Halaman

Selasa, 18 Februari 2014

KURIKULUM 2013




Jalan Lambat Penerapan Kurikulum 2013

Penerapan  kurikulum tahun 2013 di Provinsi Jambi bagaikan jalan menanjak dan lambat. Dari 6000 unit sekolah yang ada di Provinsi Jambi, baru 10 persen saja yang sudah menerapkan kurikulum yang bersifat tematik terpadu tersebut. 

MUSLIHIN, Jambi

Buku Pendidikan Agama SD Kelas 1 Kurikulum 2013.Ft Net
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang disingkat dengan KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis juga diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 

Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing yang tertuang pada Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006.

Serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Namun KTSP ini setelah dievaluasi peran dan sepak terjangnya belum memadai dari segi kualitas dan sikap prilaku bagi siswa disekolah bahkan merek tamat sekolah tidak membawa hasil yang sesungguhnya sebagaimana yang direncanakan pemerintah. 

Kurikulum KTSP selama ini yang diterapkan dalam sistem pendidikan di sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat atas dalam praktek dan pelaksanaannya belum memuaskan disebabkan sistem pembelajaran yang dianut terutama  bagi peserta didik masih mengacu pada sistem hafalan.

Peningkatan Moral

Sedangkan sistem hafalan tidak lagi sesuai dengan kontek perkembangan zaman. Dimana zaman yang semakin maju dibutuhkan banyak praktek dari pada teori belaka dalam mengaktualisasikan pelajaran tersebut dikehidupan sehari-hari. 

Kemudian juga dengan perubahan zaman saat ini berbagai gejolak sosial prilaku yang menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat, maupun dalam skala besar dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.  

Tidak jarang ditemukan dalam kehidupan di negara Indonesia tercintai ini  semakin merosotnya norma moral, etika dan norma agama. Sehingga menyebabkan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Tidak jauh-jauh kita mengambil contoh belakangan hingga saat ini lihat saj korupsi meraja lela di Indonesia.


Dari berbagai jenjang mulai dari kalangan birokrasi level bawah hingga kalangan pejabat yang duduk di birokrasi tingkat tinggi, mempunyai kebijakan strategis menghambur-hamburkan uang rakyat, sementara rakyat sendiri hidup dalam garis kemiskinan sungguh ironis sekali. 

Selain itu, generasi saat ini, rasa sosial antar sesamapun semakin menurun. Nilai gotong royong dalam kehidupan semakin merosot. Kejadian kriminal, tindakan asusila, perampokan pencurian dimana-mana.

Semua hal itu di tidak lepas dari tanggung jawab pendidikan di Indonesia sendiri yang belum mampu mencetak generasi menghasilkan siswa yang baik dan menghantarkannya kepada manusia seutuhnya.
Nilai yang terkandung dalam pembelajaran kita selama ini tidak bisa melekat pada siswa dikarenakan murid yang belajar dalam sehari-hari hanya menghafal. Namun tidak didukung dengan kemampun guru untuk menyerapkan nilai pelajaran tersebut kepada siswa.

Hindari Budaya Menghafal

Dapat dilihat juga dalam rangka pelaksanaan Kurikulum 2013, pemerintah melalui Kemendikbud telah menerbitkan peraturan baru tentang Implementasi Kurikulum yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013.

Penerapan sistem pembelajaran Kurikulum 2013 ini sebagai upaya penyederhanaan, dalam wujud tematik-integratif. Tujuannya, sudah jelas untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.

Pengamat Pendidikan Jambi  Profesor Muktar Latif kepada Harian Jambi mengatakan, pertengahan Februari ini sistem kurikulum dalam dunia pendidikan memang semestinya harus terus berubah.

Hal itu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Jika tidak demikian generasi kita tentu akan semakin merosot kedepannya. Untuk itulah pemerintah mengambil kebijakan merubah KTSP sebelumya menuju ke kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum tahun 2013. 

“Dengan konsep tematik integratif akan semakin memberikan ruang gerak bagi siswa untuk mengekspresikan potensi-potensinya. Dengan demikian, dapat memberikan kekuatan bagi anak didik. Kurikulum sekarang bukan lagi hanya menghafal, namun lebih kepada pemahaman,” katanya.

Muktar menyebutkan, latar belakang pemerintah merubah kurikulum dikarenakan kurikulum yang lama KTSP tidak lagi efektif dalam mencetak generasi yang baik. Dimana kurikulum yang dianut selama ini siswa lebih ditekankan belajar dengan sistem menghafal yang membosankan siswa. 

Boleh dikatakan keberhasilan murid dalam sekolah dilihat dari seberapa banyak ilmu yang diperoleh siswa dengan hafal ilmu luar kepala. Namun mereka tidak dapat memahami mempraktekkkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Contonya, dijelaskan muktar saat guru mengajarkan tentang materi solat akan tetapi siswa hanya menghapal tujuan dan fungsi sholat akan tetapi setelah siswa pulang sekolah mereka tidak menerapkan sholat tersebut.

Contoh lain dalam pelajaran kewarganegaraan, guru mengajarkan tentang pentingnya rukun antar sesama dan tidak bekelahi, namun kenyataanya dalam kehidupannya sehari-hari tidak diaplikasikannya pelajaran tersebut.

“Sangat disayangkan tidak menghasilkan siswa yang baik ber-aqlak mulia masalah ini karakter buruk akan dibawanya hingga dewasa,” ujarnya. 

Bentuk Karakter Siswa

Maka dengan itu diharapkan sistem kurikulum pendidikan kita yang baru tahun 2013 yang ditekankan aklaq, karakter kemudian juga pada pembelajaran pemahaman pengaplikasian  pelajaran dengan nyata.

 “Setelah siswa belajar, tentunya tidak hanya berhapal seperti kurikulum sebelumnya sistem KTSP. Tapi tidak menghasilkan sikap prilaku yang baik. Sedikit perubahan untuk tingkat sekolah dasar jam pelajaran agama akan ditambah untuk memaksimalkan tujuan ini,” sebutnya.

Hal itu agar peran guru agama lebih banyak menempa kepribadian siswa dari dasar. Jika dari SD murid sudah ditempa sikap prilaku dan aqlaknya, akan mudah dibawanya sampai ia besar nantinya. “Karena nilai yang baik sudah melekat dalam dirinya sejak dini,” kata Muktar Latif.

Muktar Latif menambahkan, dengan adanya kurikulum tahun 2013 siswa mampu belajar memahami nilai-nilai sekaligus mempraktekkan pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari-hari baik dalam sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Menurut dia, kurikulum baru ini cukup baik dilihat dari isensinya. Akan tetapi sisi lain terkait dengan penerapan kurikulum tahun 2013 di Indonesia dan juga di Jambi khususnya. (*/lee)
***

Ketika Guru Masih Gagap Terakpan Kurikulum 

Pelaksanaan  kurikulum KTSP selama ini terkesan dipaksakan. Pasalnya penerapan kurikulum ini disekolah-sekolah tidak diiringi dengan persiapan sarana dan prasarana yang memadai. Juga bila dilihat kebelakang masih banyak guru yang belum mengerti bahkan gagab bagaimana menerapkan dan mengajar di sekolah menggunakan  kurikulum KTSP selama ini.


Pengamat Pendidikan Jambi  Profesor Muktar Latif berpendapat, kemudian guru secara mendadak harus kembali  mengajar dengan sistem menerafkan kurikulum tahun 2013. Hal tersebut membuat sebagian guru semakin bingung gelabakan.

Pasalnya, guru belum menguasai sistem pengajaran kurikulum lama namun sudah beranjak ke kurikulum baru. “Seharusnya pemerintah mematangkan satu persatu. Atau setidaknya pemerintah mensosialisasikan kurikulum jauh-jauh hari sebelumnya, agar tidak serba dadakan,” katanya.

Lalu bagaimana palaksanaan penerapan  kurikulum disekolah-sekolah di Jambi? Kata Prof Muktar Latif, pelaksanaan kurikulum tahun 2013 di Provinsi Jambi saat ini secara keseluruhan belum merata.
Diketahui dari jumlah sekolah yang ada di Provinsi Jambi kurang lebih sebanyak 6000 sekolah  baru 7-10 persen saja. Kurikulum 2013 yang telah diterapkan disekolah katanya.

Penyebabnya karena kurikulum masih baru dan juga sosialisasi yang belum terselesaikan secara merata dan kurang didukungya persiapan yang matang serba dadakan.

Tuntutan  Zaman

Buku Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum ke kurikulm tahun 2013 seiring dengan perubahan tuntutan zaman. Selain itu juga kemudian kurikulum tahun 2013 sudah menjadi program Presiden SBY. Maka mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai tanggung jawab pada masa kepemimpinannya. 

Sisi lain yang menyebabkan perubahan kurikulum karna termuat adaya  nilai politisnya.Ujar Muktar latif yang dikenal tokoh intelektual Jambi ini.

Pelaksanaan kurikulum 2013 secara serentak yang akan diterafkan di Indonesia pada tahun 2014 memberikan beragam manfaat bagi sekolah, guru maupun bagi siswa. Bagi siswa misalnya, siswa itu sendiri mampu belajar dengan cara yang menyenangkan.

Kemudian mampu berkreatif sendiri mencari jawaban sendiri dalam belajar juga dibimbing oleh guru. Siswa mampu mengesplor dirinya, dan dapat memahami pelajaran dengan baik tidak hanya mengahafal semata yang membosankan. 

Bagi guru seorang guru dapat kreatif menemukan cara-cara mengajar yang baik bagi siswa. Juga dapat lebih berpatisipasi membimbing anak saat belajar. Peran guru memanusiakan manusia lebih besar di dalamnya karena guru dituntut untuk menyerapkan nilai pelajaran yang terkandung di dalamnya kedalam diri siswa tersebut. 

Banyaknya unsur manfaat dari penerapan kurikulum tahun 2013, namun semua yang namanya ciptaan manusia. Kemungkinan masalah yang akan ditimbulkan dari penerapan kurikulum tahun 2013 di sekolah-sekolah, kapasitas seorang guru mengajar agak terbatas.

Karena kurikulum terbaru ini, mata pelajaran yang biasanya dipisah tidak seperti sistem lama. Banyaknya ragam mata pelajaran, bahkan mencapai belasan mata pelajaran dinilai belum efetif. 

Lain halnya dengan sekarang kurikulum terbaru 2013, mata pelajaran digabungkan yang biasa tiga bidang studi  dijadikan satu bidang studi. Mata pelajaran semakin berkurang karena sudah di satukan menjadi sub-sub dalam sebuah buku atau tematik terpadu. (hin/lee)







Kurukulum 2013 Diterapkan, Guru Kontrak Minim Pendapatan 

Jika kurikulum 2013 diterapkan, pendapatan guru kontrak dan honor bakal berkurang drastis. Bahkan nasib guru kontrak bakal tergusur akibat semakin berkurangnya mata pelajaran di sekoilah. 

Masalahnya jika demikian otomotis peranan guru mata pelajaran akan berkurang. Guru tidak lagi memegang mata pelajaran masing-masing yang berakibat terjadinya kelebihan guru disekolah.

Profesor Muktar Latif  mengatakan, guru harus berbuat banyak dalam hal mengajar. Yang lebih ironisnya lagi, guru kontrak dan guru honor otomatis juga akan kekurangan jam mengajar. Karena mata pelajaran yang dijalankan berdasarkan kurikulum jumlahnya sedikit. 

Sehingga pendapatan gaji merekapun bisa berkurang. Permasalahan masalah posisi guru hingga terkait dengan perannya dalam mengajar pada sistem kurikulum tahun 2013 hingga kini belum ditemukan jalan keluarya oleh pemerintah. “Namun tetap diusahakan, melihat kondisi tersebut cukup memprihatinkan,” tutur Muktar Latif.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Suyanto mengatakan, ada 7 mata pelajaran yang akan diajarkan untuk siswa SD di kurikulum pendidikan baru tahun 2013.

Nama nata pelajaran SD, meliputi ; Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika,  Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan dan Pengetahuan Umum.

Kemudian nama mata pelajaran SMP meliputi; Bahasa Indonesia, PPKn, Agama, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Meski ada beberapa mata pelajaran yang tidak masuk dalam kurikulum yang baru, bukan berarti mata pelajaran tersebut dihilangkan. Namun, mata pelajaran tersebut akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. (hin/lee)
***

Sejumlah SD di Kota Jambi Sudah Terapkan Kurikulum 2013

Sejumlah sekolah dasar (SD) di Kota Jambi sudah menerapkan kurikulum 2013. Seperti SDN No 26 Kota Jambi yang terletak di Telanaipura, Kota Jambi.  


Mariam

Mariam, salah satu Guru SDN 26 mengatakan, saat ini pihak sekolahnya telah menerapkan kurikulum tahun 2013 tersebut. Namun belum secara keseluruhan penerapan baru pada kelas 1 dan 4. Sementara kelas lain menyusul.

Mengenai kelebihan pada kurikulum tahun 2013, kata Marriam, yaitu suatu pembelajaran yang efektif dan mengenai sasaran secara lansung pada siswa. Pembelajaran yang mengarahkan kekarakter yang mendidik perilaku siswa.

Selain itu juga siswa tidak saja mempelajari teori menghafal semata akan tetapi murid belajar dapat memahami isi praktek dalam pembelajaran tersebut. Bahasa Indonesia misalnya, ketika siswa belajar bahasa murid itu sendiri disuruh gantian kedepan untuk bercakap bahasa dengan benar sesuai dengan materi yang telah diarahkan. Dengan begitu mereka secara tidak lansung berlatih berani berbicara di depan orang banyak. 

Dalam bidang pelajaran pendidikan kewarganegaraan juga demikian siswa belajar pancasila, mereka tidak hanya menghafal Pancasila. Namun mereka diajarkan dalam lokal bagaimana memahami menyerap nilai Pancasila dengan menghubungkan dalam kehidupan sehari-hari.

Begitupun juga cara ini berlaku pada kelas setingkat SMP, SMA cara demikian cukup baik menurut kami dalam PPKN diajarkan bagaimana menjadi seorang pembela tanah air mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi. 

Kata Mariam, pendidikan karakter akan lebih besar ditekankan pada jenjang sekolah dasar untuk pembentukan sikap. Diharapkan karakter itu sudah melekat sejak usia dini. Dengan demikian, karakter dan keilmuan akan mudah menyatu pada setiap siswa. (hin/lee)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar