Chandra B Panjaitan ST-Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE.FT2: ASENK LEE SARAGIH |
Pernikahan
Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE
Perpaduan dua
adat pada pesta perkawinan etnis Batak menjadi daya tarik tersendiri di tengah
keragaman adat budaya di Tanah air. Keragaman itu ternyata membawa warna
keharmonisan adat Budaya Batak, khususnya di era modern saat ini. Tak lekang
dari goresan jaman, ternyata adat Batak terus diabadikan hingga ke perantauan.
Hal ini juga yang tergambar dalam pesta
pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br
Purba SE.
Tahapan
pernikahan yang dijalankan oleh Keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra
Suryantini Tierlin Silaen MPd dengan Keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba
Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik
memadukan dua adat Batak yakni Toba dan Simalungun.
Perpaduan dua
adat budaya ini menjadi salah satu keunikan dan daya tarik Pesta Adat
Perkawinan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba
SE. Berbagai tahapan adat pun dilaksanakan sebelum pemberkatan perkawinan.
Tahapan adat
pertama yakni, pihak keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini
Tierlin Silaen MPd yang berdomisili di
Jambi melakukan kunjungan kerumah keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba
Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik di Perumahan Beringin PTPN V Kota
Pekanbaru, Sabtu 25 Januari 2014 lalu.
Patampe
Parsahapan
Acara kunjungan
pertama itu adalah acara Patampe Parsahapan (menanyakan rencana perkawinan) dalam
adat Simalungun atau Marhata Sinamot pada adat Batak Toba. Pada acara inilah
disepakati berapa ‘Tuhorni Boru” (mas kawin) dan berepa Ulos yang harus
disiapkan pihak perempuan.
Acara Patampe
Parsahapan dilaksanakan di kediaman keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba
Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik di Perumahan Beringin PTPN5 Pekanbaru.
Prosesi adat (Simalungun dan Toba) dipandu Raja Parsahap St JP Simarmata (Pihak
Boru) dan St MS Garingging (GKPS Kacikanraya) dan Ketua Presedium Panjaitan
Pekanbaru, H Panjaitan dari pihak Paranak.
Prosesi adat
berjalan dengan baik antara kedua keluarga. Keluarga Ir P Bernhard Panjaitan/
br Silaen juga kagum dengan proses adat Simalungun yang dilaksanakan pada acara
itu. Nuansa Adat Simalungun sangat kental dengan suguhan makanan khas Adat
Simalungun yakni “Tinombu dan Dayok Binatur”.
“Tinombu dan
Dayok Binatur” ini adalah daging ayam yang telah dimasak disusun dalam bambu
yang telah dibalut dengan asesoris adat Simalungun. Tinombu itu dibawa oleh keluarga Ir Prins
Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd sebagai salah satu
syarat pada acara Patampe Parsahapan. Proses
Adat Simalungun itu berjalan dengan baik. Hadir pada acara itu perwakilan
keluarga Panjaitan dan juga kerabat keluarga Purba.
Usai acara adat
dilanjutkan dengan ibadah singkat yang dipandu oleh Evangelis GKPS Pekanbaru St
Ir Arifin Saragih, renungan singkat juga dibawakan yang bersangkutan. Sementara
Doa Syafaat oleh St Drs Kamarudin Damanik.
Dalam inti
kotbahnya (Mateus 13: 58) "Dan karena ketidak percayaan mereka, tidak
banyak Mujizat yang diadakan-Nya disitu". Dia menekankan pertemuan dua
keluarga itu adalah rencana Tuhan, bukan rencana manusia. Kedua keluarga
dipertemukan karena “Holong” kasih setia dari Pada Tuhan Yesus Kristus.
Acara Patampe Parsahapan atau Marhata Sinamot
berjalan dengan penuh kekeluargaan yang dihadiri sekitar 50 orang dari kedua belah
pihak keluarga. (*)
Maralob
atau Pajabu Parsahapan (Memberikan Mahar)
Tahapan
berikutnya jelang perberkatan perkawinan Chandra Benny Panjaitan ST dengan
Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE yang harus dilakukan pada adat Simalungun
adalah “Maralob” atau “Pajabu Parsahapan”. Maralob ini adalah memberikan mahar
(mas kawin-akad Nikah) kepada keluarga pihak perempuan. Pada acara maralob ini
diserahkan Tuhor Boru Rp 62.060.000 yang ditarok di dalam “Bahul-Bahul” sejenis
ayaman atau bakul.
Acara “Maralob”,
pihak keluarga Panjaitan membawa seperangkat makanan khas Simalungun “Tinombu”
ke rumah keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina
Susana Damanik, Jumat 6 Juni 2014 petang.
Prosesi acara
“Maralob” ini dipandu St JP Simarmata (Pihak Boru) dan Ketua Presedium
Panjaitan Pekanbaru, H Panjaitan dari pihak Panjaitan. Juga hadir pada acara
Maralob ini Ketua Panjaitan Se-Jabodetabek Farel Panjaitan/br Pardede.
Sebelum prosesi
adat Simalungun, diawali dengan ibadah yang dibawakan Pendeta Gereja Kristen
Protestan Simalungun (GKPS) Resort Pekanbaru, Pdt K Sipayung. Ibadah
berlangsung dengan bernyanyi Kidung Pujian, Doa Responsoria, Renungan Pdt K
Sipayung, Doa Syafaat dan Doa Berkat dan Penutup.
Pada
renungannya, Pdt K Sipayung mengambil Nats Kolose 3: 17 yang intinya bahwa
perbuatan baik adalah sebuah proses perenungan. Berbuat baik didasari oleh
Tuhan yang meneladani Yesus dalam perjalanan kehidupan.
Acara
Pajabu Parsahapan ini juga dihadiri
orang tua (Ayah) dari Dra Berthalina Susana Damanik, Oppung Kiben
Damanik-Medan, drg Januar Riahdo Damanik SpOn/ Susanna Rotua br Saragih SE
MM-Medan, Ir Iwan Hardi B Damanik MM/ Elly Mathilda br Manullang SE-Medan, Ir
Oskar Fajar Damanik MM/ Ariesandhy Sondang br Sitorus SE-Cinere Jakarta, Sy
Awal Juni Darwan
Damanik SE MM/ Maria Magdalena br Purba SE MBA- Jambi.
Keluarga
besar Ir P Bernhard Panjaitan juga hadir pada acara itu, diantaranya Kombes Pol
(P) Drs Bachtiar Panjaitan SE/ Ati Suryati br Marpaung (Op Romauli)-Tangerang,
Bobby Panjaitan /Lies br Marpaung (Ap Manimbo)-Duri, Ir Budiman Panjaitan/Drg
Malemmin br Brahmana M Kes (Ap Billy)-Medan, Ny M Simatupang Rumintang br
Panjaitan (Op Daniel)-Tangerang.
Kemudian
Ny Anton Siahaan Dra Rukiyah br Panjaitan (Op Cintya)-Pekanbaru, Ny Kombas Pol
(P) Drs LP Siahaan Rita Megawati boru Panjaitan (Op Felecia)-Pontianak, Ny
Letkol Pol (P) Drs SA Siregar Happy Dahlia Murniwati br Panjaitan( Op
Mangasi)-Jakarta, Capt RM Sinaga/Amyda Suryati br Panjaitan SPi MSi (Ap
Richard)-Jakarta.
Oppung
Kiben Damanik yang juga Tokoh Adat Budaya Simalungun ini mengatakan, perpaduan
adat Toba dan Simalungun ini menunjukkan keragaman Budaya Indonesia yang harus
terus dilestarikan. “Ini adalah kekayaan Adat Budaya Batak, harus dilestarikan
hingga ke perantauan,” katanya.
Prosesi
Adat Pajabu Parsahapan
Prosesi diawali
(Hasuhuton) keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina
Susana Damanik menyambut Tondong (Hula-hula-Toba) Jabu Damanik, Tondong Pamupus
Saragih Garingging, Tondong ni Tondong Purba Tambak, Tondong Bona Sidabalog,
Tondong Mangihut Saragih Garingging dan Damanik.
Kemudian kerabat
keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik
menyambut kedatangan keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini
Tierlin Silaen MPd dan kerabat di depan rumah dengan menerima Tinombu.
Selanjutnya
pihak Paranak Panjaitan menyampaikan “Demban Panisei” (memberikan sirih) kepada
pihak Parboru (Purba Sidadolog) dan seluruh kerabat Suhut Parboru. Kemudian
dilanjutkan acara makan.
Pihak keluarga
Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd menyerahkan
Tinombu kepada keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina
Susana Damanik. Sebaliknya keluarga Purba/br Damanik memberikan “Dayok Binatur”
kepada keluarga PB Panjaitan/br Silaen.
Kemudian
keluarga pihak Purba/br Damanik
memberikan “Loppah” dayok Binatur kepada seluruh kerabat marga seperti Tondong
Jabu Damanik, Tondong Pamupus Saragih Garingging, Tondong ni Tondong Purba
Tambak, Tondong Bona Sidabalog, Tondong Mangihut Saragih Garingging dan
Damanik.
Usai acara
makan, pihak keluarga Paranak (Panjaitan) menyampaikan “Demban” (sirih) habis
makan kepada suhut par Boru. Sebaliknya suhut par boru menyampakan “Demban
Salpu Mangan” kepada seluruh biak Tondong (Damanik, Garingging, Purba Tambak,
Sidabalog, Garingging, Damanik).
Selanjutnya
memberikan “Demban Tangan-tangan” calon
penganten wanita dengan calon penganten pria dan bersama-sama dengan keluarga
suhut paranak PB Panjaitan/br Silaen menyampaikan mas kawin (mahar) kepada
suhut parboru Purba/br Damanik.
Mas kawin itu
berupa uang tunai dan seluruh perlengkapannya sesuai dengan Adat Simalungun
yang dimasukkan kedalam ‘bahul-bahul”. Kemudian diberikan “Napuran Banggal”
kepada Suhi Ampang na Opat dan calon pengantin wanita memberikan “Tobus Huning”
kepada kedua orangtuanya. Prosesi ini hingga mengharukan dan meneteskan air
mata kebahagiaan.
Selanjutnya
pihak “Suhut Parboru” menayakan pihak “Suhut Paranak” tentang acara pesta adat
perkawinan. Kemudian Suhut Paranak menyampaikan “Demban Pamuhunan” kepada
hasuhuton Paboru. Suhut Parboru memberikan “Hiou Parombah” kepada “anak boru
jabu” Suhut Paranak sebagai yang bertanggungjawab kepada boru (calon penganten
wanita) yang telah dijemput Suhut Paranak.
Sebagai prosesi
penghujung, Suhut Parboru Purba menyampaikan “Demban Sihoras-horas” kepada
rombongan Suhut Paranak Panjaitan. Juga memberikan “Kahkah Tohang/Ingot-ingot”
kepada keluarga yang hadir dan diakhiri doa penutup dari Pdt K Sipayung.
Pada acara bebas
juga ada sumbangan lagu dari pihak keluarga Pajaitan Bersaudara dan Trio Altova
Jambi (Alex Zebua-Tono Butar-butar dan Fauzan Samosir). (*)
Marpadan/
Martumpol
Ke esokan
harinya, Sabtu 8 Juni 2014 dilanjutkan dengan Ibadah Perjanjian Pernikahan Chandra
Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE di GKPS Pekanbaru
Jalan Arjuna.
Ibadah dibawakan
Pdt K Sipayung dan Pengantar Jemaat GKPS Pekanbaru St Ir Allerman Purba dan
Wakil Pengantar Jemaat GKPS Pekanbaru St Sipayung. Ibadah meliputi Pangilan
Beribadah, Votum Introitus (Doa Responsoria), Beryanyi Kudung Jemaat dan Buku
Haleluya, Acara Perjanjian Pernikahan, Pemberitaan Firman/Khotbah yang diambil
dari Nats Mazmur 119:105 “Firman Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku”.
Saat ibadah juga
ada persembahan pujian Wanita GKPS Pekanbaru, Bapa GKPS Pekanbaru, Koor
Keluarga Panjaitan Pekanbaru. Dalam kotbahnya Pdt K Sipayung menekankan kepada
kedua calon mempelai agar dalam membina rumah tangga baru seturut degan Firman
Tuhan Nats Mazmur 119:105 “Firman Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku”.
Usai ibadah yang
ditutup Doa Bersama dan Berkat, dilanjutka dengan kata-sambutan dari keluarga
calon penganten wanita, pria dan juga ucapan selamat dari Pimpinan Majelis GKPS
Pekanbaru St Ir Allerman Purba dengan memberikan sebuah Bibel kepada kedua
calon pengantin. Dilanjutkan acara salam-salaman dengan pujian dari Singer.
Pada kesempatan itu Ir PB Panjaitan MM juga memberikan saweran sukacita kepada
Singer Seksi Bapa GKPS Pekanbaru. (*)
Resepsi
Marpadan di Hall Anggrek PTPN5
Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE |
Sebagai ucapan
syukur atas terlaksananya Ibadah Perjanjian Pernikahan Chandra Benny Panjaitan
ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE di GKPS Pekanbaru dan Acara Pajabu Parsahapan, Keluarga Ir
Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik mengadakan
acara Resepsi di Hall Anggrek PTPN5 Pekanbaru, Sabtu 7 Juni 2014 mulai pukul
12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Acara tersebut
tampak “wah” dengan dekorasi gedung yang mantab dan jumlah undangan yang
banyak. Dekorasi gereja juga edentik dengan Ulos Simalungun yang berada persis
di depan gedung resesi tersebut.
Sebelum acara
dimuai, untuk menghibur tamu undangan Trio Altova Jambi (Alex Zebua-Tono
Butar-butar dan Fauzan Samosir) membawakan tembang-tembang nostalgia romantis
dan lagu-lagu Batak.
Memasuki acara awal,
yakni menyambut kedua calon pengantin Chandra Benny Panjaitan ST dengan
Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE beserta orang tua dengan tarian Simalungun
“Tolu Sahundulan Lima Saodoran”.
Tarian ini
dibawakan oleh Alvi boru Sinaga (Desa Sondi Raya), Afri boru Sidabutar (P
Raya), Audina boru Purba (Gunung Tua), Janro Saragih (Buluran Pasar), Jhon
Haloho (Tigarunggu), Kristi Mambe boru
Saragih (Siloting Raya Bayu) dan pelatih Trie Kartika Saragih. Mereka
adalah Mahasiswa Universitas Riau asal Simalungun.
Nuansa Adat
Simalungun tampak pada acara resepsi tersebut, karena lagu-lagu Simalungun
banyak dilantunkan oleh artis setempat. Kemudian Lagu Holong Ciptaaan Ir P
Bernhard Pajaitan MM juga dilantunkan dengan apik oleh Trio Altova. Lagu “Anak
Naburju” juga dilantunkan oleh Ir P Bernhard Pajaitan.
TRIO ALTOVA BERSAMA IR PB PANJAITAN "ANAK NABURJU" |
Di penghujung
acara resepsi, kedua calon pengantin ikut menyambut tarian Simalungun “Pos Ni
Uhur” yang dibawakan Mahasiswa/I Universitas Riau asal Kabupaten Simalungun.
Pada kesempatan itu Ir P Bernhard Pajaitan juga memberikan saweran kepada
penari sebagai rasa kebahagiaan.
“Saya kagum
dengan acara ini, mulai dari acara Patampe Parsahapan, Pajabu Parsahapan,
Marpadan dan acara resepsi ini yang penuh dengan makna, khususnya Budaya Adat
Simalungun. saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga Besar Purba
dan segenap Panjaitan dan kerabatnya yang turut mensukseskan seluruh rangkaian
acara,” ujar Ir P Bernhard Pajaitan.
Acara resepsi di
Hall Angrek PTPN5 Pekanbaru ditutup dengan Doa oleh Evangelis GKPS Pekanbaru St
Ir Arifin Saragih. (*)
Pemberkatan Pernikahan
Chandra dan Ditha
Oleh Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata
Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA. |
Pemberkatan pernikahan
Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE
dilaksanakan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tebet, Jalan Tebet
Barat Dalam X No 7 Jakarta Selatan, Sabtu 21 Juni 2014 pukul 09.30 WIB. Ibadah
pemberkatan pernikahan dipimpin oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA.
Sebelum ibadah
dimulai, keluarga besar Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin
Silaen MPd dengan keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra
Berthalina Susana Damanik melakukan
acara “Marsibuhabuhai” (sarapan bersama) di ruang serbaguna HKBP Tebet lantai
bawah.
Pada acara itu
dilaksanakan acara Adat yakni keluarga PB Panjaitan/br Silaen dan rombongan dan
pengantin pria disambut oleh keluarga besar Ir Feddy Budiman Sastra Purba
Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik . Pada kesempatan itu juga dilakukan
penyematan buka antara kedua mempelai.
Tampak juga adik
dari Chandra Benny Panjaitan yakni Clariassa Irene Panjaitan, Cornelia
Christine Panjaitan dan Citra Wilhelmina Panjaitan yang tampil anggun pada
kesempatan itu.
Usai acara itu,
dilanjutkan ibadah pemberkatan nikah. Diawali prosesi Ompui Ephorus HKBP Pdt
WTP Simarmata MA didampingi Praeses HKBP Distrik XXV Jambi Pdt Manuarang
Hutabarat STh, Praeses HKBP Distrik XX Kepulaun Riau Pdt David Farel Sibuea
MTh, DMin, Pendeta/Parhalado HKBP Tebet
memasuki gereja.
Susunan ibadah
pemberkatan nikah Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br
Purba SE meliputi prosesi mempelai dan keluarga memasuki gereja diiringi lagu
“Wonderful Day” dinyayikan oleh Shinta Siagian.
Bagian kedua
memasuki ibadah meliputi bernyayi dari Buku Ende (BE) No 755: 1-2 “Haposan Ho Tuhan”, Votum-Introitus, Koor PS
Wanita Serafim HKBP Tebet “Holong” Ciptaan Ir Prins Bernhard Panjaitan MM,
Kotbah Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA (Amsal 19: 14), Peneguhan dan
Pemberkatan Pernikahan, Janji Pernikahan Kedua Pengantin.
Paduan
Suara Lagu Holong
Ada yang
istimewa saat ibadah pemberkatan pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan
Fetrichia Ditha Yolanda br Purba. Secara khusus lagu “Holong” ciptaan Ir Prins
Bernhard Panjaitan MM diarasemen menjadi satu Koor yang dinyayikan Koor PS
Wanita Serafim HKBP Tebet .
Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet . |
Lagu “Holong”
yang ditampilkan Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet membuat kedua orang tua
mempelai pria meneteskan air mata. Lagu Holong yang terinspirasi dari Ayal
Alkitab 1 Petrus 2 : 17 dan Kolose 3 : 14-15 diciptakan oleh PB Panjaitan 27
Juli 2005.
Ir.Bernhard
Panjaitan MM menuturkan, terciptanya
lagu “Holong” sebagai wujud getaran kerinduan orang tua kepada generasinya
melalui nasehat agar selalu menanamkan kasih dalam kehidupan.
“Dapat
menghargai semua orang, mengasihi saudara dan sesama serta menghormati orang
tua. Paling penting takut pada pencipta-Nya. Jangan lupa berdoa karena berkat
doa separuh pekerjaan kita dapat terselesaikan,”ujar PB Panjaitan yang sangat peduli
budaya Batak ini.
Peserta Koor PS
Wanita Serafim HKBP Tebet yang menyanyikan “Holong”, adalah Dirigen oleh Shinta
br Siagian, Pianist Grace br Tobing, Soloist Rethrice br Sitorus, Saxophonist
Febrina br Hutagaol dan Yonathan Hutapea.
Kemudian suara Sopran
1 yakni Martlina br Simanjuntak (HP 0812 932 3839), Elizabeth br Pasaribu, Ade
br Pasaribu, Dessy br Lubis, Sondang br Pandiangan, Lumaian br Silaban, Dewi br
Situmeang, Rethrice br Sitorus, Meri br Sitompul.
Suara Sopran 2
yakni Anastasia br Simanjuntak, Tiarma br Simanjuntak, Theresia br Simatupang, Elizabeth
br Tampubolon, Eli br Sianturi, Uli br Situmorang, Lolita br Siagian, Dame br
Tambunan, Tambar br Saragih dan Nancy br Pasaribu.
Kemudian suara Alto
yaitu Dona br Simanjuntak, Riama br Tambunan, Rina br Hutabarat, Febrina br Hutagaol,
Flora br Nainggolan, Uli br Napitupulu, Jojor br Sianturi, Tiur br Pandiangan, Desy
br Pasaribu, Martha br Simatupang dan Eva br Simangunsong.
Sementara Ompui
Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA dalam kotbahnya yang diambil dari Nats Amsal
19: 14 mengatakan, kesuksesan seorang suami ditentukan oleh seorang istri.
Sehingga istri bangun kehormatan karena tanggung jawab rumah tangga adalah
tanggung jawab suami dan istri.
“Nahkoda rumah
tangga adalah Kristus. Holong atau kasih sebagai pengingat yang paling dalam
untuk menjalani rumah tangga. Lagu Holong ciptaan orang tua dari mempelai pria
itu memiliki makna yang dalam. Sehingga perkawinan yang telah dipersatukan
Allah tidak bisa dipisahkan siapapun,” ujar Pdt WTP Simarmata.
Menurutnya,
setiap orang menyanyikan Holong, karena Holong adalah pengikat yang paling
kuat. “Rendah hati, peduli dengan orang lain dan taat pada Tuhan. Karena rumah
tangga yang menentukan gereja, masyarakat dan bangsa. Keunggulan anak Tuhan
untuk saling menghormati. Semoga kehidupan kedua mempelai bisa mempengaruhi
orang lain dalam kebaikan,” ujarnya.
Pdt WTP
Simarmata juga menyebutkan Satu Umpasa (pantun) Simalungun yakni “Ulang ihondor
gumba, timbaho sihondoran. Ulang itonggor rupa, parlahoi do sitonggoron”,.
Artinya jangan hanya melihat kegantengan dan kecantikan dalam menjalin hubungan
pernikahan, namun namun harus melihat
perilakunya . “Panggil Tuhan dalam Doa, pasti Dia akan dating dan memberikan,”
ujarnya.
Secara khusus
ujar Pdt WTP Simarmata juga mengapresiasi Lagu Holong ciptaan Ir P Bernhard
Panjaitan MM. Lagu tersebut menggambarkan Ayat Alkitab Petrus 2 : 17 dan Kolose
3 : 14-15 yang penuh dengan Poda atau Petuah.
Pdt WTP Simarmata
juga mengapresiasi Ir P Bernhard Panjaitan MM yang bisa menjabat Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi Jambi di daerah
minoritas (Jambi). Ephorus juga memuji Ir P Bernhard Panjaitan MM yang bisa
mempertemukan Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA dengan Gubernur Jambi H Hasan
Basri Agus saat kunjungan Ephorus HKBP ke Jambi April 2014 lalu.
Usai kotbah, dilanjutkan
Ungkapan Kasih Mempelai kepada Kedua Orang Tua Mempelai. Tampak juga rasa haru
kebahagiaan pada kedua mempelai dan juga orang tua mereka.
Kemudian Solois
“Tuhan Tidak Pernah Gagal” dinyayikan Feby br Purba, Koor “Selamat Menempuh
Hidup Baru” oleh Keluarga Purba, Penutup Ibadah Doa Persembahan, Doa Berkat
oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA.
Sebelumnya juga
Praeses HKBP Distrik XXV Jambi Pdt Manuarang Hutabarat STh menyerahkan satu
Alkitab kepada kedua mempelai sebagai tanda ucapan selamat menempuh hidup baru
dan orang tua mempelai pria adalah sebagai Jemaat HKBP Jambi.
Kemudian acara
photo bersama pengantin dengan Ephorus HKBP, pengantin dengan Ephorus dan kedua
orang tua mempelai, kata-kata sambutan pihak Panjaitan dan Purba dan juga
Parhalado HKBP Tebet, bersalaman sambil diiringi lagu oleh PS Wanita Serafim
HKBP Tebet.
Usai acara
ibadah pemberkatan pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha
Yolanda br Purba SE, dilanjutkan Acara Adat dan Resepsi di Gedung Auditorium
Manggala Wanabakti Kementerian Kehutanan RI di Jalan Jenderal Gatot Subroto
Senayan Jakarta Pusat.
Sebelumnya pihak keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra
Suryantini Tierlin Silaen MPd telah melakukan “Partamiangan
Borhat-borhat” di Puru Gracia Kota Jambi, Minggu 27 April 2014 dengan
mengundang Hula-hula Silaen, Marpaung dan kerabat di Kota Jambi.
Filosofi Holong
“Pagomos
ma amang na martangiang I, Hinorhon ni tangiang do satonga ni ulaon I, Dapot
pasu-pasu ma ho torop pinompar mi, Mauliate ma tadok tu Tuhan i. Pantun ma ho
amang tu sasudena jolma I, Haholongi dongan mi haha anggi ibotomi, Habiara ma
Tuhan i jala sude Basa Na do nijalomi, Pasangap ma nang angka natua-tua I, Peop
mai amang anak hasianku, demikian penggalan ref lagu “Holong”.
Lagu “Holong”
yang merupakan lagu pilihan Festival Trio Batak 2007 yang diprakarsai Asosisi
Artis Batak BerkaryA (ABBA) Jakarta, merupakan gelora kasih yang sesungguhnya
untuk saling berbagi serta selalu berdoa dalam segala hal.
Pencipta lagu
“Holong” Ir.Bernhard Panjaitan MM
menuturkan, terciptanya lagu “Holong” sebagai wujud getaran kerinduan
orang tua kepada generasinya melalui nasehat agar selalu menanamkan kasih dalam
kehidupan.
“Dapat
menghargai semua orang, mengasihi saudara dan sesama serta menghormati orang
tua. Paling penting takut pada pencipta-Nya. Jangan lupa berdoa karena berkat
doa separuh pekerjaan kita dapat terselesaikan,”ujar pria Batak yang sangat
peduli adat budaya Batak ini.
“Holong” sebuah lagu baru ciptaan Bernhard hadir di
masyarakat Indonesia khususnya orang Batak. Lagu ini merupakan nasehat orang
tua kepada anak agar senantiasa menanamkan kasih dalam dirinya.
“Semoga lagu
“Holong” yang saya ciptakan 27 Juli 2005 lalu, dapat menyentuh hati pendengar
dalam relung kehidupan. Lagu ini sudah dirilis album kompilasi Exsecutive Hits
Pop Batak yang dinyayikan penyanyi papan atas Batak, Victor Hutabarat, Rita Butar-Butar,
Trio Ambisi, Benny Panjaitan (Panbers), Herti Sitorus, dan menjadi lagu wajib
Festival Trio Batak 2007 di Jakarta dan juga di Kota Pekanbaru pada tahun yang
sama ,”kata PB panjaitan. (Rosenman Manihuruk-HP 0812 747 7587)
FOTO-FOTO LEBIH BANYAK BISA KLIK DI LINK BAWAH INI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar