Halaman

Selasa, 10 Juni 2014

Belajar Bisnis Fotografers di Studia A





Membuka usaha gampang-gampang susah. Gampang bagi yang paham dengan dunia usaha, dan sulit bagi yang tidak memiliki naluri bisnis. Bisnis bidang fotografers juga bisa berkembang dengan baik. Salah satu yang sukses menggeluti bisnis ini adalah “Studio A”di  Jambi.

Mengabadikan momen spesial, sepertinya sudah menjadi salah satu kewajiban untuk sebagian orang. Oleh karena itu, tak heran jika dari banyaknya peminat tersebut muncul peluang usaha, yakni dengan membuka usaha studio foto. Sesuai dengan perkembangannya, apalagi dengan adanya foto digital, ternyata saat ini jasa studio sangat diminati banyak orang.

Foto, sepertinya kata ini sudah tidak asing di sekitar kita. Mulai dari anak-anak, remaja bahkan dewasa  banyak yang menyukai kegiatan foto ini. Namun perbedaannya, kalau dulu masih mengunakan jasa foto servis kilat, sedangkan untuk saat ini sudah memakai foto digital yang relatif lebih mudah dan cepat.

Karena dari banyaknya peminat foto itulah akhirnya dengan berbekal keahlian, Silvia Tan (55) dan suaminya Moan Johanes Fransisko (60) berminat untuk membuka studio foto. Silvia dan Moan merupakan salah satu orang yang mempunyai usaha mengenai jasa foto. Jasa foto pemotretan ini dibuka sejak tahun 1981 dan hingga sekarang masih tetap bertahan. Walaupun pada saat ini sudah banyak studio foto yang lain.

“Saya merasa tertarik untuk membuka usaha studio foto ini karena dari dulu sampai sekarang peminatnya masih banyak, kemudian juga, selain itu juga suami saya memang berlatarbelakang seorang fotografer, makanya usaha ini tetap saya pertahankan,” ungkap Silvia belum lama ini.

Selain itu alasan lain yang diungkapkan oleh suaminya adalah bahwa keinginannya untuk tetap motret akan tetap dijalani. Karena menurut Moan, foto bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun foto merupakan hobi keluarganya. Sehingga Moan tetap memilih untuk mempertahankannya.

Bersama dengan suaminya itulah, Silvia terus berupaya untuk mengembangkan usaha studio foto yang diberi nama ‘Studio A’. Walaupun saat ini telah menjamur usaha membuka studio foto yang lain.

Silvia mengatakan bahwa menjadi hal yang wajar jika bisnis studio foto ini banyak diikuti orang, karena pekerjaan yang banyak peminat pasti akan banyak peluangnya. Namuan Silvia tidak merasa tersaingi, yang penting apa yang dilakukan Silvia dan suaminya merupakan usaha yang sudah ada sejak lama.

Usaha Studio Foto Keluarga

Add caption
Sebelum membuka studio foto sendiri, Silvia dan suaminya ikut membantu jasa foto milik keluarganya yang berlokasi di pasar. Namun dulu ikut membantunya hanya sekadar sampingan. Karena pada waktu itu Silvia masih bekerja di salah satu bank di Jambi, sedangkan suaminya baru mulai merintis untuk mencari usaha sendiri.

Walaupun membantunya hanya sekadar sampingan, namun ternyata setelah dilihat, peminat foto pada waktu itu sangat banyak. Namun yang mempunyai usaha ini masih sedikit, karena terbatasnya peralatan yang ada.

“Kalau dari keluarga dulu usahanya memang membuka jasa foto, makanya daripada kami mencari dan membuka usaha baru yang belum jelas, kami belajar dulu untuk membantu mengurus usaha foto milik kakak ipar saya,” ujar Silvia.

Sejak saat itulah, berbekal kemampuan yang dimiliki selama membantu keluarga, kemudian dalam jangka waktu yang tidak lama, akhirnya Silvia dan Moan berniat untuk membuka usaha sendiri.

Studio Foto Sendiri

Dari banyaknya peminat jasa foto, sepertinya di situlah ada peluang usaha. Dan ternyata memang benar, setelah membuka jasa foto sendiri, ternyata usaha tersebut memang sangat menguntungkan bagi Silvia dan Moan. Hal yang paling diutamakan oleh Silvia dalam membuka usaha jasa foto adalah kemampuan dari suami dalam hal pemotretan.

Pertama kali usaha ini dibangun, lokasinya hanya dalam satu kios yang terletak di pasar. Pada waktu jasa foto ini dibuka, Silvia masih bekerja di bank. Hal ini disebabkan karena Silvia merasa yakin dengan kemampuan suaminya. Namun, Moan masih tergolong sebagai fotografer baru yang belum mempunyai banyak pengalaman serta keahlian, yang menjadi target pertama adalah lokasi pasar.

Setiap hari Moan menjadi fotografer keliling di setiap sudut pasar untuk mencari pelanggan. Setelah menjadi fotografer keliling, ternyata usahanya tidak berjalan seramai dengan usaha kakak iparnya dulu. Karena sepi, akhirnya Silvia sebagai pegawai bank dan ikut membantu usaha suaminya dalam studio foto.

“Kalau dulu pertamanya memang sepi karena dulu kami belum punya pelanggan, mungkin karena mereka belum tahu bagaimana hasil kerja suami saya, jadi tidak heran kalau usaha kami dulu sepi, tapi suami saya tetap bertahan, karena dia yakin bahwa usaha ini nantinya akan bisa menjadi lebih baik, dengan berbekal keyakinan dari suami itulah akhirnya saya ikut bernaung dalam usaha ini karena dari awal usaha ini memang usaha bersama,” ujar Silvia.

Modal Usaha dari Keluarga

Menurut sebagian orang beranggapan bahwa bisnis fotografi adalah bisnis padat modal. Hal ini bisa dilihat dari jumlah aset yang harus dimiliki seorang fotografer. Namun tidak dengan usaha Silvia dan Moan. Silvia mengungkapkan bahwa modal yang paling utama ketika usaha jasa fotonya dibuka adalah keahlian dalam mengambil gambar foto. Karena semakin tinggi skill semakin tinggi pula calon klien dan semakin besar juga bayaran yang akan didapatkan.

“Kalau dulu yang diutamakan suami saya adalah keahlian, karena semua orang bisa mengambil foto tapi tidak semua orang mampu memahami bagaimana corak foto yang sebenarnya karena foto itu juga termasuk sebagai salah satu seni, makanya dulu pertama kali usaha ini dibuka suami saya tidak langsung mempunyai kamera foto, karena pada waktu itu suami saya bisa meminjam kamera dari kakak ipar,” papar Silvia.

Namun selain berbekal dengan keahlian, Silvia dan Moan juga membutuhkan modal usaha sebagai penunjang dari perjalanan usahanya. Dalam hal ini, selain modal sendiri, Silvia dan Moa juga mendapatkan bantuan modal dari keluarganya. Hal ini disebabkan karena modal yang dimiliki Silvia belum memadai, apalagi pada waktu itu Moan suami Silvia masih mencari rintisan usaha untuk keluarganya.

Kios Pasar

Walaupun pada awal usaha foto ‘Studio A’ tersebut sepi pelanggan, selang beberapa waktu sekitar satu tahun ternyata permintaan masyarakat untuk mendokumentasikan momen penting dalam bentuk foto semakin meningkat. Hingga mengakibatkan usaha fotografi Silvia dan Moan semakin berkembang.

Karena banyaknya permintaan, Silvia dan Moan akhirnya mengambil karyawan untuk membantu usahanya. Setelah itu mulailah Silvia dan Moan membuka tempat yang lebih besar lagi.

“Pada dasarnya modal saya dulu memang uang, tapi yang paling saya utamakan adalah keahlian dan juga keyakinan, kemudian juga pelayanan optimal. Karena dengan keahlian yang saya miliki dan keyakinan saya sebagai pemilik usaha jasa foto untuk selalu memberikan yang terbaik maka hasilnya pasti juga akan yang terbaik, dan menurut saya itu adalah salah satu kunci utama dalam usaha yang saya jalankan,” ujar Moan.

Hingga akhirnya, saat ini usaha studio foto milik Silvia dan Moan yang dulu hanya dalam kios kecil di pasar, sekarang sudah menjadi besar yang menempati 10 ruko yang lebih tepatnya terletak di Jalan Sultan Agung No 1, Simpang Pulai Jambi. Selain itu juga Silvia mempunyai sekitar 15 karyawan untuk membantu usahanya.

Untuk lokasi studio fotonya pun diberikan ruang masing-masing, yaitu studio foto untuk keluarga, studio foto untuk remaja dan studio foto untuk hal yang khusus. Karena perkembangan usaha foto yang bagus, akhirnya Silviapun melengkapi dengan adanya rias pengantin. Selain itu juga melayani jasa rias untuk wisuda.

Dalam hal ini, Silvia mengaku bahwa usahanya tersebut semakin lama memang semakin maju. Apalagi kalau pada hari ataupun pada acara-acara tertentu seperti acara wisuda, lomba foto anak-anak, peminat jasanya lebih tinggi dibandingkan hari biasa. Selain itu juga sudah banyak pelanggan yang terus menggunakan jasanya sejak lama.

“Salah satu pelanggan tetap yang sudah sejak lama berlangganan kurang lebih hampir 8 tahun itu adalah Unbari,” ujar Silvia.

Kualitas Prioritas

Add caption
Di antara ketatnya persaingan, ternyata usaha jasa fotografi Silvia dan Moan masih tetap mampu bertahan hingga kini. Padahal hal tersebut belum tentu mudah. Namun Silvia tidak merasa tersaingi, karena menurutnya semua usaha mempunyai pelanggannya sendiri.

Dalam usahanya tersebut, Silvia dan Moan selalu mengutamakan pelayanan dan juga kualitas hasil foto. Karena dengan kualitas yang bagus, maka secara tidak langsung pelanggan akan kembali lagi untuk menggunakan jasanya. Menurut Silvia, bisa saja jasanya menggunakan kualitas yang standar tapi hasilnya tidak akan lama. Oleh karena itu, semua peralatan yang untuk hasil foto yang maksimal selalu dipilih bahan yang berkualitas nomor satu.

“Kalau dalam usaha saya ini, bisa dibilang bahwa peralatan studio foto di sini tidak dapat disamakan dengan peralatan studio foto lain pada umumnya. Walaupun pada dasarnya peralatan yang standar juga bisa menghasilkan foto. Namun, hasilnya tak akan bertahan lama. Karena kalau hasil cetak peralatan yang biasa itu paling hanya mampu bertahan kurang lebih satu tahun setelah itu warnanya sudah pudar, sedangkan hasil cetak di sini bisa bertahan hingga lima belas tahun," jelas Silvia.

Silvia menambahkan, bahwa pada umumnya tujuan orang mengambil gambar (foto) adalah sebagai sesuatu yang dapat dikenang ataupun sesuatu yang penting. Kenangan itu sendiri normalnya akan dinikmati untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, sejak awal merintis usaha, Silvia memang mengandalkan kualitas hasil akhir sebagai salah satu media promosi. Dengan keutamaan dari kualitas hasil itu yang mengakibatkan omzet yang didapatkan Silvia dan Moan dari usaha ini bisa mencapai jutaan rupiah tiap bulannya.

"Jika orang puas, dengan sendirinya orang akan mengabarkan hal tersebut pada orang terdekat dan sekitarnya," tambahnya.

Oleh karena itu, tidak heran jika sampai saat ini studio foto milik Silvia dan Moan adalah termasuk yang terbesar di Jambi dan masih menjadi langganan pejabat dan tokoh masyarakat di Jambi. Silvia dan Moan pun selalu berharap agar usahanya tetap terus bertahan, karena mempertahankan itu lebih sulit daripada memulai yang baru.(*/lee)
***
Studio A Lengkap dengan Rias Pengantin

Add caption
Setelah berkembangan usahanya yang cukup baik, ternyata Silvia merasa tertarik untuk menambah usaha lagi seperti jasa rias pengantin ataupun rias untuk acara wisuda. Silvia merasa tertari untuk membuka usaha rias pengantin karena rias pengantin bisa menjadi pelengkap dari bisnis fotografi.

“Karena kalau orang menyewa jasa untuk rias pengantin, mereka juga bisa langsung menyewa jasa fotonya jadi sekali dayung dua usaha bisa langsung jalan,” ungkap ibu dari empat anak ini.

Dalam hal ini Silvia mengikuti pelatihan rias penganti di luar negeri, yakni di Singapura. Silvia memilih pelatihan di luar negeri karena keutamaan dari hasil bukan hanya diterapkan dalam usaha foto, tetapi juga diterapkan dalam usaha rias pengantin. Silvia tidak mau mengecewakan pelanggan yang menggunakan jasanya. Oleh karena itu, meskipun biaya untuk pelatihannya mahal, tetap Silvia lakukan karena demi kepuasan dari pelanggan.

Namun, beberapa waktu yang lalu, sekitar bulan September tahun 2013 yang lalu usaha rias pengantin milik Silvia yang terletak di lantai dua terjadi kebakaran. Kebakaran tersebut terjadi akibat korsleting listrik. Karena kebakaran tersebut kerugian dari Silvia mencapai hingga Rp 200 juta. Namun Silvia tidak putus asa, karena kejadian itulah Silvia dan Moan akan selalu berhati-hati dalam setiap kegiatan yang dilakukan.(lee)

***

Tips Sukses Bisnis Usaha Jasa Fotografi

Bagi Anda yang ingin secara profesional menekuni jasa fotografi. Ada beberapa tips yang akan membantu kesuksesan bisnis jasa fotografi. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Kemampuan dalam Mengoperasikan Kamera
Seorang fotografer harus mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan kamera. Karena dengan kemampuan dalam mengoperasikan nantinya akan bisa mendapatkan hasil foto yang maksimal, maksudnya bukan hanya sekedar asal foto.

Bisa Mengedit Foto
Dalam bisnis jasa fotografi, di era modern seperti saat ini, para fotografer juga mutlak harus bisa mengedit foto. Sebab jika foto yang dihasilkan oleh kamera digital kurang sempurna, maka untuk memperbagusnya harus dilakukan editing baik warna, pencahayaan maupun pemotongan foto yang dirasa tidak perlu.

Punya Jaringan dan Pelanggan Pemotretan
Pada dasarnya, usaha studio foto seperti ini adalah bisnis jasa. Jadi tidak mungkin mendapatkan penghasilan kalau tidak ada klien atau orang yang menggunakan jasa pemotretan. Untuk itu, membangun jaringan itu diperlukan agar usaha foto ini bisa berjalan dan terus berkembang.

Menjaga Kepercayaan Pelanggan
Kepercayaan merupakan unsur penting dalam setiap gerakan usaha. Modal dan bakat yang baik belum cukup jika tidak diiringi rasa percaya dari pelanggan. Ketepatan proses pengerjaan foto, hingga kualitas hasil cetak yang yang bagus dan maksimal, akan menimbulkan rasa percaya dalam diri klien. Sehingga peluang berbisnis dan jaringan akan semakin luas.

Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan
Mungkin Kita sering mendengar istilah habis manis sepah dibuang. Dalam berbisnis, justru hal seperti itu harus ditinggalkan. Persaingan dalam dunia usaha studio foto saat ini sangat ketat, kualitas dan kuantitas yang kita miliki kadang tidak berbeda jauh dengan tawaran pengusaha lain. Maka dari itu, sangat diperlukan pembinaan hubungan baik agar pelanggan tidak kecewa dengan pelayanan yang diberikan.

Optimalkan Kreativitas
Selain kepercayaan dan hubungan baik, salah satu cara agar usaha foto tetap bertahan adalah dengan terus berinovasi dan meningkatkan daya kreativitas terhadap kualitas foto. Baik dari segi penawaran, kemasan, proses, maupun hasil. Hal ini selain bisa menarik semakin banyak konsumen baru, juga mampu mempertahankan konsumen lama yang berkemungkinan mencari yang “lebih”.(net/lee)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar