TEROR BOM di Jakarta
Foto: Ari Saputra |
Solo - Nama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Naim pertama kali mencuat ke permukaan ketika ditangkap oleh Densus 88/Anti-Teror pada 9 November 2010. Saat itu Naim ditangkap bersama sejumlah barang bukti berupa ratusan butir amunisi ilegal.
Meskipun ditangkap oleh Densus, di persidangan yang digelar di PN Surakarta, Naim tidak dijerat dengan UU Terorisme. Dia 'hanya' dijerat dengan Darurat No 12/1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak. Putusan majelis hakim di PN Surakarta pada 9 Juni 2011 menjatuhkan vonis penjara 2 tahun 6 bulan terhadap Muhammad Naim karena tanpa kewenangan menyimpan 533 butir peluru laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 9 mm.
Dalam persidangan Naim menolak disebut sebagai pemilik amunisi tersebut. Dia menyebutkan tas ransel hitam berisi ratusan amunisi tersebut sebagai barang titipan kenalannya yang bernama Purnomo Putro sejak pada tahun 2005. Purnomo hingga saat ini masuk DPO kepolisian atas dugaan terlibat kegiatan terorisme.
Namun demikian dalam tuntutan jaksa maupun vonis hakim, persoalan menyembunyikan informasi tentang keberadaan buron tersebut tidak pernah disebut. Dalam tuntutannya jaksa menuntut Naim dipenjara selama lima tahun hanya untuk pelanggaran menyimpan amunisi tersebut.
Setelah bebas dari penjara, Naim kembali berkiprah bersama jaringannya. Dia kemudian diketahui bergabung dengan kelompok ISIS. Namanya sering muncul dalam pemberitaan hampir setiap kali ada WNI yang diketahui bergabung sebagai simpatisan ISIS.
Nama Naim semakin kuat disebut terkait hilangnya seorang mahasiswi semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Maret 2015 lalu. Siti Lestari, mahasiswi asal Demak, terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga meminta kiriman uang Rp 3,5 juta untuk biaya perkuliahan. Namun setelah itu dia justru meninggalkan perkuliahan.
Lokasi salah satu sasaran serangan teroris di Thamrin (Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom)
|
Sugiran, ayahnya, mendapat informasi bahwa Siti pindah kontrakan bersama seorang lelaki bernama Bahrun Naim. Setelah didatangi, ternyata rumah kontrakan itupun telah kosong. Siti, kata Sugiran, memang pernah pulang ke rumah bersama seorang lelaki bernama Bahrun Naim yang diperkenalkan sebagai calon suaminya.
"Terus terang saat itu kami tidak setuju karena lelaki itu masih punya istri dan juga sudah punya anak. Kami dengar informasi saat ini Bahrun Naim itu sekarang suah berada di Suriah. Kami tidak tahu persis keberadaan Siti saat ini," ujar Sugiran kepada wartawan saat itu.
Nama Naim kemudian sering dikaitkan dengan klaim dukungan Kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso Abu Wardah yang menyatakan dukungan kepada ISIS. Naim disebut sebagai penghubung utama MIT yang bermarkas di Sulawesi dengan ISIS di Timur Tengah.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, Menko Polhukam Luhut Panjaitan, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan keterangan di Kantor Presiden hari ini
|
Hari ini, di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan Bahrun Naim ingin menjadi leader ISIS di Asia Tenggara. Karena itu, dia dan kelompoknya bergerak.
"Kelompoknya sudah kita ketahui dan sedang dilakukan pengejaran," kata Tito memberikan keterangan pers bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Seskab Pramono Anung.
Soal Teror di Jalan Thamrin, Luhut: Jangan Ada Istilah Kami Kecolongan
Foto: Foto: Biro Pers Istana |
Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bahwa pihaknya sudah mengetahui kemungkinan adanya serangan teroris sejak Desember tahun lalu. Sejak saat itu pun dia memerintahkan kepada aparat keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Polisi pun, kata Luhut, telah bekerja keras untuk mencegah terjadinya serangan teroris. Sejumlah orang yang diduga akan melakukan serangan teror berhasil ditangkap. Walhasil aparat keamanan berhasil menjaga perayaan Natal dan pergantian tahun 2015 ke 2016 agar berjalan lancar.
"Polisi bekerja dengan sangat keras dan Anda bisa melihat mereka melakukan penangkapan-penangkapan selama bulan Desember dan kita memang berhasil lalui Desember dengan baik dan berhasil menangkap begitu banyak pimpinannya (teroris)," kata Luhut saat menggelar jumpa pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Menurut Luhut, indikasi bakal adanya serangan teroris bisa dideteksi, namun waktu dan tempat teror bakal terjadi tak bisa dipastikan. "Itu (tempat serangan teroris) saya kira intelijen mana pun di dunia. Kita melihat di Inggris, Paris kemarin, baru-baru ini di Turki itu juga tidak bisa," kata dia.
"Saya ingin katakan jangan ada istilah kami kecolongan," tambah Luhut.
Aksi teror yang terjadi hari ini, kata Luhut, adalah terkait rivalitas yang terjadi antar petinggi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kawasan Asia Tenggara. Sasarannya bukan hanya Indonesia, melainkan juga Singapura, Thailand dan negara lainnya di Asia Tenggara.
"Kami memang share intelijen. Tetapi sekali lagi, saya garis bawahi, tidak ada kita tahu kapan di mana akan kejadian (serangan teror)," kata Luhut.
Polisi pun, kata Luhut, telah bekerja keras untuk mencegah terjadinya serangan teroris. Sejumlah orang yang diduga akan melakukan serangan teror berhasil ditangkap. Walhasil aparat keamanan berhasil menjaga perayaan Natal dan pergantian tahun 2015 ke 2016 agar berjalan lancar.
"Polisi bekerja dengan sangat keras dan Anda bisa melihat mereka melakukan penangkapan-penangkapan selama bulan Desember dan kita memang berhasil lalui Desember dengan baik dan berhasil menangkap begitu banyak pimpinannya (teroris)," kata Luhut saat menggelar jumpa pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Menurut Luhut, indikasi bakal adanya serangan teroris bisa dideteksi, namun waktu dan tempat teror bakal terjadi tak bisa dipastikan. "Itu (tempat serangan teroris) saya kira intelijen mana pun di dunia. Kita melihat di Inggris, Paris kemarin, baru-baru ini di Turki itu juga tidak bisa," kata dia.
"Saya ingin katakan jangan ada istilah kami kecolongan," tambah Luhut.
Aksi teror yang terjadi hari ini, kata Luhut, adalah terkait rivalitas yang terjadi antar petinggi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kawasan Asia Tenggara. Sasarannya bukan hanya Indonesia, melainkan juga Singapura, Thailand dan negara lainnya di Asia Tenggara.
"Kami memang share intelijen. Tetapi sekali lagi, saya garis bawahi, tidak ada kita tahu kapan di mana akan kejadian (serangan teror)," kata Luhut.
Menko Luhut Puji Kesigapan Polri dan TNI Tangani Serangan Teroris di Thamrin
Foto: Agung Pambudhy |
Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan memuji kinerja Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia yang cepat menangani serangan teroris di jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Dia menilai sinergi dan kinerja kepolisian serta TNI sangat bagus.
"Penanganan (teroris) kalau Anda lihat prosesnya cepat dilakukan. Ini satu penanganan yang menurut saya sangat baik sekali," kata Luhut saat menggelar jumpa pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Luhut mengaku mendapat laporan adanya serangan teroris di jalan Thamrin pada pukul 10.55 WIB dan pukul 15.00 WIB semua akses dari dan menuju jalan Thamrin sudah dibuka dan bisa dilewati.
"Artinya polisi menangani cepat
Saat mendapat laporan adanya serangan teroris, Luhut langsung menghubungi Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian. "Saya masih berteleponan dengan Pak Tito. Pak Tito terima (telepon) masih ada ledakan-ledakan. Tapi semua diselesaikan dengan cepat. Ini penting," kata Luhut.
Selain kepada Tito, Luhut juga menghubungi Kepala Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo. Panglima TNI pun langsung menerjunkan prajuritnya untuk mem-backup polisi. "Tadi Anda lihat semua dengan cepat berada di tempat. Ini satu penanganan yang menurut saya sangat baik sekali," kata Luhut.
"Penanganan (teroris) kalau Anda lihat prosesnya cepat dilakukan. Ini satu penanganan yang menurut saya sangat baik sekali," kata Luhut saat menggelar jumpa pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Luhut mengaku mendapat laporan adanya serangan teroris di jalan Thamrin pada pukul 10.55 WIB dan pukul 15.00 WIB semua akses dari dan menuju jalan Thamrin sudah dibuka dan bisa dilewati.
"Artinya polisi menangani cepat
Saat mendapat laporan adanya serangan teroris, Luhut langsung menghubungi Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian. "Saya masih berteleponan dengan Pak Tito. Pak Tito terima (telepon) masih ada ledakan-ledakan. Tapi semua diselesaikan dengan cepat. Ini penting," kata Luhut.
Selain kepada Tito, Luhut juga menghubungi Kepala Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo. Panglima TNI pun langsung menerjunkan prajuritnya untuk mem-backup polisi. "Tadi Anda lihat semua dengan cepat berada di tempat. Ini satu penanganan yang menurut saya sangat baik sekali," kata Luhut.
Komisi Penyiaran Sesalkan Pemberitaan Media yang Sebut Ada Ledakan Selain di Thamrin
Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyesalkan pemberitaan media yang tidak akurat perihal peristiwa bom di Thamrin, Jakarta. Ada media yang malah menyebarkan informasi tidak benar dengan menyebut ada ledakan bom di wilayah lainnya seperti Kuningan, Slipi, dan juga Palmerah. Padahal faktanya tidak ada ledakan di lokasi tersebut.
"Namun demikian berdasarkan pemantauan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, kami menemukan sejumlah pemberitaan yang tidak patut, tidak akurat bahkan dilebih-lebihkan sehingga menimbulkan kepanikan terkait tragedi ini," jelas Komisioner KPI Agatha Lily, Kamis (14/1/2016).
KPI menilai media televisi dan radio yang menyampaikan informasi itu telah menyampaikan berita secara tidak akuran dan berasal dari sumber yang tidak bertanggung jawab.
"Padahal pihak kepolisian menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak akurat," urai dia.
Selain itu juga, pengambilan gambar korban dalam keadaan luka dan darah sehingga menimbulkan kengerian.
"Lembaga penyiaran baik televisi maupun radio seharusnya memahami prinsip-prinsip jurnalistik dalam menyajikan berita yakni akurat, tidak membuat berita bohong, tidak mengeksploitasi korban dan tidak mencampuradukkan fakta dan opini pribadi," tutur Lily.
KPI menyampaikan duka cita dan berbelasungkawa pada para korban dalam peristiwa bom Thamrin ini.
"Ami berharap media dapat mendukung pemerintah dalam upaya menindak pelakun dan mengembalikan ketenangan masyarakat," tutup dia.
"Namun demikian berdasarkan pemantauan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, kami menemukan sejumlah pemberitaan yang tidak patut, tidak akurat bahkan dilebih-lebihkan sehingga menimbulkan kepanikan terkait tragedi ini," jelas Komisioner KPI Agatha Lily, Kamis (14/1/2016).
KPI menilai media televisi dan radio yang menyampaikan informasi itu telah menyampaikan berita secara tidak akuran dan berasal dari sumber yang tidak bertanggung jawab.
"Padahal pihak kepolisian menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak akurat," urai dia.
Selain itu juga, pengambilan gambar korban dalam keadaan luka dan darah sehingga menimbulkan kengerian.
"Lembaga penyiaran baik televisi maupun radio seharusnya memahami prinsip-prinsip jurnalistik dalam menyajikan berita yakni akurat, tidak membuat berita bohong, tidak mengeksploitasi korban dan tidak mencampuradukkan fakta dan opini pribadi," tutur Lily.
KPI menyampaikan duka cita dan berbelasungkawa pada para korban dalam peristiwa bom Thamrin ini.
"Ami berharap media dapat mendukung pemerintah dalam upaya menindak pelakun dan mengembalikan ketenangan masyarakat," tutup dia.
Bachrun Naim Otak Pelaku Bom Thamrin Ingin Bentuk Katibah Nusantara
Foto: Ari Saputra |
Jakarta - Polisi menyebut Bachrun Naim sebagai orang di balik serangan bom Thamrin, Jakarta. Pria yang pernah divonis dua tahun bui karena memiliki amunisi ilegal ini, disebut ingin membentuk Katibah Nusantara yang juga merupakan bagian dari ISIS.
"ISIS Asia Tenggara ada Bachrun Naim yang ingin mendirikan katibah Nusantara," jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
"Dia ingin dijadikan leader di kelompok ISIS Asia Tenggara," tambah Tito.
Bachrun bersaing dengan kelompok dari Filipina Selatan yang sudah mendeklarasikan lebih dahulu sebagai ISIS.
Beberapa waktu lalu, peneliti dari National University of Singapore, Prof Dr Bilveer Singh dalam peluncuran buku 'Radikalisme dan Gerakan Islam non Mainstream dan Kebangkitan Islam Politik di Indonesia' di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu (16/12), mengungkapkan munculnya islam radikal dengan nama Katibah Nusantara.
Katibah Nusantara merupakan kaki tangan ISIS. Kelompok ini juga dikepalai oleh orang Indonesia.
Menurutnya kelompok Katibah Nusantara ini juga sudah mengirimkan banyak anggotanya untuk berperang di negara-negara konflik seperti Afghanistan dan di Timur Tengah.
Dalam bukunya tersebut, Bilveer membahas tentang kelompok Islam Non Mainstream. Dia mencontohkan kasus Islam Uighur dari Xinjiang, Cina yang merupakan salah satu bentuk dari ancaman Islam Non Mainstream.
"Kebijakan pemerintah Cina menekan kelompok ini mengakibatkan kelompok Muslim Uighur merasa dikorbankan oleh pemerintah Cina. Hal ini mendorong mereka untuk membangun negara Islam," katanya.(Sumber: Detik.com)
"ISIS Asia Tenggara ada Bachrun Naim yang ingin mendirikan katibah Nusantara," jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
"Dia ingin dijadikan leader di kelompok ISIS Asia Tenggara," tambah Tito.
Bachrun bersaing dengan kelompok dari Filipina Selatan yang sudah mendeklarasikan lebih dahulu sebagai ISIS.
Beberapa waktu lalu, peneliti dari National University of Singapore, Prof Dr Bilveer Singh dalam peluncuran buku 'Radikalisme dan Gerakan Islam non Mainstream dan Kebangkitan Islam Politik di Indonesia' di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu (16/12), mengungkapkan munculnya islam radikal dengan nama Katibah Nusantara.
Katibah Nusantara merupakan kaki tangan ISIS. Kelompok ini juga dikepalai oleh orang Indonesia.
Menurutnya kelompok Katibah Nusantara ini juga sudah mengirimkan banyak anggotanya untuk berperang di negara-negara konflik seperti Afghanistan dan di Timur Tengah.
Dalam bukunya tersebut, Bilveer membahas tentang kelompok Islam Non Mainstream. Dia mencontohkan kasus Islam Uighur dari Xinjiang, Cina yang merupakan salah satu bentuk dari ancaman Islam Non Mainstream.
"Kebijakan pemerintah Cina menekan kelompok ini mengakibatkan kelompok Muslim Uighur merasa dikorbankan oleh pemerintah Cina. Hal ini mendorong mereka untuk membangun negara Islam," katanya.(Sumber: Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar