Sabtu, 02 Juli 2011

Praktek KKN PSB Mulai Tercium DPRD

Jambi, BATAKPOS

Praktek korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) penerimaan siswa baru (PSB) sekolah SMP dan SMA mulai tercium DPRD Kota Jambi. Tingginya peminat sekolah negeri, membuat pihak sekolah negeri mulai kasak-kusuk dalam praktik KKN PSB tersebut.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Jambi, Rasdi SPd, Kamis (30/6/11) mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan serta mencium adanya praktek KKN dalam PSB di SMP dan SMA di Kota Jambi.

“Kita meminta Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Jambi terutama pihak sekolah bisa menerapkan kuota khusus pada Penerimaan Siswa Baru (PSB) sebesar 20 persen sebagaimana yang tertuang dalam Petunjuk Tekhnis (Juknis) PSB tahun 2011. Jangan coba-coba KKN dalam PSB ini,”katanya.

Disebutkan, dengan rincian 5 persen untuk siswa tak mampu, 5 persen untuk siswa luar daerah, 5 persen untuk siswa lingkungan sekolah dan 5 persen lagi untuk siswa dengan prestasi khusus, 80 persen lainya silahkan diambil dari hasil seleksi pihak sekolah.

Menurut Rasdi, dewan akan melakukan croscek usai pengumuman kelulusan. 20 persen kursi khusus ini akan kita cek kebenarannya, apakah dipenuhi sekolah atau tidak. Setelah pengumuman PSB nanti kita akan turun langsung ke sekolah-sekolah, maka itu komisi D minta transparansi sekolah yang bersangkutan, bila melanggar dewan akan minta ketegasan Diknas Jambi.

“Soal kemungkinan ada jual beli bangku, kita telah minta Diknas menindak tegas oknum yang melakukannya. Tidak menutup kemungkinan memang ada oknum yang memanfaatkan jatah 20 persen ini. Bila memang terbukti, maka kami minta Diknas menindak tegas oknum yang bersangkutan. Jika ada pelanggaran pidana, mohon diproses sesuai aturan,”katanya.

Menurut penelusuran BATAKPOS, sekolah yang rawan praktek KKN yakni SMAN 3, SMAN 4 SMAN 5, SMAN 1, SMAN 6 Kota Jambi. Kemudian SMPN 1, SMPN 2, SMPN 17, SMPN 11, SMPN 14. Sekolah ini merupakan sekolah favorit dan rawan praktik KKN.

Praktek KKN PSB di sekolah tersebut dengan modus melibatkan oknum pejabat, anggota dewan, oknum wartawan, LSM dan kolega dari kepala sekolah masing-masing. Bahkan sejumlah orang tua murid rela memberikan uang pelicin asal anaknya masuk sekolah favorit itu. ruk

Tidak ada komentar: