Halaman

Jumat, 01 April 2022

Mengabadikan Tradisi Nyekar Jelang Bulan Suci Ramadhan 1443 H di Jambi

Ziarah kepada sanak saudara atau orang terkasih yang mendahulia mereka. Ziarah dengan membersihkan makam dan menabur kembang serta memanjatkan Doa baca Yasin tampak di TPU Puncak, Jelutung, Kota Jambi, Jumat pagi (1/4/2022). (Foto-Foto: Asenk Lee Saragih Manihuruk)

Jambi-
H-2 memasuki awal Ramadhan 1443 H, Minggu 3 April 2022, kini tradisi nyekar membersihkan serta berziarah sembari memanjatkan Doa di makam semakin ramai. Tradisi nyekar setiap tahunnya jelang datangnya bulan puasa, pemakaman umum selalu ramai didatangi warga dan melakukan Doa. Bahkan penjual kembang untuk ziarah juga selalu ramai.

Pengamatan Penulis di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Puncak Jelutung, Kebun Handil, Kota Jambi, Jumat pagi (1/4/2022) Pukul 06.30 WIB menunjukkan, suasana khusuk tampak dilakukan oleh warga Kota Jambi saat melakukan ziarah dan memanjatkan Doa. 

TPU Puncak Jelutung ramai di kunjungi warga yang berziarah. Pihak yang berjiarah memanjatkan Doa. Selain saling membersihkan makam keluarga masing-masing, mereka juga membaca surat Yasin dan doa kepada arwah keluarganya yang telah mendahului. 

Menurut Wayan, warga RT 13 Kelurahan Kebun Handil, Jelutung Jambi, kegiatan ini sudah dilakukan setiap tahunnya. Selain untuk gotong-royong membersihkan makam juga untuk mendoakan arwah keluarganya. 

“Rumahnya tidak ada yang dekat dengan lokasi makam. Jadi bisa juga untuk silaturahmi sesama keluarga setelah satu tahun tidak pernah bertemu. Moment ziarah ini atau nyekar salah satu tradisinya,” kata Ratnawati yang mengaku sudah belasan tahun menjual kembang tabur di TPU Puncak Jelutung ini.

Wayan yang datang bersama istri dan anaknya, mengaku datang ke kuburan untuk berziarah ke makam ayah dan ibunya yang sudah mendahului belasan tahun silam. Jelang Bulan Suci Ramdhan 1443 H, 2022 M, tradisi nyekar ini tetap diabadikan.

 “Saya, istri dan anak saya setiap tahun berziarah. Ya kita mendoakan semoga arwah datuk dan ibu serta keluarga lainnya amal ibadahnya diterima disisi Allah,” ujar Wayan. 

Selanjutnya, sejumlah keluarga besar lainnya banyak berdatangan ke pemakaman keluarga TPU Puncak Jelutung Jambi. Usai melakukan doa bersama dan menabur bunga, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk persiapan malam pertama sholat terawih dan puasa Ramadhan di hari pertama yang diperkirakan jatuh pada Minggu 3 April 2022 mendatang.

Pada tradisi nyekar ini,  penjual kembang jiarah juga banyak bermunculan di sekitar TPU di Jambi. Mereka juga menangguk rejeki musiman jelang bulan Puasa.

“Ini rejeki musiman Bang. Setiap tahun kita berjualan kembang di TPU ini bagi yang mau ziarah. Mereka banyak juga datang tanpa bawa kembang. Jadi kami siapkan dengan air siraman dalam botol kemasan. Kita jual kembang satu plastik kecil Rp 5 Ribu,” ujar Ibu Ratnawati, penjual kembang di TPU Puncak Jelutung, Jambi, Jumat pagi (1/4/2022).

Menurutnya, sepekan  terakhir pejiarah di TPU Puncak Jelutung yang berdekatan dengan Markas Kodim 0415/Batanghari ini sudah ramai. Dan kedepan hingga mendekati bulan Ramadhan akan meningkat terus jumlah yang berjiarah.

Ibu Ratnawati menuturkan, dirinya sudah belasan tahun menjual kembang untuk jiarah di TPU Puncak Jelutung. “Saya sudah belasan tahun menjual kembang di sini. Kembang ini kami beli dari Sengeti, Muarojambi. Baru kami ecer di sini Rp 5000/plastic. Ini rejeki tahunan kami. Bagi yang datang berziarah, ada juga yang baya kembang sendiri, juga banyak yang membeli kembang di sini,” ujar Ibu Ratnawati.

Di TPU Puncak, selain Ibu Ratnawati, penjual kembang juga banyak warga sekitar TPU. Juga ada anak-anak yang kebetulan libur sekolah. Mereka menghampiri pejiarah yang datang dan menawarkan kembang mereka. (Asenk Lee Saragih)








Ibu Ratnawati penjual kembang di TPU Puncak Jelutung Kota Jambi, Jumat pagi (1/4/2022). Satu plastik kembang dijual Rp 5000 Foto: Asenk Lee Saragih Manihuruk.

Ibu Ratnawati penjual kembang di TPU Puncak Jelutung Kota Jambi, Jumat pagi (1/4/2022). Satu palstik kembang dijual Rp 5000.Foto: Asenk Lee Saragih Manihuruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar