Halaman

Minggu, 12 November 2017

Jadikan Kayu Aro Barat Sebagai Desa Agro Kopi Wisata di Kerinci

Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Adi WA 
BERITAKU-Kerinci-Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi bagaikan “tanah surga” yang menghampar luas. Tanah berbukit yang hijau itu menyimpan potensi wisata yang sangat menabjukkan.

Selain alamnya subur, di Bukit Bulat Sungai Renah juga terdapat potensi alam pertanian, seperti tanaman Kentang, Kol, Cabei dan sauran lainnya. Kini wilayah itu juga tengah direncanakan sebagai wilayah perkebunan kopi terluas di Provinsi Jambi. 

Dari pengamatan Jambipos Online, Rabu (8/11/2017) lalu, Bukit Bulat Sungai Renah panoramanya sangat memesona. Bukit Bulat Sungai Renah ditempuh dari Kota Sungaipenuh dengan perjalanan lebih kurang 1 jam dengan menelusuri perbukitan yang kini jalannya sudah mulai mulus. 

Perbukitan Bukit Bulat Sungai Renah sangat cocok dikembangkan sebagai Desa Agro Wisata di Kerinci. Selain letaknya yang indah, hamparan bukit yang dipenuhu pertanian juga menjadi salah satu daya tarik pengunjung nantinya. 

“Bukit Bulat Sungai Renah kedepan kita proyeksikan sebagai desa Agro Wisata. Bahkan nanti daerah ini bisa sebagai ikon kopi Provinsi Jambi, karena pengunjung akan bisa melakukan panen kopi hingga menikmati kopi Kayu Aro nantinya. Sejumlah penunjang obyek wisata secara bertahab nanti akan dibangun,” ujar Bupati Kerinci Adirozal saat mendampingi Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar saat melakukan penanaman perdana Kopi Arabika “Sigarar Utang” asal Sumut di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Rabu (8/11/2017) lalu.

Wisata Kopi

Sementara seluas 15.700 Hektar lahan telantar di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci kini akan dikelola masyarakat untuk pertanian tanaman Kopi Arabika jenis "Sigarar Utang" asal Sumatera Utara.  

Pengembangan kopi "Sigarar Utang" asal Sumut itu dikembangkan oleh Kelompok Tani Sumber Rezeki dan Kelompok Tani Telang Kuning didampingi LSM Green Development (Greendev) sebagai anggota Konsorsium SSS Pundi Sumatera.

Menurut data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci tahun 2015 terdapat 47.750 hektar lahan terlantar di Kabupaten Kerinci baik yang terdapat dalam kawasan KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) maupun APL (Areal Penggunaan Lain). 

Sementara lahan telantar di Kecamatan Kayu Aro Barat mencapai 15.700 Hektar yang sebagian besar termasuk dalam wilayah pengelolaan KPHP model unit 1 Kerinci. Setidaknya terdapat 100 orang petani  tergabung dalam dua kelompok yaitu Kelompok Tani Sumber Rejeki dan Kelompok Tani Setelan Kuning.

Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki, Defrizal menyebutkan selama ini mereka meninggalkan kawasan tersebut dikarenakan ketidak jelasan status kawasan dan lahan yang tidak bisa diolah karena kehilangan kesuburannya.

Disebutkan, proyek optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari SSS Pundi Sumatera yang didukung oleh MCA Indonesia menggandeng Greendev dalam upaya pendampingan lapangan pada dua kelompok tani tersebut. 

Kopi arabika dipilih sebagai komoditas yang dikembangkan karena memiliki nilai jual yang baik dan juga menyita waktu cukup banyak sehingga kekhawatiran akan tekanan terhadap pembukaan lahan perladangan di kawasan TNKS akan berkurang.

Neneng Kepala KPHP unit 1 Kerinci menjelaskan, lahan tersebut memang dalam kondisi kritis sehingga perlu perlakuan khusus untuk bisa kembali ditanam. 

Sementara kejelasan status kawasan Konsorsium SSS Pundi Sumatera mendorong adanya penandatanganan MoU tentang optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari.

Pada tanggal 31 Maret 2017 yang lalu, sudah ditandatangani MoU (Nota Kesepahaman Para Pihak ), tentang Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari (OPAL). 

Pada Blok perladangan Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci antara petani KPHP Model Unit 1 Kerinci, Greendev dan SSS Pundi Sumatera serta diketahui oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Proyek Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari yang didanai MCA Indonesia melakukan penguatan pada kelompok tani baik dalam memastikan kelegalan lahan yang ditanami masyarakat, peningkatan kapasitas petani dalam pemulihan kesuburan tanah, teknik budidaya kopi arabika melalui skema sekolah lapang.

Sementara Sutono, Direktur Pundi Sumatera menjelaskan berbagai bentuk dukungan MCA Indonesia dilakukan dengan pembibitan dan penanaman. “Kita melakukan pembibitan dirumah bibit dimulai dari benih total ada 160. 000 bibit kopi arabika dan 20.000 bibit tanaman kayu berupa Surian dan Pedang Hijau. Selain itu ada kegiatan penguatan kapasitas Petani dalam teknik budidaya kopi arabika melalui Sekolah Lapang,” ujarnya.

Sekolah Lapang ini melibatkan para profesional dan tenaga ahli dalam teknik budidaya dan pemulihan tanah. 

Direktur Greendev, Rusdi Fachrizal menjelaskan bahwa sebelumnya mereka sudah melakukan pendampingan di Kelompok Hang Kito Semurup Kecamatan Air Hangat untuk kegiatan penanaman di lahan terlantar.

“Kita sudah pernah melakukan program serupa dan berhasil, sampai sekarang ada kebun bibit desa untuk tanaman Mahoni, Surian dan Pinang. Pemulihan kawasan ini sekarang sudah terbukti dengan adanya cadangan air karena tanam-tanaman kayu-kayu nya ini sekarang sudah terbukti dengan adanya cadangan air karena tanaman kunyit tumbuh dengan baik. Mereka bahkan sekarang bisa membuat kolam ikan di sana,” ungkapnya.

Selain dua poin yang sedang dilakukan, Sutono menyebutkan perlunya pendampingan terhadap legalitas kawasan. Karena yang ada saat ini hanya berupa MoU yang sifatnya tidak kuat. “Pilihan saat ini dalam skema perhutanan sosial dan diskusi dilakukan petani yang menyebabkan skema HKM (Hutan Kemasyarakatan ),” ujarnya.

Luas areal kawasan yang sedang dikerjakan oleh dua kelompok tani tersebut seluas 100 hektar dari keseluruhan 510,5 hektar lahan terlantar yang ada. Kata Sutono, kedepan pihaknya berharap pemerintah dapat menyiapkan pengembangan industri pengolahan kopi di lokasi tersebut.

“Kondisi yang ada saat ini pertaniannya menjual kopi siap petik dan yang harganya murah (Rp 8000/kg) jika dibandingkan yang sudah diolah kering (Rp 120.000/Kg). Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi perlu memikirkan dukungan alat-alat dari pertanian kopi ini sehingga mendukung daya jual biji kopi yang tinggi pada petani. Minimal petani menjual dalam bentuk greendbean,” kata Sutono.

Legalitas Lahan

Sementara Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar disela-sela kunjungannya ke Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, kepada wartawan mengatakan, pengembangan perkebunan kopi arabika itu merupakan peluang baru di Kabupaten Kerinci karena pangsa pasar yang terus tinggi. 

Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar (tipi hitam) dan Istri serta Bupati Kerinci Adirozal (topi putih) saat melakukan penanaman perdana Kopi Arabika “Sigarar Utang” asal Sumut di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Rabu (8/11/2017) lalu.
Disebutkan, program pemanfaatan lahan telantar di Kabupaten Kerinci untuk dikelola petani sangat didukung Pemerintah Provinsi Jambi. Dia juga meminta dinas terkait untuk fokus mengurus status lahan yang digarap petani agar legalitasnya terjamin.

Menurut H Fachrori Umar, seluas 47.750 hektar lahan terlantar di Kabupaten Kerinci baik yang terdapat dalam kawasan KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) maupun APL (Areal Penggunaan Lain) agar segera dibuatkan legalitasnya sehingga membuat petai nyaman dalam mengelolanya. 

Disebutkan, hal yang terpenting dalam melakukan penanaman baik kopi, kentang, dan kol, diantaranya harus tahu memahami cara pengolahannya dengan baik dan antara kelompok petani saling kompak.

“Terpenting ada keinginan untuk bertanam karena manfaatnya untuk pribadi dan kepentingan orang banyak. Juga perlunya peningkatan akses jalan menuju lahan pertanian. Jalan menuju lokasi penanaman kopi, kol, kentang dan lainnya perlu disegera diperbaiki, agar para kelompok tani akan mudah bercocok tanam,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Kerinci H Adirozal mengatakan, luas lahan telantar di Kabupaten Kerinci yang mencapai 47.750 Ha akan dikelola dengan baik untuk agri wisata di Kabupaten Kerinci. Sedangkan seluas 15.700 Haktar lahan telantar di Kecamatan Kayu Aro Barat akan diproyeksikan untuk perkebunan kopi arabika. 

Kata Adirozal, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan kopi arabika di daerah itu sebagai daerah perkebunan kopi. Kedepan areal perkebunan kopi itu juga bisa dijadikan sebagai agrowisata di Kabupaten Kerinci.

Kata Adirozal, hasil panen perdana dengan luas lahan kopi arabika sekitar 500 hektar lebih yang dimanfaatkan oleh kelompok petani atau masyarakat setempat agar masyarakat tidak merambah Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Kedepannya masyarakat dapat menghasilkan pertanian yang lebih maksimal.

“Dari Kerinci ini setiap malam minimal ada lima truk yang keluar Kerinci dari hasil holtikultura kita, itu ada dikirimkan ke Jakarta, Palembang, Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Batam,” katanya.

Terkait dengan infrastruktur akses jalan pertanian, Adirozal menyampaikan kondisi jalan pertanian akan terus diupayakan segera diperbaiki meskipun dana APBD Kerinci minim. Pihaknya juga mengharapkan ada bantuan Pemprov Jambi atau Pusat untuk membangun akses jalan keliling Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci.

“Dana APBD Kerinci kita belum banyak karena banyak yang harus kita perbaiki seperti pasar tradisional yang ada di Kerinci dari jumlah pasar keseluruhannya ada 14 pasar dan yang sudah kita perbaiki ada 8 pasar. Ini tentunya khusus jalan pertanian kita terus berupaya akan memperbaikinya dan baru sebagian jalan pertanian kita sudah perbaiki,” katahnya.

Harapan Petani Kopi

Sementara seorang petani kopi setempat, Halimin kepada Jambipos Online mengatakan, bahwa potensi pengembangan kopi arabika itu sangat prospek. 

Halimin, petani Kopi Arabika di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih
"Saya sudah menanam kopi arabika "Sigarar Utang" ini satu hektar. Petani sudah hampir dua tahun bertanam kopi jenis pendek dan berbuah tiga bulan ini. Harga mentah Rp 8000/Kg dan harga kopi kering Rp 120.000/Kg. Petani mencapai 8000 orang dan berharap agar jalan sepanjang 10 Km bisa diaspal oleh pemerintah," kata Halimin. 

Sementara Kepala Desa Masjid Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Suparnen mengatakan, warga Desa Pasar Minggu berjumlah 300 KK dan berpropesi sebagai petani holtikultura di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci. Pertanian itu berupa Kopi, Sayur Kol, Kentang, Cabei dan sebagian warga jadi buruh pemetik The PTPN 6 Kayu Aro. (JP-Asenk Lee) 

Sejumlah Momen di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). 


Peta Pertanian Kopi Aramika di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih

Peta Pertanian Kopi Aramika di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih

Pertanian Kopi Arabika tumpang sari dengan Kol di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih

Pertanian Kopi Arabika di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih
Pertanian Kopi Arabika di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih


Kentang Hasil Pertanian di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih
Kentang Hasil Pertanian di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Asenk Lee Saragih
Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA
 Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA

 Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA



Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA

Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA



Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA



Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA
Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA


 Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA

 Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA



 Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA



 Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: WA


Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar (kiri) dan Bupati Kerinci H Adirozal saat melakukan penanaman perdana Kopi Arabika “Sigarar Utang” asal Sumut di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Rabu (8/11/2017) lalu.
Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar (topi hitam) dan Bupati Kerinci H Adi Rozal (topi putih duduk) saat melakukan penen kentang di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Rabu (8/11/2017) lalu.

Istri Wakil Gubernur Jambi Hj Rohimah Fachrori saat melakukan penanaman perdana Kopi Arabika “Sigarar Utang” asal Sumut dan panen Kol di Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Rabu (8/11/2017) lalu.

Para Jurnalis Jambi berswafoto saat melakukan kunjungan ke  Bukit Bulat Sungai Renah, Desa Pasar Minggu, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Rabu (8/11/2017). Photo: Adi WA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar