Wakil Gubernur Jambi saat meninjau pertanian kopi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat baru-baru ini. Foto Rosenman Manihuruk |
Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Jambi kini memprioritaskan
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis komuditi di Jambi. Hal
itu sejalan dengan target pengembangan sektor riil dan UMKM yang meliputi
peningkatan produksi, peningkatan kualitas produk, peningkatan akses pemasaran
dan peningkatan akses pembiayaan.
R MANIHURUK,
Jambi
Prioritas
pengembangan UMKM berbasis komuditi itu guna menyentuh kalangan petani di
Jambi. Target tersebut disesuaikan dengan masing-masing UMKM. Pengembangan UMKM
yang telah dilakukan meliputi penelitian, pelatihan dan penyediaan informasi.
Kepala
BI Perwakilan Provinsi Jambi, Vielloeshant Carlusa melalui Kepala Unit
Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPwBI Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa baru-baru ini mengatakan, UMKM binaan Bank
Indonesia terdiri dari empat lokasi dengan empat komoditi yang berbeda.
Disebutkan,
binaan itu yakni pengembangan cabe merah di Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk,
Kota Jambi. Pengembangan klaster ini dilatarbelakangi oleh fakta komoditas
utama adalah cabe merah sebagai komoditas penyumbang inflasi tertinggi di
Jambi.
Pihak
BI Jambi bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Jambi serta Kota Jambi
dengan membuka lahan seluas 4 (empat) ha dan akan dikembangkan ke 10 ha. Target
dari pengembangan klaster ini adalah meningkatkan produksi yang menjadi
penopang di sekitar Kota Jambi.
Menurut Ihsan W Prabawa, kedepannya,
kawasan ini diharapkan menjadi kawasan pertanian terpadu yang memadukan antara
usaha pertanian, peternakan, dan perikanan.
Binaan
lainnya yakni pengembangan ikan patin di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan
Pemayung, Kabupaten Batanghari. Provinsi Jambi yang terkenal dengan komoditas
ikan patin mendorong Bank Indonesia turut serta dalam upaya pengembangannya di
wilayah Batanghari dengan menggandeng 2 (dua) UMKM binaan.
Target
dari pengembangan UMKM ini adalah peningkatan produksi dengan efisiensi biaya
dari produksi ikan patin. Selanjutnya untuk meningkatkan nilai tambah usaha
telah dilakukan pengembangan industri rumahan melalui pengolahan aneka makanan
yang berbahan baku ikan patin. Saat ini, hasil produksi industri olahan ikan
patin sudah dapat ditemui di beberapa pameran.
Selanjutnya
pengembangan pinang dan kopi, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Jambi merupakan provinsi kedua terbesar yang memproduksi
pinang di Indonesia (berdasarkan data statistik pertanian, Kementrian
Pertanian).
Namun
demikian, cara produksi pinang pada beberapa tempat masih tradisional sehingga
pengembangan usaha sangatlah terbatas. Untuk itu, pengembangan UMKM untuk
meningkatkan kualitas pinang dan kopi menjadi tujuan utama di Kuala Tungkal.
Kualitas yang lebih baik akan diikuti dengan peningkatan harga jual sehingga
dapat menjadi modal untuk pengembangan usaha.
Binaan
BI Jambi lainnya yakni pengembangan kelapa sawit dan tanaman sela di Desa Mekar Sari Makmur, Kecamatan Sei
Bahar, Kabupatan Muaro Jambi. Beberapa lokasi tanaman kelapa sawit di Jambi
telah mengalami fase akhir dimana produktivitas sudah sangat rendah sehingga membutuhkan
replanting.
Bekerjasama
dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Bank Indonesia turut serta dalam
program replanting kelapa sawit
dengan pola intercropping tanaman palawija dan holtikultura sebagai salah
satu sumber penghasilan petani menjelang
panen kelapa sawit. (*/lee)
***
BI Susun
Komuditas Produk dan Jasa
Pihak
KPwBI Jambi telah menyusun buku Komoditas Produk dan Jasa Unggulan se-provinsi
Jambi dengan database per kabupaten
pada tahun 2012. Buku ini dapat menjadi acuan untuk pemetaan pengembangan usaha
di suatu daerah.
Hal
itu dikatakan Kepala BI Perwakilan Provinsi Jambi, Vielloeshant Carlusa melalui
Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPwBI Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa kepada Harian Jambi belum lama ini.
Disebutkan, penyusunan itu misalnya komoditas-komoditas
apa yang berkembang di Kabupaten A berdasarkan persepsi pemerintah daerah,
maupun pengusaha. Apabila membutuhkan informasi tersebut silahkan datang ke
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, dan akan kami berikan buku
ataupun soft copynya secara GRATIS.
Disebutkan,
pelatihan diberikan baik kepada UMKM untuk meningkatkan kualitas kerja maupun
kepada Account Officer perbankan. Di
samping permodalan, beberapa permasalahan yang dialami oleh UMKM adalah
pengetahuan teknis mengenai usaha serta semangat dan motivasi.
Di
banyak tempat, UMKM menjalankan usaha dengan metode yang sama yang dilakukan
oleh generasi sebelumnya. Penggunaan teknologi sederhana namun tepat guna yang
dapat bermanfaat untuk menurunkan biaya produksi ataupun meningkatkan nilai
jual masih terbatas.
Mengatasi
hal tersebut, pemerintah telah memberikan perhatian lebih dalam mengembangkan
UMKM dengan memberikan beberapa bantuan sebagai peralatan untuk bekerja.
Selanjutnya, bantuan fisik saja tidak cukup untuk pengembangan UMKM, namun
semangat motivasi untuk berkarya dan mengelola keuangan yang baik juga
diperlukan oleh UMKM sehingga usaha dapat berlangsung secara terus-menerus.
Menurut
Ihsan W Prabawa,
penyediaan Informasi untuk memasarkan UMKM. “Kami turut serta dalam pameran
baik yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupun pihak ketiga. Pameran
menjadi media yang cukup efektif sebagai pengenalan awal produk UMKM kepada
masyarakat luar,” katanya.
Disebutkan,
setiap tahunnya, Bank Indonesia menyelenggarakan pameran sebanyak dua kali
bersama dengan perbankan baik konvensional maupun syariah. Termasuk
keikutsertaan pada pameran Telanai Expo 2014. (lee)
Wakil Gubernur Jambi saat meninjau pertanian kopi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat baru-baru ini. Foto Rosenman Manihuruk |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar