Halaman

Jumat, 18 April 2014

Menyimak Ibadah Refleksi Peringatan Wafatnya Isa Almasih di Jambi


Refleksi Peringatan Penyaliban Tuhan Yesus oleh Wanita GKPS Jambi di Ibadah Jumat Agung di GKPS Jambi Jumat 18 April 2014 . Foto Asenk Lee Saragih
Ibadah bernuansa refleksi atau perenungan lebih ditonjolkan dalam peringatan wafatnya Isa Almasih
(Yesus Kristus) di berbagai gereja di Kota Jambi. Ibadah refleksi mengenai pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa tersebut ditandai dengan
pementasan drama penyaliban Yesus Kristus, perjamuan kudus dan peringatan detik-detik wafatnya Tuhan Yesus. 

ROSENMAN M, Jambi

Kepala Paroki Gereja Santa Theresia Pasar Kota Jambi, Romo Antonius Yuswita di Jambi, Jumat
(18/4) menjelaskan, pihaknya menggelar beberapa rangkaian ibadah perenungan mengenai wafatnya
Yesus Kristus selama tiga hari berturut – turut.

Gereja Katolik yang paling banyak umat di Jambi tersebut menggelar misa Tri Suci atau tiga hari
suci memperingati wafatnya Yesus Kristus. Misa tersebut diawali dengan Kamis Putih, Kamis
(17/4) sore. Misa tersebut secara khusus untuk merenungkan saat–saat terakhir Tuhan Yesus
bersama murid-murid-Nya menjelang disalibkan di bukti Golgota.


Misa kudus diselingi penayangan film penyaliban Tuhan Yesus di Gereja Santa Theresia, Pasar, Kota Jambi, Jumat (18/4).Foto-foto Rosenman M/HARIAN JAMBI
 

Selanjutnya umat Katolik dari Gereja Santa Theresia Kota Jambi melaksanakan renungan sengsara Yesus Kristus, Jumat (18/4) pagi. Renungan sengsara Yesus itu ditandai dengan penayangan film penyaliban Tuhan Yesus Kristus di gereja tersebut sembari prolog Doa oleh Romo.

Setelah itu umat Katolik dari gereja tersebut melaksanakan ibadah atau misa Jumat Agung (18/4) sore untuk mengenang dan merenungkan detik-detik terakhir Tuhan Yesus Kristus wafat di kayu salib. Jumat Agung di Gereja tersebut dilanjutkan dengan misa di gereja itu, Jumat (18/4) malam. Sedangkan pada hari Sabtu (19/4) sore sekitar pukul 16.30 WIB dan malam pukul 20.30 WIB, umat Katolik Gereja Santa Theresia Kota Jambi mengadakan Malam Paskah.  
Kemudian pada hari Minggu (20/4) pukul 06.30 WIB, umat Katolik Gereja Santa Theresia melaksanakan misa Paskah untuk umum. Sedangkan Minggu pukul 09.00 WIB dilaksankan misa Paskah untuk anak-anak. Pada misa Paskah Minggu, dilaksanakan juga pembagian telur Paskah di gereja tersebut. Telur paskah tersebut merupakan sumbangan warga jemaat atau umat Katolik Jambi.

Sementara pantauan di Gereja Katolik Santa Theresia, Jalan Raden Mattaher, Kecamatan Pasar, Kota Jambi, Jumat (18/4), ibadah Jumat Agung berjalan dengan hikmat.

Pihak Gereja Santa Theresia Kota Jambi juga memasang tenda di halaman hingga areal parkir gereja untuk mengantisipasi padatnya umat Katolik Jambi yang mengikuti misa Jumat Agung dan Paskah.
Sementara itu umat Kristen dari berbagai gereja di Kota Jambi menyambut hari wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung, Jumat (18/4) dengan ibadah yang sederhana namun bersifat khusus dan bernuansa perenungan (refleksi).  

Ibadah Jumat Agung di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kotabaru Jambi, misalnya diawali dengan pelaksanaan Kamis Putih, Kamis (17/4) malam. Selanjutnya ibadah Jumat Agung di Gereja tersebut, Jumat (18/4) dilaksanakan secara khusus pukul 13.30 WIB.
Ibadah tersebut secara khusus dilayani oleh kaum Wanita GKPS Kotabaru Jambi. Pada ibadah Jumat

Agung tersebut juga dilaksanakan refleksi penyalipan Yesus Kristus yang diperagakan oleh kaum Wanita GKPS Jambi. Kemudian dilanjutkan Perjamuan Kudus yang dibawakan oleh Pendeta GKPS Resort Jambi Pdt JP Tamsar STh.

Gereja Harus Ikhlas Berkorban Bela Orang Terpuruk


Ibadah Jumat Agung di HKBP Kotabaru Jambi Jumat 18 April 2014. Foto Asenk Lee Saragih

Gereja atau muat Kristen harus siap dan ikhlas berkorban untuk menyelamatkan dan membela orang-orang terpuruk dalam kehidupan ini agar mereka bisa terbebas dari belenggu kesulitan hidup.

Selain itu Gereja juga harus mampu bersikap rendah hati untuk memaafkan atau mengampuni siapa pun yang mempersulit kehidupan Gereja.

Sikap berkorban dan mengampuni itu merupakan teladan yang diberikan Yesus Kristus terhadap orang percaya ketika Yesus menderita sengsara di kayu salib untuk menyelamatkan  manusia dari cengkeraman dosa dan kematian.

Demikian makna peringatan wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung yang disampaikan  Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Jambi, Pdt JP Tamsar STh dalam khotbahnya pada ibadah Jumat Agung di GKPS Kotabaru Jambi, Jumat (18/4) sore.

Menurut Pdt JP Tamsar STh, umat Kristen di mana pun berada harus senantiasa mampu meneladani Yesus Kristus yang memiliki kerendahan hati untuk mengampuni orang-orang yang membenci dan menistakan Dia. Kemampuan umat Kristen untuk mengampuni siapa pun yang membenci dan menistakan Kristen merupakan salah satu wujud ketegaran jiwa dan keteguhan iman kepada Yesus Kristus.

“Selain itu, umat Kristen juga harus memiliki jiwa rela berkorban untuk menolong orang-orang yang terpuruk dalam hidup ini agar mereka bisa terbebas dari belenggu kesulitan hidup. Jiwa rela berkorban ini bisa lahir dalam diri umat Kristen jika umat Kristen benar-benar meneladani jiwa pengorbanan Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib demi menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian,”katanya.

Pdt JP Tamsar STh dalam kotbahnya mengatakan, kebaktian Jumat Agung bukan sekedar peringatan melainkan deklarasi kematian Yesus Kristus.

“Kebaktian Jumat Agung bukan sekedar untuk mengingat apa yang sudah terjadi, tetapi ini juga untuk memproklarmirkan bahwa Yesus sudah mati untuk dosa-dosa kita,” ungkapnya.

 “Meskipun Allah punya kuasa yang tidak terbatas, tapi Allah itu kudus dan adil sehingga tidak bisa menghapuskan dosa manusia begitu saja. Karena itu Yesus harus menjadi manusia, agar Dia bisa menjadi Juruselamat manusia. Kematian Yesus adalah untuk menunjukah Kasih Allah," tambahnya.

Pdt JP Tamsar dalam kotbahnya juga mengajak jemaat untuk memanfaatkan hidup untuk melakukan semua hal yang mempunyai nilai kekal. “Lakukan sesuatu yang bernilai kekal, karena jika tubuh kita sudah rusak, engkau tidak hanya akan menyesal. Mintalah kepada Tuhan untuk memberikan kita hikmat dan pikirikanlah hal-hal yang surgawi,” ujarnya.

Sementara itu ibadah Jumat Agung di GKPS Kotabaru Jambi, Jumat (18/4) sore diwarnai dengan fragmen penyaliban Yesus Kristus yang dibawakan kaum ibu-ibu. Pementasan fragmen tersebut membuat ibadah Jumat Agung di GKPS Kotabaru Jambi yang diikuti sekitar 300 orang warga jemaat berlangsung dalam suasana khusyuk.

Suasana duka juga terasa pada ibadah Jumat Agung di GKPS Jambi karena sebagian besar warga jemaat mengikuti ibadah mengenakan pakaian serba hitam.

Kemudian ibadah Jumat Agung di gereja tersebut terasa sejuk karena dilaksanakan perjamuan kudus.
Kemudian pada Minggu (20/4) subuh sekitar pukul 05.00 WIB, warga jemaat dan sekolah minggu GKPS Kotabaru Jambi mengadakan Paskah Subuh. Paskah Subuh dilanjutkan dengan oleh raga pagi dan pembagian telur paskah. Minggu Paskah di GKPS Kotabaru Jambi dilaksanakan Minggu (20/4) pukul 09.00 WIB.

Umat Kristen Berikan Makna Jumat Agung

Misa kudus diselingi penayangan film penyaliban Tuhan Yesus di Gereja Santa Theresia, Pasar, Kota Jambi, Jumat (18/4).Foto-foto Rosenman M/HARIAN JAMBI
Sementara itu Anggota Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) Provinsi Jambi dari Gereja Katolik Jambi,  LY Tukijan mengatakan, umat Kristen harus memberi makna peringatan Jumat Agung dengan aksi nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Umat Kristen jangan hanya memperingati wafatnya Yesus Kristus secara seremonial.

Sebagai wujud dari pemahaman yang baik terhadap pengorbanan Yesus di kayu salib, umat Kristen hendaknya mampu hidup tetap dalam penuh pengharapan kendati banyak pergumulan hidup yang mendera. Selain itu umat Kristen juga harus bisa memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat, khususnya memberikan sumbangsih dalam membangun kerukunan hidup beragama.

“Umat Kristen hendaknya menjadikan peringatan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai roh atau semangat dalam membangun kerukunan beragama. Kerukunan beraga itu bisa tercipta jika umat Kristen turut membangun masyarakat sekitarnya,”katanya.

Sementara ibadah Jumat Agung di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kotabaru Jambi berjalan dengan hikmat. Namun demikian pihak gereja HKBP kurang persiapan soal tempat sehingga banyak jemaat yang terpaksa duduk di luar gereja.

Sedangkan Umat Kristen dari Gereja Tabernakel Kota Jambi juga melaksanakan ibadah Jumat Agung dan Paskah secara sederhana namun tetap bernuansa reflektif. Ibadah Jumat Agung di Gereja Tabernakel Kota Jambi diisi dengan acara Perjamuan Kudus.

Menurut Penatua Gereja Tabernakel Kota Jambi, H Lumbanraja, SPd, ibadah Jumat Agung di Gereja mereka dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus.

Perjamuan Kudus tersebut sebagai salah satu bentuk perenungan bagi umat Kristen di Gereja mereka mengenai besarnya kasih setia Tuhan Yesus terhadap murid-murid-Nya dan seluruh orang percaya.

“Gereja kami mengadakan Perjamuan Kudus dalam ibadah Jumat Agung. Perjamuan Kudus merupakan momentum bagi warga jemaat untuk saling memaafkan dan menghapus dosa sesama dari hati masing-masing seperti dilakukan Tuhan Yesus terhadap murid-murid-Nya menjelang wafat-Nya di kayu salib,”katanya. (*/lee)(BACA JUGA BERITA INI DI HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SABTU 19 APRIL 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar