SOUVENIR: Souvenir olahan Mance’
berbentuk hewan dari kulit pinang.FOTO-FOTO:
RIZCHO ASRIYADI/HARIAN JAMBI
|
"Hasil
karya daur ulang berbahan sampah oleh tangan saya ini, telah sampai ke negeri
Turki”
MURABIL Fadil,
Jambi
Bernilai
seni tinggi, kreatif, serta ramah lingkungan. Hasil karya tangan Thoyib yang
akrab disapa Mance’, Seniman Kreatif ini telah mampu melaju hingga negeri
Turki. Tidak hanya itu, kretifitasnya tersebut pun digemari dan laris terjual
di Negara Singapore dan Mesir.
“Karya
saya dibeli oleh mereka yang menganggap bahwa daur ulang yang saya bikin cukup
bernilai dari sisi seni, hingga ramah lingkungan,” ujar Mance’.
Proses
daur ulang limbah atau sampah ini dilakukan, dengan mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang. Contohnya sejenis sampah seperti botol
bekas , plastik, kaleng, kulit pinang, koran, kertas, karton dan sampah yang
bisa dihancurkan. Kemudian diolah dan menjadi alat produksi yang bermanfaat.
Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah) atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah
atau barang bekas bisaanya dianggap sebagai barang yang sudah tidak berguna lagi, atau barang sisa yang sudah tidak
bisa menghasilkan apa-apa. Dan bisaanya, seseorang akan langsung membuangnya ke
tempat sampah, bahkan membuangnya secara sembarangan. Namun di tangang Mance’,
sampah tak berguna ini mampu menghasilkan karya yang luar bisaa.
“Pokoknya
semua jenis sampah yang bisa didaur ulang. Proses kerjanya juga sederhana,
yakni sampah itu dihancurkan seperti
debu. Kemudian dikeringkan dan tinggal dioalah pembuatannya. Tergantung kita, diolah
mau jadi barang apa yang kita inginkan,” ujarnya.
Aktivitas
daur ulang ini sudah lama Mance’. Dia adalah seorang pengrajin daur ulang
sampah menjadi barang yang bermanfaat dan berguna. Banyak sampah-sampah yang
sengaja dibuang itu diolahnya kembali sehingga menjadi suatu barang yang
berbentuk nilai seni tinggi. Apapun jenis sampahnya, jika sudah sampai
ketangannya seolah disulap menjadi barang yang bermanfaat.
Padahal
menurutnya, hal itu bisa dipelajari oleh semua orang. Tak sulit bagi yang betul-betul
ingin belajar seni mengolah sampah, untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga
tahu bagaimana mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat dan
didayagunakan.
Menyimpan Rupiah
DAUR ULANG: Mance’
memperlihatkan hasil olahannya dari Koran bekas yang berbentuk nampan.FOTO-FOTO:
RIZCHO ASRIYADI/HARIAN JAMBI
|
Alat
yang digunakan bermacam-macam jenisnya, bisa digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga maupun untuk pajangan dinding, kamar ruang tamu, yang hasil buatannya tampak bernilai seni
tinggi. Hanya saja menurut Mance’, kebanyakan masyarakat Jambi tidak cukup mengerti dengan hal tersebut. Padahal
dengan kreatifitas tersebut, bisa mengahasilkan uang dan bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari.
“Masyarakat
Jambi kurang respon soal hasil karya seni, padahal jika kita membicarakan
terkait dengan pekerjaan daur ulang sampah ini, bisa menghasilkan. Kemudian juga,
sampah yang selama ini dibuang begitu saja, mungkin belum banyak yang tahu akan
guna dan manfaat jika diolah menjadi barang yang bernilai uang,” ujarnya.
Mance’
sudah cukup lama menekuni pembuatan daur
ulang berbahan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tahun 1992 ia sudah
memulai membuka tempatnya berkreatifitas itu dengan nama Dayang Gallery, yang
berlokasi di kawasan Nusa Indah Kota Jambi.
Tahun-ketahun
hingga saat ini sudah banyak barang-barang seni hasil dari olah tangannya itu.
Tak terkecuali alat-alat yang bisa dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Tak
tanggung-tanggung pendatang (pelancong) dari Negara lain, seperti Singapore, Mesir,
Turki pernah membeli hasil karyanya tersebut.
Mance’
bukan hanya terpaku kepada penjualannya saja, ia menyempatkan diri mengajarkan
ilmu seni itu kepada yang lain seperti pada masyarakat sekitar, hingga tingkat
pelajar maupun mahasiswa. Tak sampai di situ, ia juga seringkali diundang dalam
kegiatan resmi pemerintah daerah yang dilaksankan oleh dinas maupun Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), untuk menjadi pemateri.
Ragam Hasil dan Proses
Soal
ilmu mendaur ulang berbahan sampah itu sudah jadi keseharian Mance’. Ia piawai
dalam mengolah sampah mulai dari pembuatan souvenir, lampu hias, patung,
lukisan kaligrafi dan lain sebagainya. Apapun sampah yang bisa dihancurkan,
akan ia olah menjadi hal yang berguna dan menarik.
Di
galerinya tersebut, terlihat beragam hasil karya buatannnya. Seperti lukisan
kaligrafi, patung, hiasan dinding, souvenir, ruang karaoke dan peredam suara.
Menurutnya,
pembuatan itu tak sesulit yang dibayangkan. Soal peralatannya juga cukup sederhana,
seperti lem kayu, gunting, kawat kecil, tang, benang jahit dan bahan daur yang
sudah dimatangkan dan siap diproses menjadi barang yang berguna.
Kemudian
setelah semua alat tersedia, bahan hasil daur ulang berbahan sampah itu musti
dikeringkan dulu. Kemudian dihancurkan menjadi seperti debu, barulah dibentuk
sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Misalnya
seperti melukis, artinya banyak
menggunakan tinta dan cara tangan kita mengolahnya. Tinggal jauh dari perkotaan
juga tak menjadi halangan untuk seorang berkreasi mengolah hasil limbah sampah.
Dikatakan juga oleh Mance’, bahwa ia pernah menggunakan bahan alami seperti lem
dari tepung kanji atau lem dari getah-getahan. Kemudian untuk mendapatkan bahan
pewarna juga bisa didapat dari bahan alami seperti daun sirih, buah manggis dan
sayur-sayuran yang berwarna.
“Terpenting
bagaiamana olah tangan kita, bahan pembuatannya tak susah ditemukan. Dari bahan
alami juga bisa dilakukan pembuatananya. Pada intinya semua seni sama. Yang membedakan
ialah bahan daur yang digunakan tersebut,” ujarnya.(*/poy)
Daur Ulang, Kulit Pinang dan Koran
Daur Ulang Potensi Karya Seni Barang Bekas |
Baru
baru ini, Mance’ kembali menciptakan hasil olah buatan tangannya. Ia membuat berbagai bentuk hiasan souvenir
hingga hiasan dinding. Kemudian patung dan gambar lainnya yang terbuat dari
bahan sampah kulit pinang. Siapa sangka jika sampah kulit pinang ini bisa
menghasilkan olahan bernilai seni tinggi.
Kulit
pinang yang dibuang begitu saja oleh seseorang, diambil dan diolah oleh Mance’.
Dengan segala kepiawaiannya, ia bisa menjadikan kulit pinang itu menjadi bentuk
suatu rupa yang tampak elok bak perhiasan berwarna memancar. Seperti hiasan
dinding lukisan, patung kecil, souvenir cantik dan lukisan-lukisan yang sungguh
bernilai tinggi. Dan itu bisa menjadikan suatu kehobian yang menghasilkan pundi-pundi
uang.
Selanjutnya,
kertas koran yang tak terpakai ia olah menjadi barang yang berguna. Bahanini bisa
diolah menjadi nampan air minum, souvenir dan alat alat yang bisa dipakai untuk
kebutuhan dapur rumah tangga.
Kualitas
Saat
ditanya soal ketahanan suatu hasil karyanya itu, ia mengatakaan bahwa hasil
karya buatannya itu tahan dan kuat secara fisik. Sebab, bahan daurnya sudah
dioalah terlebih dahulu dengan proses yang sudah dipelajari dengan baik.
Kemudian untuk perawatannya, tergantung bagaimana orang yang merawatinya.
“Soal
ketahanan ya tergantung yang merawatnya juga dan pastinya yang saya buat itu
sudah dengan proses yang terukur, tahan dan ramah lingkungan. Tak lupa pula memberikan
pewarna, kemudian pengeringannya juga dengan diangin-anginkan atau dikeringkan
terlebih dahulu di bawah sinar matahari,” ujarnya.
Untuk
penjualannya dari sisi materi bervariatif. Hanya saja ia sampai hari ini ia
masih memikirkan bagaimana semua itu bisa mendapatkan tempat yang bukan hanya
sekedar jualan saja, tetapi bisa memproduksi secara banyak.
“Harapannya
dengan tempat tersebut bisa dijadikan tempat berbagi ilmu keterampilan dalam
mendaur ulang berbahan sampah tersebut. Artinya ada semacam partisipasi dari
pemerintah terhadapa apa yang saya lakukan selama ini,” ujarnya.
Potensi Aset
SOUVENIR: Souvenir olahan Mance’
berbentuk hewan dari kulit pinang.
|
Ia
katakana juga bahwa sejujurnya ia dan pemerintah sebelumnya sudah banyak
berinteraksi dan saling mengerti soal seni dan produksi yang ia lakukan selama
ini. Padahal jika dikelola dengan baik dan support
penuh dari pemerintah daerah, maka bukan tak mungkin bisa menjadi aset usaha
yang bagus pula. Dan terpenting, menciptakan regenarasi dari kreatifitas
tersebut. Ia juga tak sungkan memberikan pelajaran dan pelatihan kepada
semuanya yang ingin belajar. Kendalanya hanya satu, yakni tempat dan bahan
produksi yang kurang diperhatikan oleh partisipan lainnya.
Wajar
saja ia Mance’’ berkeluh kesah dalam hal itu, karena memang Mance’’ sudah lama
tahu bagaiamana di lingkungan pemerintah. Dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksnanakan oleh pihak pemerintah daerah, lingkungan dinas kesenian maupun
buadaya di kota, PKK kota maupun tingkat Provinsi Jambi, ia pernah ditugaskan
sebagai pengisi materi pembelajaran dalam ilmu keterampilan dan seni.
“Ya saya
berharap ada perhatian lebih, sebelumnya saya pernah mengajar kepada mahasiswa, masyarakat, penduduk.Persoalan saya
ialah tempat untuk memproduksi dan ruang untuk latihan bagi yang lain. Saya siap
kalau soal mengajarkan kepada sesama, apalagi saya pernah mengisi kegiatan
kegiatan di PKK maupun tempat lainnya,” ungkapnya.(fdi/poy)
**
Otodidak, Berawal dari Hobi
Sebagai
Seniman yang kreatif, Thoyib atau yang bisaa disapa Mance’ ini merupakan anak
ke tujuh dari delapan bersaudara. Ia adalah laki-laki yang terlahir di Kota
Palembang.
Ia
mendapatkan ilmu keterampilan daur ulang barang bekas dan sampah tersebut hanya
secara otodidak. Mengawali dari kehobian, ia memulai sesuatu itu dan sehingga
mendapatkan ilmu keterampilan tersebut dari sudut pandang ATM (Amati Tiru dan Modifikasi),
dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Dengan begitu, ia tak perlu lagi
mengeluarkan modal untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
“Kita
bisa menggunakan bahan bahan yang ada di lingkungan tempat tinggal sekitar
rumah kita. Dan semua itu tanpa dengan belajar di luar, maksudnya belajar
secara akademis,” ujarnya.
ia juga seorang seniman yang pandai bergaul dan memperhatikan lingkungan. Termasuk kepeduliannya terhadap sesama. Seperti membeli bahan baku, ia bekerjasama dengan masyarakat, sehingga masyarakat pun ikut mencarikan bahan yang dibutuhkan. Setelah itu ia kan memberinya upah.
ia juga seorang seniman yang pandai bergaul dan memperhatikan lingkungan. Termasuk kepeduliannya terhadap sesama. Seperti membeli bahan baku, ia bekerjasama dengan masyarakat, sehingga masyarakat pun ikut mencarikan bahan yang dibutuhkan. Setelah itu ia kan memberinya upah.
Kemudian,
ia juga tak sungkan memberikan ilmu kepada warga. Jika turun ke daerah, ia
sempatkan memberikan materi dengan suasana informal yang bisaa dilakukan di tengah
masyarakat.
Butuhkan Wadah
Hingga
saat ini, ia berharap memiliki tempat wadah tempat pelatihan. Hanya saja
menurutnya hal itu terbentur soal dana. Ia berharap nantinya bisa didengar dan
dipenuhi oleh pemerintah terkait dengan keinginannya, yang ingin memiliki
tempat memproduksi hasil karya seninya tersebut.
Dalam memproduksi ia ingin melibatkan teman-teman
dari jalanan, yang belum punya pekerjaan dan memiliki kemauan untuk bekerja dan
belajar. Ia juga berharap, agar nanti bisa mensosialisasikannya ke tempat lain,
seperti mengisi dan berbagi pengetahuan kepada penghuni panti sosial.
Di samping
itu juga ia juga mengatakan bahwa butuh peralatan yang memadai, hal terpenting
ialah butuh tempat yang bisa memproduksi dan melatih teman-teman lainnya.
“Sendainya
sudah ada tempat khusus saat ini dalam memproduksi mungkin orang datang. Bukan hanya
kebetulan, tapi benar-benar dengan kesengajaan dan dalam membeli,” ujarnya.
Dikatakan
sejujurnya oleh Mance’’ bahwa dengan
membuka gallery sendiri, harus memiliki modal yang cukup. Modal awal inilah
yang dirasa cukup besar untuk ukuran seorang Mance’.
Hingga
kini, seniman satu ini berharap Jambi lebih
peduli terhadap seni yang mana memang prospeknya bagus dan sungguh bermanfaat.
Dan berharap dalam seni tersebut, tak lagi dipandang sebelah mata.
Kemudian
soal daur kulit pinang tersebut, jika dipikirkan kembali untuk menjadikannya
sebagai usaha, sekaligus memberdayakan pembuatan daur ulang yang cukup
menjanjikan. Dan bisa menjadi olahan khas Jambi nantinya. “Asalkan disupport
oleh pemerintah,” tutupnya.(fdi/poy)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SABTU 8 MARET 2014)
Mohon maaf pak ..
BalasHapusSaya mau tanya pak dayang galeri, itu posisi nya dimna ya pak, d nusa indah ,jl apa lorong apa
Twrmakasih pak