Halaman

Rabu, 19 November 2014

Lapak Pedagang Daging Babi di Pasar Angso Duo Jambi Memprihatinkan


JOROK: Kondisi Pasar Lopak daging Babi di Pasar Angso Duo Kota Jambi yang kondisinya jorok dan reot memprihatinkan. Lapak hak guna pakai dibayar Rp 2,5 juta dengan retribusi Rp 56 ribu per bulan. Dari awal 35 pedagang daging babi di sana, kini tersisa 15 pedagang. Pembeli sepi karena enggan masuk ke lapak tersebut akibat jalannya berkubang dan bau tak sedap. Foto Rosenman Manihuruk/HARIAN JAMBI


Rutin Bayar Retribusi Namun Tak Ada Perhatian Pemkot Jambi 

JAMBI-Sedikitnya 35 lapak atau tempat berjualan pedagang daging babi di Pasar Lopak Angso Duo Kota Jambi sangat memprihatinkan. Lapak pedagang daging babi itu kini menjadi sasaran tempat pembuangan sampah pada pedagang lain. Bahkan sebanyak 20 pedagang daging babi memilih pindah karena kondisi lapak yang jorok, kumuh bau tak sedap.

Ibarat pepatah mengatakan, kebersihan adalah pangkal dari kesehatan. Maka senatiasa orangtua menganjurkan agar menjaga kebersihan lingkungan, demi terhindari dari segala penyakit yang bersumber dari tempat yang kotor.


Salah satu tempat yang semestinya dijaga kebersihan adalah pasar tradisional, karena pasar tradisional adalah pusat pemasaran barang makanan, baik yang siap saji maupun yang masih mentah.
Namun lain halnya di kawasan pasar tradisional Angso Duo Jambi yang berdampingan dengan Pasar Lopak, Kota Jambi. Salah satu sudut paling kiri Pasar Lopak Agso Duo Jambi, adalah tempat pedagang daging babi yang notabene etnis Tionghoa.

Ali Ayong (37) salah seorang pedagang daging babi di Pasar Lopak Angso Duo, Kota Jambi, kepada Harian Jambi, Senin (17/11) mengatakan, kondisi lapak mereka hingga kini masih memprihatinkan.
Lapak tidak terawatt, kebersihan tak terjaga, kondisi lantai lapak becek, dindink lapak kropos, atap lapak bocor. Begitulah sekilah kondisi lapak pedagang daging babi di pasar itu. 

“Lapak ini hak guna pakai dengan bayar dulu Rp 2,5 juta. Kemudian retribusi Rp 56 ribu sebulan. Namun hingga kini kondisi lapak kami memprihatinkan. Dari 35 pedagang daging babi di sini dulu, kini tinggal 15 orang. Pembeli sepi karena enggan masuk ke lapak kami akibat jalannya berkubang dan bau tak sedap,” kata Ali Ayong.

Disebutkan, sejak dibangun sekitar tahun 1999, sampai saat ini belum tersentuh oleh renovasi. Sungguh memperhatinkan kondisi pasar Lopak yang sepertinya pasar yang terisolasi dari pasar tradisional yang ada di Kota Jambi.

Selain tumpukan sampah, di dalam pasar Lopak tidak berfungsinya drainase serta tidak ada penerangan listrik, disamping itu lantai dan atap pada berlobang. Bila musim hujan pasar tersebut mengalami banjir.

“Sejak menempati pasar Lopak Angso Duo tahun 1999 belum ada perbaikan dari Pemerintah Kota Jambi. Padahal kami bayar retribusi. Namun hingga kini terus dibiarkan dengan kondisi yang memprihatinkan seperti ini,” kata Aman Liem, pedagang daging babi lainnya sembari menunjuk atap lapak berlobang-lobang.

Kata Aman Liem, sudah  15 tahun tidak diperhatikan Pemerintah dan ditambah sejumlah pungutan liar (pungli). Pedagang Pasar Lopak Angso Duo Kota Jambi sangat mengharapkan agar kondisi ini segera diperhatikan Pemerintah Kota Jambi. (lee)

1 komentar:

  1. Alhamdulillah semoga atas bantuan ki witjaksono terbalaskan melebihi rasa syukur kami saat ini karna bantuan aki sangat berarti bagi keluarga kami di saat kesusahan dengan menanggun 9 anak,kami berprofesi penjual ikan di pasar hutang saya menunpuk di mana-mana sempat terpikir untuk jadikan anak bekerja tki karna keadaan begitu mendesak tapi salah satu anak saya melihat adanya program pesugihan dana gaib tanpa tumbal kami lansung kuatkan niat,Awalnya suami saya meragukan program ini dan melarang untuk mencobanya tapi dari yg saya lihat program ini bergransi hukum,Saya pun tetap menjelaskan suami sampai dia ikut yakin dan alhamdulillah dalam proses 1 hari 1 malam kami bisa menbuktikan bantuan aki melalui dana gaib tanpa tumbal,Bagi saudara-saudaraku yg butuh pertolongan silahkan
    hubungi Ki Witjaksono di:O852-2223-1459
    supaya lebih jelas
    Kunjungi juga blog klik-> PESUGIHAN TANPA TUMBAL

    BalasHapus