GLADI RESIK: Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri
acara Gladi Resepsi Kenegaraan di MPR, Minggu (19/10). Jokowi merasa senang
dapat berjumpa dan berbincang-bincang bersama Anggota MPR. FOTO IST FB JOKOWI/HARIAN
JAMBI.
Senin 20 Oktober 2014 ini, Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan
dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ke 7. Bagaimana
perkiraan respons pelaku pasar terhadap pelantikan duet ini sebagai pemimpin
Indonesia 5 tahun ke depan?
MAIKEL JEFRIANDO, Jakarta
Reza Priyambada, Analis Woori Korindo Securities, memperkirakan laju Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) besok mampu melanjutkan penguatan yang terjadi
Jumat lalu.
Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (17/10/2014), IHSG
ditutup menanjak 77,332 poin (1,56%) di posisi 5.028,946. Sementara Indeks LQ45
ditutup melaju 16,932 poin (2,02%) menjadi 854,194.
“Pada perdagangan Senin, IHSG diperkirakan akan berada pada
rentangsupport 4.950-4.988 dan resisten 5.032-5.055. Laju IHSG diliputi
sentimen positif dan membuatnya berpeluang melanjutkan kenaikannya," kata
Reza dalam risetnya seperti dikutip Minggu (17/10).
Sentimen politik, lanjut Reza, sejauh ini positif dan
mendukung penguatan IHSG. Namun, dia berharap agar pelaku pasar tidak kemudian
ambil aksi ambil untung (profit taking) yang akan menghentikan laju IHSG.
“Diharapkan penguatan yang terjadi tidak langsung
dimanfaatkan untuk profit taking agar peluang kenaikan IHSG dapat
berlanjut. Semoga sentimen politik benar-benar kondusif," kata Reza.
Sementara untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS), Reza menilai agak sulit menguat. Meski situasi politik mendukung,
tetapi faktor eksternal masih sulit menyokong penguatan rupiah.
“Meski IHSG sedang bahagia di zona hijau, kondisi sebaliknya
dialami rupiah. Rupiah bisa berbalik melemah setelah terimbas pelemahan mata
uang rubel Rusia yang mempengaruhi pergerakan di sejumlah negara emerging
markets, termasuk Indonesia. Pelemahan rubel dipicu penurunan credit
rating Rusia dari Moody’s Investors Service," jelas Reza.
Jumat lalu, rupiah sempat menguat menjadi di kisaran Rp 12.100 per dolar AS.
Namun Reza menilai penguatan ini sulit bertahan lama.
“Penguatan rupiah tersebut belum mampu mengkonfirmasi
penguatan lanjutan seiring masih variatifnya sentimen yang ada dan masih
menyimpan potensi pelemahan. Kami memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran
Rp 12.228-12.215 per dolar AS," papar Reza.
Sementara itu, Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, mengatakan
pelantikan Jokowi-JK akan memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar. Dia
memperkirakan esok hari IHSG akan melanjutkan penguatannya.
“Sangat positif. Apalagi sangat terbantu dengan pertemuan
Jokowi dan Prabowo kemarin. Di situ ada perbaikan confidence pelaku
pasar," kata Lana.
Bahkan menurutnya, pasar akan lebih bergairah jika
pelantikan Jokowi dihadiri oleh para petinggi partai politik. Seperti Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarno Putri, dan Prabowo Subianto, serta
Aburizal Bakrie.
“Itu pastinya sangat berpengaruh kalau semua pimpinan partai
hadir. Pasar akan semakin yakin terhadap Indonesia," katanya.
Senada dengan Reza, Lana juga memperkirakan rupiah masih
akan sulit menguat. Pasalnya, situasi ekonomi global sedang kurang mendukung.
“Jadi bukan karena nggak positif terhadap pelantikan Jokowi.
Tapi memang kondisi global sedang tidak nyaman," ujar Lana.
Pelemahan nilai tukar, demikian Lana, juga dialami oleh
negara-negara berkembang lainnya seperti Afrika Selatan, Brasil, India, dan
Turki. Namun diharapkan pelemahan rupiah diharapkan tidak terlalu dalam karena
diredam sentimen positif dari pelantikan Jokowi.
“Kalaupun rupiah ada pelemahan, mungkin nggak akan terlalu
tajam," ucapnya.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar