Halaman

Minggu, 10 Agustus 2014

Menimbang Rendahnya Animo Masyarakat Masuk Sekolah Swasta

 

YADIKA: Sekolah Yayasan Abdi Karya Yadika (Yadika) di Jambi mulai berdiri sejak Juli 2007. Yadika Jambi ada 3 unit sekolah yakni SMP,SMA dan SMK. SMP Yadika kini sudah Angkatan ke 5, SMA angkatan ke 4 dan kelulusan setiap tahunnya selalu 100 % . Yadika Jambi beralamat di Jalan Abdul Muis (Jerambah Bolong ) Lorong Anggrek Rt 38. Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. FOTO ROSENMAN MANIHURUK/HARIAN JAMBI
Perlu Sosialisasi Kualitas Sekolah

Persaingan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah negeri dan swasta setiap ajaran baru tiba menjadi hal yang tak bisa dihindari. Setiap ajaran baru sekolah-sekolah selalu hanya menerima siswa yang tidak tertampung disekolah swasta. Tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah negeri karena pertimbangan biaya dan juga kualitas sekolah tersebut. Namun kini sekolah swasta tertentu hanya alternatif bagi siswa baru yang tak diterima di sekolah negeri.

Alam persaingan untuk memperoleh siswa dalam PPDB seharusnya dipersiapkan dengan kualitas sekolah tersebut. Sepatutnya sekolah swasta lebih mempersiapkan diri dari segi kualitas agar dapat bersaing dengan sekolah negeri.

Jika sekolah swasta tidak mempunyai kualitas, bagaimana sekolah tersebut akan dilirik oleh masyarakat. Kualitas infrastruktur sekolah serta tenaga pengajar menjadi pertimbangan utama untuk mendapatkan simpatik dan animo masyarakat.

Pengamat Pendidikan di Jambi, Dr Fadlilah Husain kepada Harian Jambi, mengatakan, dalam mencari siswa baru sekolah seharusnya dapat memperlihatkan ke unggulannya. Karena masyarakat untuk saat sekarang tidak lagi memperhatikan antara sekolah swasta ataupun negri.

Namun yang dilihatnya adalah kualitas dari sekolah tersebut. “Semakin sekolah tersebut berkualitas semang tinggi animo masyarakat untuk memilihnya,” ujarnya.

Ditambahkan, sekolah swasta maupun negeri yang kekurangan guru harus dapat meningkatkan kualitas sekolahnya agar diminita masyarakat. Dengan meningkatkan kualitas dari sekolah tersebut pastinya orang akan berlomba-lomba untuk masuk ke sekolah tersebut.

“Bagaimana sekolah akan diminati oleh masyarakat jika sekolah tersebut tidak berkualitas. Jika sekolah tersebut berkualitas maka sekolah tersebut akan menjadi sekolah yang diincar oleh masyarakat,” ujarnya.

Peran pendidikan antara masyarakat, pemerintah dan swasta tidak dapat dipisahkan kerena sekoloah swasta juga membatu pemerintah dalam mendidika bangsa. Peranan sekolah swasta dalam mejalankan pendidikan nasional tidak dapat diremehkan.

Penerapan dua shif tersebut merupakan tantangan bagi sekolah swasta dapat menunjukkan kualiatasnya. Maka masyarakat akan beralih ke sekolah swasta karena yang dicari bukan negerinya tapi kualitasnya.

“Sebenarnya penerapan dua shif ini merupakan motifasi bagi sekolah-sekolah swasta untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikannya," katanya.

Dr Fadlilah Husain, jaman sekarang, masyarakat sudah cerdas. Mereka rela mengeluarkan uang banyak untuk biaya pendidikan anaknya. Karena yang dibeli masyarakat bukan negeri atau swastanya, namun tingkat mutu dan kualitas dari pendidikan di sekolah itu.

“Percuma jika pendidikan murah namun tidak berkualiatas. Masyarakat akan lebih rela mengeluarkan uang yang banyak asalkan pendidikan yang ditujunya berkualitas. Untuk sekolah yang berkualitas sudah tentu akan kebanjiran pendaftar karena semua orang akan berlomba-lomba untuk masuk kesana,” katanya.

Dicontohkan sekolah swasta yang selalu diminati masyarakat adalah Sekolah Xaverius dan Sekolah Alfalah Jambi di Kota Jambi. Sekolah ini sudah menunjukkan kualitasnya sehingga mendapat animo masyarakat.

Sementara Dr Samsu PhD pengamat pendidikan lainnya menambahkan, sekolah swasta dan negeri merupakan penyelenggara pendidikan dan menerapakan 8 standar pendidikan.

Diantaranya standar prasarana, standar pembelajaran. Sekolah swasta dan negeri akan berpacu untuk menerapkan standar tersebut. “Negeri dan swasta adalah sesuatu yang tidak dapat disahkan karena mereka sama-sama melakukan pendidikan dan sama-sama menerapkan 8 standar pendidikan itu,” katanya.

Ditambahkan, dalam penerimaan siswa baru, animo masyarakat terhadap sekolah swasta jauh lebih rendah dibandikan sekolah negeri. Karena adanya keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki oleh swasta.

Seperti pada guru swasta kebanyakan guru-guru honorer, sarana prasarananya tidak lenngkap. Hal tersebut yang membuat ketertarikan masyarakat terhadap sekolah swasta berkurang.

“Tidak bisa dipungkiri bahawa animo masyarakat terhadap sekolah swasta memang rendah,” katanya.

Dilanjutkannya,  oleh karena itu untuk mendapatkan siswa banyak dalan PSB sekolah swasta harus meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga dapat bersaing dengan sekolah-sekolah negeri yang kualitasnya telah memadai.

“Bagi sekolah-sekolah swasta untuk bersaing dalam penerimaan siswa baru mereka harus meningkatkan kualitasnya sehingga ada yang dibanggakan ketika sekolah di swasta. Bukan cuma mahal saja, tapi sesuai dengan yang diinginkan masyarakat,” ujarnya.(KAHARUDDIN/lee) (Harian Jambi Edisi Cetak Senin 11 Agustus 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar