jambi memberikan
jawaban yang sama seperti saat pemberhentian Erwin beberapa waktu lalu.
Untuk
diketahui, Plt Kadis yang dicopot tersebut, yakni, Plt Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Yahya Buwaiti,
posisinya digantikan Husni Jamal yang saat ini menjabat sebagai Staf
Ahli.
Kemudian
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Atma Jaya, diganti oleh Irzan
yang saat ini menjabat Kabid Peranan Wanita dan Lansia.
Terakhir
Plt Dinas Perhubungan Ahmad Ali, yang digantikan Darma yang kini
menjabat Kabid Pengembangan Transportasi.
Pejabat (Pj) Sekda Provinsi Jambi, Erwan Malik, membenarkan bahwa tiga
Plt Kepala OPD diberhentikan. “Ada tiga pejabat yang kembali diganti,
posisinya sebagai Plt Kepala Dinas,” katanya.
Menurut
Erwan, alasan Gubernur Jambi kembali melakukan rotasi adalah, agar yang
bersangkutan fokus dengan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) sebagai
Kabid pada jabatan yang dia jabat saat ini.
“Berdasar hasil evaluasi, ketiganya diberhentikan dari jabatan Plt. Agar
mereka lebih fokus kepada tupoksi mereka di jabatan sebelumnya yaitu
sebagai kabid,” kata Erwan.
Sementara,
untuk ajudan yang dipecat, langsung dipindahtugaskan ke Badan Keuangan
Daerah (Bakeuda) Provinsi Jambi. Sedang sebagian besar tenaga honorer di
Rumah Dinas Gubernur Jambi yang diberhentikan, kini nasibnya tidak
jelas.
Erwan
mengaku untuk ajudan memang ada dua orang yang diganti. Namun ia tidak
hapal siapa kedua ajudan yang diganti tersebut. Dia hanya mengatakan
pergantian ajudan tersebut bertujuan untuk penyegaran saja.
Sementara untuk pemberhentian tenaga honor di rumah dinas, Erwan
membantahnya.
“Kalau
tenaga honor di Rumah Dinas tidak,” katanya.
Kini, ajudan yang dipercaya mendampingi Zola adalah Puja dan Andri. Puja
sebelumnya pernah menjadi ajudan Wakil Gubernur Fachrori Umar.
Dikonfirmasi
terpisah, Saipudin, Asisten III Setda Provinsi Jambi, mengatakan belum
mendengar kabar adanya pemberhentian tenaga honorer di rumah dinas.
“Kami
memang sedang melakukan seleksi kembali untuk tenaga non PNS. Namun,
untuk pemberhentian belum ada laporan ke saya,” katanya.
Informasi
A1 yang didapat Jambi Independent, Zumi Zola, Gubernur Jambi pilihan
masyarakat, kini dalam tekanan kekuatan besar. Ia bahkan tak bisa
melawan kehendak kekuatan itu ketika diminta mengganti semua orang
kepercayaannya.
“Zola seperti tak bisa berkutik. Kejadiannya seminggu lalu,” ungkap
sumber JI yang mewanti-wanti namanya tak disebut di koran, beberapa
malam lalu.
Kompetisi Antar Timses
Masih tulisan di www.jambi-independent.co.id. (Sumber), terpecahnya
internal Gubernur Jambi Zumi Zola, dinilai bakal mempengaruhi banyak
hal. Bahkan, dari pengamatan Jafar Ahmad, Peneliti Idea Institute, ada
kompetisi antar patron atau tim sukses (timses) di belakang Zumi Zola
dan Wakil Gubernur Fachrori Umar.
“Jadi
ketika distribusi posisi itu tidak proporsional, akan ada kompetisi.
Dan ini akan mengarah ke saling menjatuhkan,” ujar Jafar, dihubungi
semalam.
Namun, menurut Jafar, situasi ini wajar. Karena memang dalam distribusi
kekuasaan, akan banyak orang berharap pada suatu posisi.
“Ketika
patron A yang menang, maka patron B akan tersingkir. Jadi yang bertahan
itu adalah simpul yang terkuat. Yakni, patron yang memiliki kekuasaan
dalam memberikan sumbang saran dalam pengambilan keputusan Zumi Zola
selaku gubernur,” sebutnya.
Jafar
menilai, situasi ini bisa saja menguntungkan bagi Zumi Zola. Ia jadi
lebih mudah mengontrol dan mengatur roda pemerintahan. Karena, patron
yang kuat tersebut, lebih dikenalinya dan lebih sedikit setelah “seleksi
alam” terjadi.
Terpisah,
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ar Syahbandar, menganjurkan agar
Gubernur Zumi Zola benar-benar menunjuk orang yang berkompeten dan mampu
menterjemahkan program-program gubernur.
“Saya mendengar itu (soal pecahnya internal Zola), namun itu bukan
kewenangan saya untuk komentar.
Namun
dari sisi pengawasan, saya berharap gubernur benar-benar menunjuk orang
yang layak. Apalagi ini sudah masuk tahun kedua gubernur memimpin. Dan
sudah mau memasuki semester ke dua 2017,” ujar Syahbandar.
Menurutnya,
pergantian sejumlah pelaksana tugas (Plt) menandakan orang-orang yang
diangkat itu tidak kompeten. Namun, jika pergantian Plt dilakukan hingga
beberapa kali, ini malah mengganggu program pemerintah.
“Hari
ini hearing dengan si A, seminggu lagi hearing dengan yang lain lagi.
Kalau bisa Plt yang ditunjuk itu tidak ganti-ganti lagi jelang
definitif,” kata Syahabandar.
Ia
berharap pengisian sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dan perangkat kerja lingkup Pemerintah Provinsi Jambi yang akan datang,
merupakan orang-orang terbaik. ”Kalau bisa ini yang terakhir,”
tegasnya.
Nasri
Umar, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jambi mengatakan, jika pejabat tidak
bisa bekerja dengan baik, memang harus segera diganti. Evaluasi yang
dilakukan selama tiga bulan ini sudah cukup untuk mengetahui bagaimana
kinerja pejabat yang dipilih dan dilantiknya Maret 2017 lalu.
“Bagaimana
Jambi Tuntas bisa terwujud kalau pejabatnya tidak sesuai dengan
kualifikasi,” katanya.
Ditanyakan kenapa Gubernur bisa melantik jika kinerjanya tidak baik,
apakah Gubernur kecolongan? Nasri Umar mengatakan, pelantikan pada bulan
Maret lalu sebanyak 600 lebih pejabat.
Tidak
mungkin Gubernur bisa memeriksa satu persatu. Sehingga ketika sudah
berjalan, baru bisa terlihat bagaimana kinerja pejabat yang telah
dilantiknya.
“Dalam pelaksanaan, mulai dia mengetahui siapa yang bisa bekerja dan
yang tidak,” katanya.
Sebagai
kata kunci dari saya, biarkanlah Zumi Zola untuk menentukan siapa
pejabat pembantunya yang dinilainya memiliki integritas dan memiliki
kemampuan. Kita lihat saja roda pemerintahan dua tahun ini, apakah Zola
mampu menbawa Provinsi Jambi ini lebih baik, atau justru jadi
kemunduran.
Secara
khusus kepada pembisik Zumi Zola agar tetap membisikkan informasi yang
benar dan akurat. Jangan jadi pembisik Asal Bapak Senang (ABS). (*)
(Sumber: http://www.jambipos-online.com)
(Sumber: http://www.jambipos-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar