Senin, 11 Juli 2011

Ruginya Pemilik Maal Hingga Baunya Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher (RSUD-RM) Jambi.

Pasca Meledaknya PLTD Jambi

Jambi, BATAKPOS

Dampak padamnya aliran listrik akibat meledaknya PLTD Payo Silincah Jambi menimbulkan berbagaimacam kerugian pengusaha pusat perbelanjaan hingga baunya Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher (RSUD-RM) Jambi.

Sejumlah pengusaha pusat perbelanjaan (maal) mengaku rugi ratusan juta rupiah akibat matinya listrik PLN. Yang lebih menyedihkan kondisi RSUD-RM Jambi menyebar bau pesing dan bau tak sedam akibat tidak adanya air bersih akibat dampak matinya listrik.

Kepala Bagian IPRS RSUD-RM Jambi, Maman, Minggu (10/7) mengatakan, pasokan air bersih di RSUD-RM Jambi disuplai penuh PDAM Tirta Mayang Jambi. Ternyata matinya listrik juga berdampak tidak hidupnya mesin pendorong air PDAM.

“RSUD-RM Jambi tidak memiliki sumur bor sendiri untuk mengatasi kejadian matinya air. Akibatnya setiap air PDAM mati, rumah sakit musti membeli air tangki PDAM yang cukup terbatas,”katanya.

Disebutkan, kondisi ini sangat menyulitkan pihak rumah sakit, karena kebutuhan air badan layanan umum milik daerah ini, 100 persen ketergantungan terhadap air PAM alias seluruhnya dari suplai.

“Dua sumur bor sebenarnya pernah dibangun namun tidak berfungsi, karena gagal sejak 2002 dan tidak bisa digunakan. Pihak rumah sakit belum memiliki rencana mendapatkan cadangan air mandiri,”katanya.

Sementara Marketing Pusat Perbelanjaan (Maal) Trona Jambi, Marlina mengatakan, matinya listrik menimbulkan kerugian bagi maal di Jambi. Operasional maal selama ini sangat tergantung kepada PLN, genset yang digunakan untuk memasok listrik kurang bisa diandalkan.

Disebutkan, untuk bahan bakar saja menghabiskan 250 - 300 liter solar per jamnya, tinggal dikalikan dengan harga sekitar Rp 8 ribu per liternya, sebab, harga solar untuk industri lebih mahal daripada yang subsidi.

“Untuk satu jam saja, maal menghabiskan sekitar Rp 2,4 juta perjamnya. Sementara jam operasional dalam sehari sekitar 10 jam, jadi kerugian yang diderita sekitar Rp 24 juta per harinya,”katanya. ruk

Tidak ada komentar: