PASAR LESU DI ANGSO DUA JAMBI |
BERITAKU-Perekonomian Jambi pada triwulan II 2015 menghasilkan
output Rp40,22 triliun dan tumbuh sebesar 5,2% (yoy), lebih tinggi
dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2015 yang tercatat sebesar 4,67%
(yoy), akan tetapi melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya
(5,9% (yoy) dan triwulan II 2014 (6,6% (yoy)). Namun demikian, secara
triwulanan pertumbuhan perekonomian Jambi pada triwulan laporan lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya dari 0,5% (qtq) menjadi 1,5% (qtq).
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan II 2015 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 49,61%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 38,26% dan sektor sekunder sebesar 12,13%.
Lima sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan II 2015 adalah sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mencapai 14,7% (yoy) disusul oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 13,4% (yoy), sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 9,9% (yoy), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,7% (yoy) dan sektor jasa pendidikan 9,5% (yoy).
Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 11,93% (yoy)
di triwulan II 2015 memberikan andil sebesar 8,05% terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi triwulan laporan, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar
4,31% (yoy) yang memberikan andil sebesar 1,88% (yoy). Namun demikian,
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) atau Investasi yang terkontraksi
5,03%(yoy) dan konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar 1,85% (yoy)
membuat pertumbuhan ekonomi Jambi tidak setinggi triwulan sebelumnya.
INFLASI
Pada triwulan II 2015, inflasi kota Jambi tercatat
6,46%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,88%(yoy)), dan lebih
tinggi dari rata-rata inflasi triwulan II dalam tiga tahun terakhir
(6,17%(yoy)) namun lebih rendah dari inflasi nasional (7,26%(yoy)). Sementara
itu inflasi Bungo tercatat sebesar 6,02% (yoy) dan juga berada di bawah inflasi
nasional.
Peningkatan inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh
kelompok volatile food sebesar 4,68% (yoy) yang utamanya disebabkan tren
kenaikan harga cabai merah sepanjang triwulan II 2015. Sementara itu, inflasi
terjadi pada kelompok administered price yang mencapai 13,76% (yoy) (Grafik
2.2).
Inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan
harga BBM jenis bensin dan solar yang dilakukan oleh pemerintah pada 28 Maret
2015 dan kenaikan LPG 12 Kg pada 1 April 2015. Inflasi inti cenderung
stabil di level 3,87% (yoy).
Perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami inflasi 2,02% (qtq), meningkat tajam dibandingkan deflasi pada triwulan sebelumnya (2,59% (qtq)). Pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing sebesar 0,30%, 1,18% dan 0,54%.
Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,05% (qtq), meningkat dibandingkan deflasi yang terjadi pada triwulan sebelumnya (2,54% (qtq)) dengan pergerakan angka inflasi bulanan (mtm) pada bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing sebesar 0,09%, 0,34% dan 0,62%.
PERBANKAN
Kinerja perbankan pada triwulan II 2015 secara umum
menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan
mengalami peningkatan (8,8% (qtq) dan diikuti dengan peningkatan dana pihak
ketiga (6,5% (qtq) dan kredit (3,0% (qtq). Kenaikan kredit yang lebih kecil
dibandingkan kenaikan dana pihak ketiga menyebabkan Loan to Deposits Ratio
(LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami penurunan sebesar 384 bps
menjadi sebesar 113,01% dari triwulan sebelumnya 116,85%.
Sementara itu kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan
sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (2,7% (qtq) dan secara
tahunan mengalami peningkatan (11,4% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan total kredit (10,0% (yoy).
Suku bunga simpanan DPK (dana pihak ketiga) pada periode
laporan sedikit menurun dibandingkan triwulan I 2015 yaitu dari 8,5% menjadi
8,3%. Sejalan dengan hal tersebut, suku bunga rata-rata tertimbang kredit yang
disalurkan bank umum di Provinsi Jambi juga menunjukkan penurunan. Kualitas
kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (3,21%),
meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya.
SISTEM PEMBAYARAN
Kebutuhan pembayaran tunai dari sisi aliran kas keluar
(cash outflow) dan kas masuk (cash inflow) mengalami peningkatan pada triwulan
berjalan dengan net outflow sebesar Rp1,4 triliun. Sementara itu kinerja pembayaran
non tunai melalui kliring mengalami penurunan sedangkan melalui RTGS mengalami
peningkatan, dengan rincian nilai kliring turun sebesar 20,3% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp1,8 triliun dan dan volume kliring
21,8% (qtq) menjadi 51.098. Nilai RTGS dari, ke serta dari dan ke Jambi
meningkat masing-masing 9,5%, 21,4% dan 40,4%.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai
dengan triwulan II-2015 mencapai Rp1,6 triliun (terealisasi sebesar 50,0% dari
APBD 2015), sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dibanding
triwulan sebelumnya, dari Rp420,3 miliar pada triwulan I-2015 (terealisasi
12,0%) menjadi Rp1,2 triliun pada triwulan II-2015 (terealisasi 34,3%). Jika
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan
dan belanja mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2,7% dan 30,9%.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp556,6
miliar (33,8% dari total pendapatan), sedikit meningkat dibandingkan realisasi
PAD triwulan II-2014 (Rp535,65 miliar, 33,4% dari total pendapatan). Pendapatan
terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp472,1 miliar (84,8%
dari total PAD).
Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan
untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
pada APBD 2015 hanya sebesar 22,7%, jauh lebih kecil dibandingkan share belanja
operasi yang mencapai 61,5%. Share belanja modal pada tahun ini pun lebih kecil
dibandingkan pada APBD-P 2014 dan 2013 (25,3% dan 31,5%).
Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
sedikit peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 96,09
dari 95,81 pada triwulan lalu yang disebabkan meningkatnya nilai tukar petani
tanaman perkebunan rakyat dan peternak.
Kenaikan nilai tukar petani tersebut seiring dengan sedikit
membaiknya harga bokar selama triwulan II 2015 dan meningkatnya konsumsi daging
dan hasil-hasilnya selama bulan puasa 2015. Sementara itu penyaluran raskin
selama triwulan II juga mengalami peningkatan yaitu menjadi 103,5% (qtq)
seiring dengan lancarnya penebusan raskin terkait telah selesainya juknis
penyaluran raskin tahun 2015 oleh pemerintah kota/kabupaten.
KESEJAHTERAAN DAERAH
Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan III
2015 diperkirakan sedikit membaik pada kisaran 5,4% (yoy) dibandingkan triwulan
II 2015 (5,2% (yoy).Berdasarkan sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan
konsumsi pemerintah diperkirakan masih akan menjadi kontributor utama
pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Tingkat konsumsi
diperkirakan akan meningkat sejalan dengan persiapan menghadapi lebaran pada
bulan Juli 2015. Pertumbuhan juga akan didorong oleh realisasi belanja barang
dan modal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jambi yang umumnya terjadi
pada triwulan III 2015.
Ekspor juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
triwulan III 2015 meskipun tidak begitu besar sejalan dengan pelemahan harga
komoditas global dan perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru Amerika Serikat dan
Tiongkok yang lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. PMTDB/Investasi
juga diperkirakan belum banyak berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Jambi
sejalan dengan perlambatan ekonomi Jambi dan tekanan depresiasi kurs Rupiah
terhadap Dollar Amerika Serikat yang membuat perusahaan/korporasi
menunda/membatalkan rencana investasi maupun pembelian alat-alat produksi
baru.
Dari sisi lapangan usaha, kontribusi pertumbuhan ekonomi
Jambi akan banyak disumbangkan sektor perdagangan besar dan eceran serta
reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan serta
sektor informasi dan komunikasi seiring momen lebaran pada bulan Juli 2015.
Sektor konstruksi juga diperkirakan tumbuh sejalan dengan dimulainya realisasi
belanja modal infrastruktur Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi pada
triwulan III 2015.
Inflasi pada triwulan III 2015 diperkirakan berada pada
kisaran 7,2% (yoy) dari sebelumnya 6,4% (yoy) pada triwulan II 2015.
Peningkatan laju inflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok administered
price dan volatile food sejalan dengan momen lebaran pada bulan Juli 2015.
Jambi, 14 Agustus 2015
TIM EKONOMI DAN KEUANGAN
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar