Halaman

Minggu, 26 Februari 2012

Selamat Jalan Op Sopar Pandjaitan

Alm) St DR Sopar Pandjaitan (Pendiri dan Pemimpin Umum HU BATAKPOS)

Rasa bangga selaku orang Batak, ternyata bisa diaktualisasikan Op Sopar Pandjaitan dalam hidupnya. Sukses di dunia usaha dengan berbagai usahanya, ternyata belum puas baginya jika hal itu tidak bisa dinikmati masyarakat Batak pada khususnya. Militansinya dengan SUKU BATAK dia torehkan lewat salah satu media harian dengan nama “jantan dan perkasa” BATAKPOS.

Nama harian yang bagi sebagian orang frontal dan terlampau furgar mengedepankan etnis. Tujuan Op Sopar Pandjaitan membuat nama itu dengan pertimbangan yang matang dengan satu tujuan agar Bangso Batak menasional dan tidak alergi bagi etnis lain.
Bangso Batak dalam bingkai NKRI, turut memperjuangkan Negeri ini dalam mengisi kemerdekaan. Guna mengaplikasikan nama BATAK tersebut, lebih relevan lewat media yakni HARIAN BATAKPOS.

Dengan tekad yang bulat dari Sopar Pandjaitan, akhirnya HARIAN BATAKPOS terbit pada Tanggal 24 Agustus 2006 atau tepat juga Saya menikah (Kamis 24 Agustus 2006). Sungguha tanggal, bulan dan tahun yang special buat saya secara pribadi.

Harian Batakpos, suatu nama yang berani dan percaya diri dengan karakternya dilingkungan pluralisme. Batakpos merupakan nama yang dilahirkan dari seorang Tokoh Masyarakat Batak dari Desa di Lumban Tor Desa Natolu Tali, Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara.

Dirinya juga turut membantu perekonomian petani di desa asalnya dengan budidaya tanaman padi. Pola pertanian Lumban Tor mendapat apresiasi tinggi dari empat kabupaten eks Tapanuli Utara (Taput).

Bupati Humbang Hasundutan Makdin Sihombing terkesan dengan keistimewaan pola pertanian Lumban Tor. Menurutnya, adalah tingginya produksi gabah yang diperoleh mencapai 10 ton per hektare per musim tanam. Kemudian, pertanian ini menerapkan penggunaan pupuk organik. Sehingga petani tidak kewalahan dengan harga dan pupuk yang langka.

Menurutnya, pemakaian pupuk kimia sintetik sudah biasa dan hasilnya masih jarang di atas 10 ton per hektare. Tetapi, pola pertanian Lumban Tor yang diprakarsai oleh St DR Sopar Pandjaitan itu tanpa menggunakan pupuk kimia.

“Saat ini sulit melihat ada satu daerah yang sudah menerapkan pola pertanian tiga kali musim tanam. Bahkan dua kali musim tanam pun belum merata di daerah eks Tapanuli Utara (Taput, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Samosir). Tetapi Pertanian Lumbantor sudah berhasil menerapkan pertanian dengan tiga kali musim tanam dalam setahun,” sebut Makdin.

Makdin juga menilai bahwa Sekolah Alkitab Terapan Bina Muda Warga (SAT BMW) yang dikelola Sopar Pandjaitan sangat membantu, apalagi di daerah yang masih tergolong religius. “Meskipun usia sudah tergolong lansia, tetapi masih memberikan bukti cinta membangun bonapasogit, apalagi ada sekolah Alkitab gratis,” ujarnya.
Ketua DPRD Tobasa Sahat Panjaitan menambahkan, pertanian dengan pola itu patut ditiru.

Di Tobasa kata dia, masih merata hanya sekali musim tanam, sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. “Jika hanya berupa teori masih sulit dicontoh orang, tetapi dengan panen raya di Lumban Tor ini, bukti nyata untuk peningkatan produksi pertanian,” ujar Sahat Panjaitan.

Menurutnya, alternatif yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat Tobasa dan terlepas dari garis kemiskinan adalah dengan meningkatkan produksi pertanian. Hal ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Sopar Pandjaitan juga mendorong kerja sama putra-putri perantau untuk membangun kampong halaman. St DR Sopar Pandjaitan juga menjabat Ketua Yayasan HOP Fundation.
“Jika seluruh lahan itu dikelola dengan baik, dalam waktu singkat Tobasa akan menjadi daerah lumbung beras di Sumut bahkan secara nasional. Apalagi eks Tapanuli Utara yang mencakup empat kabupaten bisa menerapkan pola pertanian itu, maka daerah bona pasogit diyakini akan menjadi daerah yang makmur,” kata Sopar Pandjaitan saat panen padi yang diprakarsainya di Desa Tor baru-baru ini.

Semoga media HARIAN BATAKPOS yang diwariskan Op Sopar Pandjaitan tetap eksis hingga merakyat di kalangan masyarakat Batak khususnya hingga menasional serta mendunia pada umumnya. Semoga. SELAMAT JALAN OP ST DR SOPAR PANDJAITAN. PETUAHMU AKAN SELALU DIKENANG. (Rosenman Manihuruk-Berbagai Sumber)

Berita Dukacita : Telah Meninggal Dunia Op St DR Sopar Pandjaitan (Pendiri dan Pemimpin Umum Harian BATAKPOS), meninggal di RS Medistra Jakarta, Minggu 26 Februari 2012 Pukul 12.00 WIB. Semoga Keluarga Yang Ditinggal Tabah Menghadapi Dukacita Ini.

Kami Sekeluarga Rosenman Manihuruk (Wartawan BATAKPOS di Jambi) Turut Belasungkawa Atas Berpulangnya Oppung Tercinta Ke SisiNya. Satu Hal Yang Kami Banggakan Dari Oppung Ini, Militansi Ingin Mengabadikan SUKU BATAK di Dunia, Khususnya di Indonesia Melalui Pendirian HARIAN BATAKPOS Pada 24 Agustus 2006 yang hingga kini masih eksis. Selamat Jalan Oppung, Cita-citamu Akan Selalu Terkenang Dalam Hidupku.

1 komentar:

  1. Terima kasih atas tulisan ini, saya sangat terharu..
    Horas!

    -Sarah

    BalasHapus