Halaman

Senin, 10 Maret 2014

Pelabuhan Ujung Jabung, Daya Tarik Baru Meningkatkan Investasi di Tanjabtim


Design Pelabuhan Ujung Jabung Timur. Foto Dishub Provinsi Jambi

Rencana pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung Timur di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, merupakan daya tarik baru untuk memikat minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tahap pembangunan itu sudah dimulai sejak tahun 2013 dan direncanakan selasai hingga tahun 2020 mendatang. Terdapat sejumlah komuditi unggulan di Kabupaten Tanjabtim  sebagai daya tarik investasi.

ROSENMAN M, Jambi

Komoditi unggulan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit, Kakao, Karet, Kopi, Kelapa dan Lada.

Bahkan potensi produksi pinang di Kabupaten Tanjungjabung Timur yakni 5.681. Ton pada tahun 2010, 5.032 ton tahun 2009  dan produksi tahun 2008mencapai 5.032 ton. Keberadaan Pelabuhan Ujung Jabung nantinya sebagai gerbang investasi di Tanjabtim.



Pinang: Masyarakat petani pinang di Desa Siau Dalam, Parit VII, Kecamatan Sabak Timur, Tanjabtim. Tampak seorang ibu tengah mengupas pinang mentah di desa itu. Komuditi pinang sangat menjanjikan perkebunan  di Tanjabtim. Foto rosenman m/harian Jambi

Kemudian sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa Jagung dan Ubi Kayu. Sub sektor Jasa Pariwisatanya yaitu wisata alam dan budaya. Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 7 pelabuhan kecil antara lain Pelabuhan Tanjungjabung, Pelabuhan Kampung laut, Pelabuhan Nipah Panjang, Pelabuhan Rantau Rasau, Pelabuhan Sungai Lokan, Pelabuhan Teluk Buan dan Pelabuhan Mendahara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Hatta Rajasa baru-baru ini di Jambi mengatakan, Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di pesisir timur Pulau Sumatera dengan kegiatan ekonomi utama di sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan menjadi kegiatan utama.

Luas Propinsi Jambi 5,1 juta Ha, terdapat 1,1 juta Ha area pertambangan, 2,1 juta Ha perkebunan, serta 600.000 Ha perkebunan kelapa sawit. Provinsi Jambi juga termasuk dalam wilayah Koridor Ekonomi Sumatera dalam MP3EI dengan kegiatan ekonomi utama batubara.

Sebagai daerah pesisir, Provinsi Jambi memiliki kawasan perairan dan laut yang cukup luas, yaitu mencapai 300.000 Ha. Salah satu wilayah administratif di Provinsi Jambi yang memiliki daerah pesisir adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Kabupaten Jabung Timur memiliki pantai sepanjang 191 Km atau sekitar 90,5 % dari panjang pantai Provinsi Jambi. Wilayah perairan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional (ALKI I) dari Utara ke Selatan atau sebaliknya.

Selain itu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga memiliki berbagai kegiatan ekonomi yang meliputi sektor pertambangan, pertanian, maupun perkebunan, dengan hasil perkebunan utama adalah kelapa dalam, kelapa sawit, pinang, karet, kopi, coklat. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat berpotensi untuk dapat terus berkembang.

Disebutkan, perkembangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditandai dengan program-program pembangunan yang meliputi berbagai bidang, seperti Infrastruktur; Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat; Sumber Daya Manusia; Politik, Keamanan, Pemerintahan, dan Teknologi Informasi; serta Pariwisata.

Salah satu pembangunan di bidang Infrastruktur adalah peningkatan panjang jalan menjadi dari 855,35 Km pada tahun 2006 menjadi 925,23 Km pada tahun 2010. Meskipun demikian, pembangunan infrastruktur transportasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur harus terus ditingkatkan.

Hal ini dikarenakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai sentra lumbung pangan Provinsi Jambi harus memiliki infrastruktur transportasi yang memadai agar dapat memastikan kelancaran logistik pangan. Selain itu, sebagai wilayah perairan yang strategis, perlu adanya aksesibilitas yang baik sehingga dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang ada. 

Pembangunan infrastruktur transportasi juga mutlak dibutuhkan untuk membuka isolasi daerah terpencil dan mewujudkan pembangunan ekonomi dan manusia yang merata.

Menurut Hatta Rajasa, salah satu upaya pengembangan  Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah dengan membangun Jembatan Muara Sabak. Pembangunan jembatan ini telah dilakukan sejak tahun 2009 dan pada tahun 2013 telah dioperasikan.

Nilai Investasi Jembatan Muara Sabak

Hatta Rajasa
Menurut Hatta Rajasa, nilai investasi Jembatan Muara Sabak mencapai Rp 204 Milyar yang merupakan dana APBD Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 174 Miliar, dan bantuan APBD Provinsi Jambi sebesar Rp 30 Miliar.  

Pembangunan Jembatan Muarasabak diharapkan dapat membuka keterisolasian dan mewujudkan pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan kemasyarakatan yang lebih merata di Provinsi Jambi. Selain itu, efisiensi transportasi darat serta efisiensi distribusi hasil bumi dan perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat meningkat.

Hal ini tentunya akan berdampak secara langsung pada peningkatan PDRB, baik untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur maupun Provinsi Jambi. Semula Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) merekomendasikan ketinggian jembatan adalah 18 meter dari pasang tertinggi.

Untuk itu Ditejn Hubla melalui surat nomor: NV.001/07/17/D.V-12 tanggal 19 Oktober 2012, menyatakan tidak keberatan diresmikannya Jembatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan catatan berkewajiban untuk melakukan saran dan pendapat dari Ditjen Hubla agar dapat menjamin keselamatan pelayaran perairan dimaksud.

Adapun saran dan pendapat Ditjen Hubala yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: alur pelayaran yang masuk atau keluar Pelabuhan Jambi tempat jembatan ini membentang, harus dibatasi sampai ketinggian maksimal 11,3 M pada saat pasang tertinggi.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan mengevaluasi pengembangan pelabuhan di sekitar pelabuhan Jambi menyesuaikan clearance jembatan, yaitu 12,5 M dari air pasang tertinggi.

Disebutkan, perlu dilakukan penambahan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) untuk penandaan di sekitar jembatan. Direktorat Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, akan menerbitkan Maklumat Pelayaran terhadap ketinggian jembatan yang membentang di atas alur pelayaran Sungai Batanghari Jambi.

Profile Tanjabtim

Kabupaten Tanjabtim, secara geografis terletak pada 103o23 -104o31 Bujur Timur dan 0o53 -01o41 Lintang Selatan. Batas wilayahnya sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Muaro Jambi, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Berhala Laut Cina Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang beribukota di Muara Sabak terbagi dalam 11 Kecamatan, 73 Desa dan 20 Kelurahan.

Di antaranya Kecamatan Muara Sabak Timur, Kecamatan Nipah Panjang, Kecamatan Mendahara, Kecamatan Rantau Rasau, Kecamatan Sadu, Kecamatan Dendang, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kecamatan Mendahara Ulu, Kecamatan Kuala Jambi, Kecamatan Geragai, dan Kecamatan Bernak. (*/lee)
********

 Pelabuhan Ujung Jabung Selesai 2020


MENHUB  KUNKER: (Dari kiri ke kanan) Kadishub Provinsi Jambi Ir P Bernhard Panjaitan, Menteri Perhubungan RI EE Mangindaan dan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus saat berbincang-bincang di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Senin (6/3/14) lalu. Foto ROSENMAN M/HARIAN JAMBI

Pembangunan Pelabuhan Laut Ujung Jabung yang terletak di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi akan diproyeksikan menjadi Pelabuhan Utama. Pemerintah Pusat tahun 2014 ini telah mengalokasikan dana Rp 80 miliar sebagai tahap awal pembangunan pelabuhan tersebut.

Pelabuhan ini akan dikonekkan dengan Pelabuhan Tanjung Siapiapi, Sumatera Selatan, Pelabuhan Dumai dan Pelabuhan Riau. Dari 14 pelabuhan di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Jambi, belum ada pelabuhan utama di Jambi.

Hal itu dikatakan Menteri Perhubungan EE Mangindaan didampingi Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Kadishub Provinsi Jambi Ir Bernhard Panjaitan MM di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Januari lalu.

Dari 14 pelabuhan itu, 10 diantaranya hanya pelabuhan pengumpan. Sehingga mulai 2014 sesuai dengan SK Menteri Perhubungan dan Persetujuan DPR RI, Pelabuhan Laut Ujung Jabung, Provinsi Jambi akan dijadikan Pelabuhan Utama.

“Pelabuhan Ujung Jabung sebagai kekuatan Sumatera dalam koridor Sumatera Percepatan Pembangunan Ekonomi Provinsi Jambi dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Ujung Jabung nantinya merupakan sarana penunjang transportasi segitiga emas perekonomian Indonesia, Singapura-Malaysia-Jambi-Indonesia,” katanya.

Menurut EE Mangindaan, nantinya Pelabuhan Ujung Jabung, nantinya akan ada dermaga Cargo ,BBM, CPO, Batubara, Penumpang. Dirinya juga mengatakan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Jambi yang mendukung lewat pembebasan lahan seluas 200 hektar untuk pelabuhan tersebut.

“Kedatangan saya bersama tiga Dirjen Kemenhub sebagai bukti dan komitmen bahwa Pembangunan laut Ujung Jabung Timur harus diselesaikan secara bertahap,” katanya.

Sementara Ir Bernhard Panjaitan MM mengatakan, Pelabuhan Ujung Jabung Timur di Kabupaten Tanjabtim Provinsi Jambi telah mulai direncanakan untuk dikembangkan sejak tahun 2011. Pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung telah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jambi tahun 2013-2033.

Sedangkan tahun 2013 lalu, Pemerintah Provinsi Jambi telah melakukan pembebasan lahan untuk kawasan pelabuhan seluas 104 ha dan direncanakan pada tahun 2014 akan dilakukan pembebasan lahan lagi hingga mencapai 200 ha. (lee)(Harian Jambi Edisi Cetak Pagi Senin 10 Maret 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar