Jambi-Aktivis lingkungan dan sosial di Jambi menyesalkan sikap
pemerintah daerah yang tidak memberikan pelayanan kesehatan gratis pada warga
yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Padahal jumlah
warga yang menderita ISPA akibat terpapar asap kebakaran hutan di daerah itu
sangat tinggi.
Para aktivis di daerah itu juga menilai, tidak adanya
pelayanan kesehatan gratis terhadap para korban bencana asap di Jambi
menunjukkan bahwa jajaran pemerintah daerah setempat kurang peduli terhadap
dampak bencana asap. Bahkan masker standar N95 kini masih bertumpuk di rumah sakit
pemerintah dan puskesmas tanpa dibagikan gratis kepada warga. Pemerintah justru
hanya memberikan masker biasa yang harganya Rp 1000 per helai.
Demikian Koordinator Koalisi Jambi Melawan Asap (KJMA) dan
Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Jambi, Pauzan Fitrah Selasa (6/10)
terkait upaya pemerintah daerah setempat menanggulangi dampak bencana asap.
Menurut Pauzan, jajaran pemerintah di Jambi tidak banyak
melakukan aksi nyata membantu masyarakat yang terpapar kabut asap. Padahal
sudah tiga bulan warga Kota Jambi dan beberapa kabupaten di Jambi dilanda
bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah setempat hanya bisa
membagikan masker tanpa memberikan pelayanan khusus kepada para korban bencana
asap.
“Dampak asap terhadap kesehatan warga Jambi sangat parah.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sendiri telah merilis angka ISPA akibat asap
mencapai 60.000 kasus.Namun tak ada pelayanan kesehatan gratis yang diberikan
dinas kesehatan dan rumah sakit kepada para penderita ISPA. Tidak ada juga
langkah evakuasi bagi ibu hamil dan anak-anak di Jambi padahal asap tebal
melanda Jambi setiap hari sejak Agustus – Oktober ini,”katanya.
Pauzan Fitrah mengatakan, jajaran pemerintah, khususnya
instansi dinas kesehatan di Jambi seharusnya lebih tanggap terhadap bahaya asap
terhadap kesehatan masyarakat. Kemudian setelah mengetahui besarnya jumlah
warga masyarakat yang terkena ISPA akibat bencana asap, jajaran pemerintah dan
instansi terkait di Jambi memberikan perlindungan kepada warga masyarakat dari
bahaya asap.
“Selama Jambi diselimuti asap tebal tiga bulan terakhir,
secara kasat mata bisa kita lihat banyak balita, anak-anak bahkan orang dewasa
yang mengalami flu, batuk, sesak napas dan iritasi mata akibat asap. Namun
kondisi tersebut kurang mendapat perhatian serius dari instansi
terkait,”tambahnya.
Seentara itu Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol
Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, Abubakar mengatakan, Pemkot Jambi telah
membagikan sekitar 300.000 buah masker kepada warga masyarakat selama asap
melanda kota itu tiga bulan terakhir. Sedangkan persediaan masker di kota itu
masih ada sekitar 100.000 buah.
Kemudian Wali Kota Jambi, Syarif Fasha juga sudah
menginstruksikan seluruh puskesmas di Kota Jambi buka 24 jam untuk melayani
penderita ISPA. Namun pelayanan kesehatan terhadap penderita ISPA tidak gratis.
“Pelayanan kesehatan teradap penderita ISPA dilakukan
seperti biasa. Pasien yang masuk program program badan pelayanan jaminan sosial
(BPJS) mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya lagi. Sedangkan
warga yang tidak berobat seperti biasa sebagai pasien umum hanya dipungut uang
daftar Rp 3.000/orang. Sedangkan biaya obat tidak dipungut lagi,”katanya.
Pantauan Media Regional menunjukkan, instansi terkait yang
memberikan pelayanan kesehatan gratis terkait bencana asap, yakni Satuan Tugas
(Satgas) Kesehatan Kebakaran Hutan dan Lahan Polda Jambi. Menurut Kepala Bidang
(Kabid) Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Jambi, Fredy Worang, pihaknya
memberikan pelayanan gratis kepada warga masyarakat selama beberapa hari sejak
Kamis (1/10). Pelayanan kesehatan tersebut dilakukan di pasar tradisional Angso
Duo, Kota Jambi.
“Pelayanan kesehatan gratis kami lakukan setelah melihat
semakin tebalnya kabut asap dan meningkatnya kasus ISPA. Pelayanan kesehatan
yang kami berikan bersifat pelayanan kesehatan secara umum dan membagikan
masker kepada pengunjung pasar tradisonal,”katanya.
Menanggapi peryataan itu, Pejabat Gubernur Jambi Irman
kepada wartawan, Jumat (9/10), tudingan itu kurang beralasan. Karena Pemerintah
Provinsi Jambi sudah mengerahkan seluruh kekuatan untuk menanggulangi korban
asap di Jambi. Mulai dari pemadaman titik api, pemberian masker, hingga
pelayanan di rumah sakit. Kemudian juga membuat kebijakan soal meliburkan
sekolah jika ISPU diambang batas kesehatan. (Asenk Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar